Lelaki Patriotku

Anggrek Ayah
“Tolong siapkan Afyad ya Pa, Saya mau cuci piring dulu,” saya membagi tugas kepada suami. Kami berencana keluar untuk membeli beberapa barang keperluan rumahtangga. Cucian piring masih menumpuk, sebaiknya saya membereskannya dulu sebelum kami pergi.

Namun saya kaget mendapati sebagian besar peralatan makan sudah dicuci.  Hanya ada sedikit yang tersisa. Alhamdulillah, pekerjaan saya lebih ringan kali ini. Memang tadi saya berpapasan dengan Ayah saat menuju dapur. Saya pikir beliau baru habis makan siang.

Lelaki berusia hampir 74 tahun ini memang sesekali suka membantu mencuci piring. Beliau menguasai dan terbiasa melakukan banyak pekerjaan rumah. Mulai dari memasak, mencuci pakaian, menyapu, mengepel, mencuci piring, dan menjahit sendiri bajunya yang koyak.


Ayah bersama seorang keponakan (cucu dari kakak Ayah)
Kami tak punya asisten rumahtangga tapi Ayah tak pernah berlaku seenaknya sebagai seorang bapak. Sering kali saya harus memintanya memberikan pakaian kotor untuk dicuci bersama di mesin cuci. Bila tidak, ia mencuci sendiri pakaiannya padahal sudah berulang kali saya katakan padanya agar menyisihkan pakaian kotornya di suatu tempat, agar saya bisa mengambilnya di situ untuk dicuci di mesin cuci.

Ayah lahir pada tanggal 14 Juli 1940 di Sengkang, Kabupaten Wajo. Ayahnya bernama Paketjtja Ahmad, berasal dari Sengkang dan ibunya bernama Tanawali Dg. Sagala, berasal dari Soppeng. Ayah pendiam, introvert tetapi humoris. Walau tak banyak omong, ia suka sesekali menggoda anak dan cucunya.

Ayah masih mengendarai skuter ini
Sepanjang ingatan saya, Ayah memang tipe family man. Seorang sepupu pun mengatakan bahwa sering melihat Ayah mengurusi kami, anak-anaknya sewaktu masih kecil. Selama bersekolah, Ayah mengantar saya dan adik-adik dengan skuter hijaunya. Waktu saya duduk di bangku SMA, Ayah bekerja di dua tempat. Di apotek Rumah Sakit Hikmah dari pagi hingga siang hari untuk membiayai kami. Kemudian lanjut di Apotek Bogani setelah beristirahat siang, dari sore hingga pukul sepuluh malam.

Ayah sedang megurus tanamannya
Bila menginginkan jajan terang bulan (martabak manis) yang banyak dijual di malam hari, saya atau adik saya – Mirna sesekali menelepon Ayah di tempat kerjanya, minta dibelikan. Maka Ayah pun membawakan permintaan kami sepulang kerja. Tak pernah sekali pun ia melupakan apa yang kami pinta.

Saya bahkan suka menitip pembalut kepada Ayah kalau tiba-tiba saja si tamu bulanan bertandang. Ayah pun membelikannya. Ayah tak pernah sungkan membelikan barang khusus perempuan itu untuk anak gadisnya.

Ayah sedang mengecat
Kalau ada permainan kami yang rusak, Ayah terampil memperbaikinya. Ini berlanjut hingga sekarang, kalau ada permainan anak-anak saya yang rusak, segera ia perbaiki. Banyak mainan yang bertahan karenanya. Mungkin kalau saya, lebih memilih membuangnya saja karena tak bisa memperbaiki mainan rusak. Tetapi tidak dengan Ayah.

Pernah sebuah raket mainan jebol jaringnya. Nyaris saja saya membuangnya. Tiba-tiba saja raket itu bisa dimainkan lagi oleh anak-anak. Jaringnya diganti dengan plastik tebal. Plastik itu dulu merupakan taplak meja makan keluarga. Ayah memang kreatif, ada saja idenya untuk memperbaiki mainan rusak.

Bukan hanya piawai memperbaiki mainan rusak, Ayah bisa memperbaiki barang-barang lain. Payung-payung yang rusak diperbaikinya. Bila sandal atau sepatunya rusak, ia bisa memperbaikinya sendiri. Ia pun bisa mengganti sendiri kran air yang rusak.

