Hati-Hati dengan Dunia Malam, Anak Muda

Pengaruh minuman keras membuatnya terkapar di tepi jalan
Menjelang subuh, di suatu hari menjelang pertengahan Desember 2012, seorang pemuda didapati sedang terbaring di sebuah persimpangan gang di depan masjid, dekat sekali dengan rumah kami. Telepon genggamnya ditemukan oleh seorang tetangga berada tak jauh dari tempatnya berbaring.

Pemuda ini konon pada malam sebelumnya, minum bersama temannya. Dan tahu-tahu ia terbangun pagi hari itu di tepi jalan. Kawan minumnya sudah pergi, entah ke mana. Uangnya sudah tak ada di dalam dompet. Untungnya ia tinggal di rumah kos yang tak jauh dari tempatnya terbaring. Karena belum memiliki kekuatan, ia menelepon teman-temannya untuk menjemputnya.


Tak lama kemudian tiga orang pemudi datang menjemputnya. Pemudi? Hm ... mungkin saja ia tinggal di kos-kosan campur. Di sekitar rumah kami memang banyak rumah kos bertebaran. Kos-kosan campur, laki-laki dan perempuan. Saya pernah mendengar cerita di sebuah rumah kos ada “kondom bekas terbang” dari lantai dua ke pekarangan.

Dunia malam di sekitar kami memang sudah mulai mengerikan. Kalau korban bernasib seperti pemuda di atas, masih mendingan. Beberapa orang menginformasikan kepada saya tentang kawasan yang dipakai ngumpul ABG pekerja seks di sekitar kanal Rappocini[i]. Seorang gadis – kenalan kami yang karena ada keperluan mendadak harus mengendarai sepeda motornya menjelang subuh nyaris dirampok di kanal.

Pernikahan terpaksa di usia yang amat dini sering terjadi di daerah ini. Saat jam menunjukkan waktu lewat tengah malam, saya beberapa kali mendengar suara canda pemudi terselip di antara beberapa pemuda. Perkelahian pemuda antar gang sering terjadi. Mudah-mudahan sekarang tidak lagi karena sudah setahun ini di pekarangan masjid dekat rumah, dijadikan tempat latihan silat anak-anak muda sekitar di malam hari sampai menjelang subuh.
Pemuda itu terkapar di dekat tiang listrik itu
Daeng Sia, seorang kenalan keluarga kami pernah menceritakan dua kisah tragis dari dunia malam Rappocini. Bertahun-tahun yang lalu keponakannya – seorang pemuda awal dua puluhan yang berdomisili di Banta-Bantaeng, tak jauh dari Rappocini tiba-tiba menghilang. Berminggu-minggu anak muda itu dicari. Saat ditemukan sudah dalam keadaan tak bernyawa, jauh dari rumahnya. Sepeda motor yang biasa dikendarainya raib.

Tak kalah tragisnya kisah seorang pemuda, mahasiswa UNHAS yang sedang mempersiapkan skripsinya. Ia terbaring bersimbah darah di jalan Cilalallang – masih di kawasan Rappocini, tak jauh dari kediamannya. Orang-orang yang hendak shalat subuh di masjid ragu-ragu[ii] melihat pemuda yang sedang kritis itu. Ayah sang pemuda melewatinya, tak sadar pemuda yang tengah terkapar itu anaknya.

Usai shalat subuh baru orang-orang sadar siapa pemuda itu. Ayahnya pun akhirnya tahu anaknya telah menjadi korban penikaman. Sayangnya, nyawa sang pemuda tak tertolong lagi. Konon pemuda itu korban perampokan. Ada kecurigaan ia telah diintai sekelompok orang yang tahu ia memang sering melalui jalan itu dengan membawa laptop di atas sepeda motornya. Ia bukanlah pemuda yang suka begadang percuma. Laptop yang dibawanya itu untuk mengerjakan tugas-tugas kampus yang membuatnya “terpaksa” pulang lewat tengah malam.

