Yang Setia Berkarya

Zaman yang sebagian umatnya tergolong materialistis ini, masih memiliki orang-orang yang tulus membantu sesama. Saya beruntung bisa bertemu beberapa dari mereka dan bisa menuliskan kisah tentang mereka di blog ini.

Satu lagi yang pernah saya temui adalah para pengasuh panti asuhan Setia Karya. Mereka adalah beberapa dari 12 bersaudara, anak pendiri panti itu. Rata-rata mereka masih tinggal di sekitar panti. Panti asuhan Setia Karya lebih berupa kompleks. Anak-anak dan para pengasuh tinggal di 3 bangunan terpisah yang berlantai dua.

Dapur “umum” terletak di lantai bawah salah satu bangunan. Dipakai untuk memasak sehari-hari pengurus panti dengan dibantu anak-anak asuhnya. Di dinding luar dapur tertempel secarik kertas berisi daftar nama mereka yang bertugas setiap hari.


Kalau malam, pintu ini dikunci, anak-anak panti tak dibolehkan berkeliaran di luar
Sebelah kiri: pintu masuk dapur umum
76 anak? Wow ...
Kegiatan di dapur umum
Menurut penuturan seorang tetangga panti, panti asuhan itu didirikan oleh seorang muallaf keturunan Tionghoa. Panti yang berdiri pada tahun 1976 itu menampung 76 anak asuh beragam usia, mulai dari usia 5 tahun hingga usia SMA. Mereka menggantungkan hidupnya di situ. Yang sudah bisa mandiri tak melupakan “rumah” mereka, sesekali masih datang menjenguk adik-adiknya.

Karena wasiat sang ayah, agar panti tetap diurus walau ia sudah tak ada, keduabelas bersaudara itu berusaha terus mengayomi anak-anak panti asuhan Setia Karya. Dapur umum menjadi salah satu cara mereka untuk bertahan, dengan membuat kue-kue dan menitipkannya di toko/warung sekitar panti. Mereka pun menerima pesanan kue, seperti bolu gulung dan aneka cake.

Saya salut pada para pengurus yang ramah-ramah itu. Tak terlihat beban di wajah dan bahasa tubuh mereka padahal mengurusi 76 anak tentu tak mudah.

Makassar, 5 Maret 2014

 Panti Asuhan Setia Karya
Jl. Manurukki Raya No. 29 A

Telepon: 0411 - 868077


Share :

14 Komentar di "Yang Setia Berkarya"

  1. moga anak2 bisa selalu bahagia ya mbak

    ReplyDelete
  2. Melihat tata letak ruangannya, seperti dengan pesantren saya.. :)

    ReplyDelete
  3. Suka dg panti yang mandiri, punya usaha, jadi tidak memanfatkan anak2 yatim piatu spt yg di TV itu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mak .... jadi mereka punya cara untuk bertahan hidup

      Delete
  4. mudah2an kita juga bisa meniru semangat mereka berkarya dalam ketulusan ya mbak...

    ReplyDelete
  5. Saya jadi terinspirasi buat nulis profile panti asuhan yang biasanya saya pergi kesana, Mbak..
    Karena sepengetahuan saya juga di Bali ada bebearapa teman yang peduli dengan anak yatim tapi tiadk tahu harus kemana.

    ReplyDelete
  6. subhanallah.... semoga menjadi inspirasi banyak orang mbak, semangat pengurus pantinya keren... selain mendidik 76 anak itu sungguh bukan hal mudah (saya 2 anak saja udah ngos-ngosan)... juga mandiri dalam menghidupi panti dgn usaha dapur umumnya...

    semoga banyak pihak tergugah dan membantu sesuai kebutuhan panti.
    http://mugniarm.blogspot.com/logout?d=http://www.blogger.com/logout-redirect.g?blogID%3D8842159002921197919%26postID%3D5714346985024170915
    menebarkan kebaikan dengan tulisan, semoga banyak yg ikut terciprat pahalanya :) aamiiin

    ReplyDelete
  7. Bagus kalau panti ini mandiri, tidak terlalu mengharap donatur. Beberapa kali telah terjadi kasus, pemilik panti justru memanfaatkan label "panti" untuk mengeruk keuntungan pribadi dari masyarakat luas. Salam kenal, Bu. Blognya bagus sekali. Saya baru belajar nih.

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^