Ayah bahkan bisa mengerjakan pekerjaan yang biasa dilakukan oleh tukang kayu! Ayah bisa membuat bangku-bangku kayu berbagai ukuran, rak-rak kayu, juga tangga kayu. Bila Kalian ke rumah dan melihat bangku-bangku kayu, itu hasil pekerjaan Ayah!

Sebagian tanaman Ayah
Urusan mencampur semen pun Ayah bisa. Sering kali ia memperbaiki lantai di pekarangan yang rusak dengan campuran semen. Begitu pun mengecat, Ayah pandai melakukannya. Sungguh beruntung Ibu bersuamikan Ayah.

Ayah orang yang cerdas. Tamat SMP ia merantau ke Ujungpandang (nama Makassar tempo dulu) untuk melanjutkan pendidikannya di SAA (Sekolah Asisten Apoteker), sebuah sekolah kejuruan setara SMA. Konon tak mudah lulus SAA.

Sebenarnya Ayah pernah dinyatakan lulus di Jurusan Farmasi FMIPA UNHAS. Tapi karena sadar orangtuanya tak bisa membiayai sementara tidak ada jadwal kuliah malam sedang ia harus tetap bekerja, Ayah tidak menerimanya.

Waktu saya masih kecil, sebelum kelahiran adik bungsu – Muhyi, Ayah kuliah di Fakultas Ekonomi UVRI (Universitas Veteran RI) hingga sarjana muda. Mungkin dari sinilah bekal ilmu ekonomi Ayah. Beliau piawai urusan pembukuan. Dulu, sewaktu Ibu masih bekerja sebagai tenaga administrasi di sebuah laboratorium kesehatan, Ayah yang membantu Ibu mengerjakan daftar isian pajak perusahaan. Sekarang pun, dalam organisasi di lingkungan kami, Ayah dipercaya sebagai bendahara.

Ayah sedang mengecat
“Bapak ta’ itu? Alhamdulillah masih sehat, ya?” beberapa teman yang baru berkunjung ke rumah mengatakan hal itu ketika melihat Ayah.

Alhamdulillah, walau potensial asam urat, kolesterol dan kadar gula darahnya naik, Ayah masih terlihat sehat. Ayah menjaga kesehatannya. Ia tak pernah makan dalam porsi banyak. Ia makan pada waktu-waktu yang teratur. Ia tak berpantang makanan tetapi ia tak pernah makan secara berlebihan. Akhir-akhir ini Ayah suka meminum air kayu seppang, kayu yang bila direbus airnya berwarna merah dan rasanya tawar. Jika hasil pemeriksaan sendiri di laboratorium menunjukkan ada yang tinggi, ia tahu obat apa yang harus dikonsumsi karena ia dulu bekerja di apotek.

Setiap hari ia mengurus tanaman yang ditanamnya sendiri. Tanaman-tanamannya kini tumbuh subur di pekarangan depan dan samping. Setiap shalat 5 waktu ia ikut shalat berjama’ah di masjid walau cuaca sedang hujan deras sekali pun. Sebuah payung selalu siap menemani langkah kakinya ke masjid. Kalau ada yang bocor di atap, Ayah lebih suka naik sendiri untuk memperbaikinya daripada memanggil orang membantunya.

Ayah sedang memilah-milah puing-puing bekas plafon.
Ada orang yang mengerjakannya tetapi Ayah menemani
selama pengerjaan itu.
Bila saya ada keperluan di luar rumah dan suami sedang tidak bisa menemani anak-anak, Ayah yang menjaga mereka. Beliau sungguh telaten. Beliau bisa meladeni kemanjaan anak-anak yang minta dibikinkan susu, minta jajan, atau minta ditemani bermain.

Masya Allah, saya bersyukur sekali masih diperkenankan berdekatan dengan Sang Patriot ini. Sesekali saya berusaha menebak, siapakah anak kesayangan Ayah? Tapi saya tak bisa menebak. Kata orang, dan memang begitu adanya, wajah saya mirip sekali dengan wajahnya. Kondisi yang dalam kepercayaan orang Bugis dianggapp membawa rezeki. Saya merasa bersyukur dan berharap ini modal menjadi kesayangannya. Tapi entahlah, ia tak pernah mengungkapkannya.