Na’udzu billah. Dunia malam itu amat kejam anak muda, siapa pun bisa menjadi korban. Berhati-hatilah menjaga tubuh dan harga diri kalian. Ingat masa depan dan orangtua kalian. Jalan yang harus dilalui masih amat panjang. Hati-hati!

Makassar, 20 Maret 2013

Silakan disimak:








[i] Saya tinggal di jalan Rappocini Raya, kelurahan Rappocini, kecamatan Rappocini. Sebuah kawasan yang terletak di tengah kota Makassar tetapi lingkungannya masih “setengah kampung”.
[ii] Sering kejadian seperti ini membuat warga ragu-ragu, jangan-jangan berurusan dengan orang-orang yang terkapar di tepi jalan membuat mereka terjerat masalah besar. Ini karena banyaknya kejadian yang tak diinginkan terjadi di kawasan ini.


Share :

54 Komentar di "Hati-Hati dengan Dunia Malam, Anak Muda"

  1. Innalillahi semoga anak-anak kita bisa dijaga ya mbak

    ReplyDelete
  2. Dunia malam penuh dengan bahaya, butuh extra hati-hati jika harus berada diluar saat malam hari.

    #apa kabar MBak? Maaf, kelamaan blm bs BW:)

    ReplyDelete
    Replies
    1. banyak bahaya mbak. ALhamdulillah .... sedang pemulihan :)
      Maaf juga saya baru BW ke blog mbak Rie

      Delete
  3. ya Rabbi.. zaman sekarang sudah begini. bagaimana zaman anakku nanti ya #berkerut

    ReplyDelete
  4. Ya Allah , istighfar. astaghfirullah. naudzubillah campur?
    kos2an spti itu apa tidak dilaporkan aja bun?
    laporkan pada pada lurah atw apa yah. krna bagaimanapun jga percampuran itu dilarang sangt. pesantren aja misah2 ini kok. hadeh.

    Klo ornag mabok bgtu sih udah gak kaget, dlu saya srng melihatnya. Bahkan ada kejadian yang membuat menangis karena rasa kesal itu. miris. (gak bisa cerita, trauma)

    makannya UUD MIRAS itu gak ada manfaatnya, buktinya yg miras gak dipenjara. hemm..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yah begitulah dunia. Mau melapor? Waduh bisa2 saya yang bonyok diserang tetangga :D

      Delete
  5. zaman sekarang adalah zaman yang mana jauh dari Nabi Muhammad SAW.

    ReplyDelete
  6. kawasan ini dekat dengan tempat tinggal saya, bahkan saya sering melewati lorong-lorong beserta jalan tepian kanalnya disaat malam hari,
    memang ada rasa was-was juga saat melewatinya, namun saat kita berserah diri kepada-NYA maka kuatlah batin ini untuk melewatinya,
    namun memang dizaman ini..dalam dunia malam sebaik mungkin usahakan hindari tempat rawan kriminal karena bahaya mengancam entah kapan kita sendiri takkan pernah tahu ..salam

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aduh, kalau malam hari mending lewat jalan besar saja Pak, lewat jalan Veteran. Kalau memang terpaksa sekali lewat kanal baru deh lewat kanal, sambil banyak2 dzikir

      Delete
  7. Betul mbak, hati-hatilah menjaga diri... Dunia semakin gila

    ReplyDelete
  8. Astagfirllah...Dewi sebagai anak remaja juga harus hati 2 ya ... :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Apalagi remaja perempuan, harus ekstra hati2

      Delete
  9. Wah, ini sudah mengarah pada hal yang serius, kalau ingin mencari selamat sendiri-sendiri mungkin bisa dengan menghindari rawannya dunia malam. Akan tetapi tidak akan menyelesaikan tingkat penyimpangan sosial didaerah ini, malah bisa-bisa makin lama makin terpuruk daerah ini.