Setahu saya, adik laki-laki saya yang dulu langganan juara umum di sekolahnya, lulus membanggakan dari Informatika ITS, dan kini bekerja sebagai pegawai IT di sebuah pabrik pupuk bisa membuat kedua orangtua kami berbinar-binar bangga.

Entahlah dengan saya. Karena memilih dekat dengan anak-anak, saya tidak menjadi pegawai kantoran. Saya tak bisa membanggakannya dengan prestise karena tak bisa disebut-sebut di depan orang banyak. Kelihatannya ia mengerti karena tak pernah menuntut, tapi entahlah, saya tak tahu bagaimana sesunguhnya hatinya. Mudah-mudahan saja ia mengerti ini pilihan hidup saya yang berani saya pertanggungjawabkan di hadapan Allah kelak.
Ayah sedang berkegiatan

Sesekali saya berharap Ayah bangga melihat plakat juara 2 lomba resensi Indiva dan plakat Srikandi Blogger Favorit yang sekarang terpajang di ruang tengah kami. Atau ikut bangga pada hadiah-hadiah yang saya dapatkan dari lomba-lomba blog/menulis.

Saya hanya punya do’a-do’a khusus untuknya. Untuk dunia dan akhiratnya. Saya hanya berusaha meringankan kedua orangtua dengan tidak membebani mereka atas banyak hal yang lazim dilakukan anak-anak kepada orangtua mereka meski sudah dewasa.

Yah, minimal saya berusaha tidak menyusahkan Ayah dan berusaha menjadi anak yang baik. Insya Allah kelak, Ayah pasti akan melihat do’a-do’a yang saya panjatkan untuknya. Nanti, pada waktunya, Allah pasti membukakan hadiah-hadiah dari saya di keabadian. Hadiah-hadiah untuk lelaki patriotku.

Makassar, 30 Maret 2014



Share :

37 Komentar di "Lelaki Patriotku"

  1. Weeeh panjang juga ya artikelnya.. hehe

    ReplyDelete
  2. wah lama gak dolan sini.. makin kinclong aja warna cat rumahnya mbak.. Matur nuwun ya turut menyemarakkan. Salam hormat dan nitip ikum buat Sang Patriot yang hebat di sana

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mas Lozz, berubah begini tampilannya setelah sadar diri banyak yang tidak betah menatap model yang dulu karena pilihan warnanya :D

      Ikum juga mas Lozz makasih ya dah mampir :)

      Delete
    2. Waaa jangan dong. "ikum" itu artine cium tangan hormat kepada yang lebih tua.. masak bapak mau ikum saya? ayak-ayak wae mbak Niar iki hahaha

      Delete
    3. Ohahaha kirain ikum itu singkatan dari "assalamu alaikum" kan anak2 bilangnya "ikum" ... aya aya wae mas Lozz hahaha

      Delete
  3. Ayah memang selalu begitu ya mbak...tak bisa diam di usia yg senja...tp memang itulah yg bs membuat beliau tdk bosan dan segar...seperti bapak sy diusia beliau yg 80 than beliau msh sibuk menggarap sawah dan membantu Ibu berjualan di warung katanya buat hiburan...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waah barakallah Mak, semoga beliau senantiasa sehat ya :)

      Delete
  4. salut, sama kayak ayahku,. (eh ayahku dah nggak ada)
    Tapi memang ayah itu patriot!

    Usianya sudah senja sekali ya mbak, tapi difotonya beliau masih terampil, masya Allah.

    salam takzim ya mbak untuk lelaki patriotmu :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. ALhamdulillah Annur .. beliau masih suka beraktifitas :)

      Delete
  5. Alhamdulilah, Ayah masih kelihatan segar bugar dan rajin beraktivitas ya Niar :)

    Semoga Ayah selalu dikaruniakan kesehatan yang prima, aamiin....