    Kalau melihat gambar, memang daerah ini di kota besar, namun saya yakin kultur sosialnya masih seperti umumnya masyarakat kita, yang suka atau pura-pura suka dengan gotongroyong, kerukunan, peduli lingkungan dll. Jadi peran RT, Lurah, Pemuka Masyarakat/Pemuka Agama atau orang berpengaruh masih bisa BERJALAN..

    Berikan print-out artikel ini pada salah satu tokoh di atas, saya yakin kalau ada respons pastilah akan mencari tanda tangan masyarakat untuk mendukung keresahan warga. Tapi kalu Pemuka Masyarakat / Pemuka Agama tak peduli barulah kita geleng-geleng kepala.

    Ini hanya saran loh mbak, daripada hanya meratapi keadaan, tapi jangan dipikir serius....... hhe
    Senyum aaaaaahhhhhhh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mungkin saya yang tidak terlalu tahu bagaimana tindakan "pemuka masyarakat" di sini karena saya ini tipe ibu rumahtangga yang sehari2nya disibukkan dengan urusan rumah dan anak2, jarang sekali keluar rumah. Apa yang saya tulis ini hanyalah apa yang saya tahu dari cerita orang2.

      Yang saya hanya tahu kegiatan macam pengajian itu rutin, itu salah satu pencegahan saya kira. Lalu ada TPA yang berusaha membina anak2 mulai balita sampai usia SD. Juga ada latihan silat yang tiap minggu dilaksanakan meski saat hujan, atau saat pelatihnya ada waktu. Kalau para pemuka tidak peduli sama sekali, tidak begitu juga sih. Sekali lagi, saya ini amat terbatas dan hanya menuliskan apa yang saya tahu/dengar supaya teman2 sekitar saya lebih hati2 dengan dunia malam. Lebih hati2 menjaga diri karena apapun yang dilaksanakan (tindakan pencegahan) di luar sana, kalau diri sendiri tak menjaga dirinya sebaik mungkin ya percuma saja. Ini hanyalah suara hati seorang ibu rumahtangga biasa yang sedang mencoba memproyeksikan kehidupan sekarang ini, mengingat punya anak tiga yang harus dibina.

      Terimakaasiiiih sudah berkunjung dan membaca dengan seksama :)

      Delete
  10. ya ampun ternyata makassar tak kalah mengerikan dibandingjakarta ya niar....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makassar sudah jadi metropolitan kak Evi. Sudah mulai macet di mana2, tidak seperti 20 tahun yang lalu. Masih banyak perantau dari Indonesia timur atau dari pedalaman Sulawesi, malah dari Kalimantan dan Jawa juga Madura yang mencari nafkah ke sini.
      Mengerikan kalau tak hati2

      Delete
  11. naudzulbillah..

    ini kompleksnya dekat akper banta bantaeng itu yah?
    jdi ingat, pernah sekali waktu sya ngantar kawan ambil formulir di akper pas diperempatan malah ketemu beberapa pemuda pada gelimpangan, beberapa masih sempoyongan sisanya suit2an dak jelas. sekali itu lewat dan langsung kapok. teman sy sampe mikir dua kali kembalikan formulir.


    mugi2 makin kesini, bisa makin lebih baik.
    amin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Akper Banta2Eng dengan Rappocini itu masih nyambung Aci, dekat sekali. Ambil formulirnya pagi hari? Atau malam? Di sini, nyaris di setiap gang ada kumpulan anak muda yang suka nongkrong, hati2 saja ...

      Delete
  12. apakah gue perlu kirim FPI ke situ bu? hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setahu saya FPI ada koq, dan mereka bertindak kalau mereka anggap sudah saatnya bertindak :)

      Delete
  13. suka miris dengan image makasar di mata orang luar
    efek pemberitaan di tipi setiap kali dengar kata makasar, yang pertama nyangkut di otak adalah tawuran...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Padahal di sini mirip saja dengan Jakarta mas Rawins. Makassar sudah mulai jadi mettropolitan. Apa kerawanan sosial yang mungkin terjadi di Jakarta, begitu pun di sini. Miris sekali kalo kota tercinta ini identik dengan kata "tawuran" .... tapi apa boleh buat ya, kenyataannya memang seperti itu

      Delete
  14. ya Allah...seram sekali mba, ah jadi sedih dg anak yg sedang nyusun skripsi itu :(...turut berbela sungkawa smg arwahnya diterima oleh Allah SWT

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kejadiannya sudah lama sekali. Mengingatnya untuk menuliskan ini saja, bagi saya seperti mengorek "luka" lama padahal saya hanya diceritakan kisah itu ... :|

      Delete
  15. Ya Allah serem ya mba.. dulu wktu di Makassar saya juga beberapa kali pulang malam karena harus siaran, mana jarak rumah ke studio jauh lagi, beruntung masih dilindungi oleh Allah

    ReplyDelete
    Replies
    1. ALhamdulillah ya mbak Rahmi. Dulu di mana tinggalnya? Apa di sekitar Tamalanrea?

      Delete
    2. iya mba, di Telkomas, tetanggaan kita kan yaaa hehehe

      Delete
    3. Jauuuh mbak Rahmi. Mbak Rahmi tetanggaan sama Marisa (risablogedia.blogspot.com), Marisa tinggalnya di Telkomas juga. Kalo Rappocini, dari Telkomas itu masih ke sananya mal Panakukang (ke arah barat). Dekat Jl. Veteran mbak, tepatnya memotong jalan Veteran Selatan dan jalan Pettarani :)

      Delete
  16. dunia itu tidak pernah kejam mba, tapi manusia itulah yang kejam terhadap dunia :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Namanya juga kiasan, dalam bahasa tulisan mas. Yang membacanya kan mengerti :)

      Delete
  17. Semoga kita senantiasa dilindungi Allah ya mbaaaak..
    Serem bacanyaaa

    ReplyDelete
  18. naudzubillahmindzalik mbak, semoga kita di jauhkan dari hal yang demikian,,

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin. Semoga kita dan keturunan kita dijauhkan dari hal2 serupa ini

      Delete
  19. Sama aja Mbak, lingkungan rumah saya dulu juga begitu, melihat orang mabuk lalu malamnya teriak-teriak sendiri ditengah jalan sambil gebuk-gebukin rumah tetangga itu sudah jadi pemandangan setiap seminggu 3 kali.
    begitu pula melihat polisi kejar-kejaran sama anak-anak mabuk juga sering kami lihat, tapi sekarang sudah gak lagi, sudah banyak yg pada tua kali, malu sama anak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Syukurlah kalo sekarang tidak begitu lagi mbak. Ih, dulu serem yaa

      Delete
  20. blogwalking..
    blog dan tutornya sangat menarik..
    eh ditunggu ya folbacknya :)

    SitusTopInfo

    ReplyDelete
  21. semua tergantung pribadi individu, jika lemah pemikiran akan mudah terjerumus di gemerlapnya kehidupan malam. dan bila cerdas memikirkan masa depan, walaupun bekerja di kehidupan malam.. krn tidak semua pekerjaan yang terjadi di kehidupan saat malam hari itu, penuh dengan tindakan kriminal ataupun negatif

    ReplyDelete
  22. Astaghfirullah...
    Kalau membaca berita semacam ini, yang ingin dilakukan adalah memeluk anak-anak.

    Apa kabar mbak Niar... saya lama ya nggak kemari... :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mengerikan ya mbak Niken?
      Alhamdulillah baikan, mbak :)
      Makasih ya dah mampir

      Delete
  23. Ya Allah, Kak...
    Semoga kita semua selalu diberi perlidungan Allah Swt...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin. Hati2 kalau jalan malam ya Mirna :)

      Delete
  24. Naudzu billah....
    Mudah-mudahan para pelakunya dapat segera diamankan oleh pihak yang berwajib biar tidak memakan korban jiwa lagi. Amin.

    ReplyDelete
  25. naudzubillahi min dzalik. Semoga kita semua beserta keluarga dijauhkan dr hal2 spt itu ya mbak

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^