    Salam

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah Bunda. Aamiin, smoga Bunda juga selalu sehat ya :)

      Delete
  6. Masyaallah Mbak, ayah udh sepuh tp masih sehat n semangat bgt ya. Salut deh.. Apalagi Msh teratur shlat di masjid keren!!! Moga2 bpk sehat trs ya mbak
    Sukses ngontesnya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin aamiin ya Rabb .. terima kasih mbak Muna :)

      Delete
  7. Masyaallah....kadang biarpun banyak penyakit,tp krna trus aktivitas penyakitnya tunduk...heheh jd keinget ayah sy juga ni (almarhum)..... Btw rumahnya asri bgt mbak.... :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayah saya orangnya pendiam mbak, gak pernah mengeluh. Mudah2an sehat2 terus ... :)

      Delete
  8. ayah mba seperti ayah saya dan juga bapak mertua saya..mereka patriot yang tak pernah mendapatkan piala penghargaan :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah ya mbak, mudah2an berkah Allah bagi mereka :)

      Delete
  9. Jadi ingat ayah saja, beliau juga gak pernah bisa diam dan terus melakukan apapun yang ada di sekelilingnya. Penuh cinta dan senang mengajak main para cucunya.
    Seneng sekali lihat ayah dengan pepohonan itu, rimbun dan terlihat asri.
    Salam santun buat ayahanda, mak Niar.

    Mari mampir di blog saya, yang sudah ganti header dgn bantuan tutorial mak Niar hehe ... sekalian saya mau ngucapin terimakasih banyak atas bantuannya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah, banyak orangtua dulu begitu ya Mak. Mudah2an kita kelak seperti mereka ya Mak :)

      Delete
  10. Aamiin, semoga ayah selalu dalam lindungan Allah SWT.
    Sukses untuk GA-nya, mak Niar :)

    ReplyDelete
  11. Bapak saya masih jauh lebih muda dari ayahnya mbak Niar. Bapak saya juga pekerja keras, kepalanya sakit kalau hanya berdiam diri saja. Jadi semua juga suka dilakukan sendiri walaupun anak laki-lakinya banyak.
    Semoga Allah SWT senantiasa melindungi mereka dan kita diberi kemampuan untuk membahagiakan mereka yaa, aamiin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah, mudah2an berkah Allah untuk mereka dan kelak kita seperti mereka ya pak Masdin :)

      Delete
  12. Saya paling suka liat bapaknya mak Niar waktu ngaji di ruang tengah itu :D
    Lalu sayang banget sama cucu-cucunya,,,senyumannya bikin ademmmm :D
    Wajahnya bercahaya banget :D

    ReplyDelete
  13. rupanya Ayahnya pernah kerja di apotik Bogani ya..apa apotik itu yang terletak di jalan monginsidi... ayah yang super sekali,,,serbabisa, mulai dari nyuci hingga nukang...hebat...jarang ada orang tua yang bisa demikian.... semoga Ayah mbak mugniar sehat bahagia selalu ya....
    selamat berlomba...semoga menjadi yang terbaik....Keep happy blogging always..salam :-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iye Pak. Untung sy ngeblog. Beberapa kali menuliskan ttg beliau membuat saya makin bersyukur bhw tak banyak yang seperti beliau :)

      Delete
  14. Ayahnya hebat... Mendetail & multi talenta. Juga mandiri & penuh kasih. Jadi ngefans nih ^_^. Semoga ayah diberi kesehatan yang baik, & doa/harapan Mak bisa membahagiakannya terkabul, amiin... *jadi inget bapakku. Semalam nelpon. bilang mengkhawatirkanku :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mak, beliau multi talenta. DI atas saya tidak tulis ya kalo beliau bisa menggambar :) Aamiin ...

      Waah kenapa itu ya Mak, sampe bilang demikian? :|

      Delete
  15. Ayahnya kreatif dan inapiratif. Dan, sifat itu temurun pada anak2nya ya, Mba.

    Jadi ingat, payung saya rusak. Tak bwa ke Makassar wae po?. Hahahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah Idah .... mari kirim sini, sekalian sama barang yang mau dikirim itu :P

      Delete
  16. ada saja yang selalu dikerjakan ayah ya mbak

    ReplyDelete
  17. Banyak yang mejadikan ayah menjadi tema tulisan ttg patriot ini ya mbak, memang ayah patriot yang paling dekat dalam sentuhan dan hati kita, saya jg menulis ttg ayah di syukuran ini.
    Pertama kali komn di blognya srikandi favorit emak blogger ni mbak, semoga tertular pandainya, shalihatnya, segala-galanya yg baik.
    Salam dari Bogor ya mbak :)

    ReplyDelete
  18. Mbak Mugniar, terima kasih atas partisipasinya :) Hormat saya untuk Bapak.

    ReplyDelete
  19. makasih gan infonya dan semoga bermanfaat

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^