Kapan Pulang?


Saya masih ingat waktu masih kecil, bila ada tamu yang datang dan menginap di rumah kami sepertinya wajar saja untuk mencari tahu kapan sang tamu akan pulang. Sesekali, saya pun mendengar orangtua bertanya kepada tamu tersebut, “Kapan pulang?”

Saat masih duduk di kelas 1 SMP, pada suatu hari di tengah sebuah les yang sedang berlangsung, saya mendengar istri pemilik rumah bertanya kepada tamunya yang baru datang, “Kapan pulang?” kontan beberapa kawan yang juga duduk di bangku SMP tertawa. “Masak orang baru datang ditanya kapan pulang?” kata mereka.

                                                                                           
Lama-kelamaan saya menyadari, pertanyaan seperti itu sebenarnya kurang sopan ditanyakan kepada tamu.

Saat ini Athifah yang senang menyelidiki segala sesuatunya, suka menanyakan kepada tamu yang menginap di rumah kami: “Kapan pulang?” Walau saya sering memperingatinya untuk tidak menanyakan pertanyaan itu kepada tamu yang datang, tetap saja itu ditanyakannya.

Kepada neneknya (ibu mertua saya) yang datang dari Pare-Pare, beberapa kali ia tanyakan, “Nenek, kapan pulang?” Saya memintanya untuk tidak menanyakan hal itu lagi. Seperti biasa, nona mungil ini bertanya balik, “Kenapa?”

“Athifah maunya Nenek lama-lama di sini atau maunya Nenek cepat pulang ke Pare-Pare? Mama kira Athifah mau Nenek berlama-lama di sini kan?”
“Iya.”
“Kalau Athifah suka bertanya ‘kapan pulang’ ke Nenek, itu berarti Athifah mau Nenek cepat pulang. Tidak baik menanyakan hal itu kepada tamu. Tidak sopan.”
Athifah mengangguk.

Percakapan itu menjadi mentah keesokan harinya saat ia bertanya kepada neneknya, “Nenek, sebenarnya Nenek pulang kapan?”
“Hari Jum’at,” Nenek menjawab keceriwisan cucunya dengan ringan.

Saya yang berada tak jauh dari mereka hanya bisa tertawa kecut. Kepada ibu mertua saya katakan, “Padahal sudah Saya bilang ke Athifah Ma, kalau tak sopan menanyakan hal itu kepada tamu.” Ibu mertua tertawa. Beliau menceritakan tentang seorang kerabatnya dari kampung – sebut saja A yang berkunjung ke rumah seorang kerabat di Jakarta – sebut saja B.

Kepada B yang baru datang, A bertanya, “Kapan pulang?”
“Besok,” tandas B.
Tanpa basa-basi lagi, B langsung mengemas kopernya dan pulang keesokan harinya.

Waah rupanya memang ada orang yang tersinggung dengan pertanyaan itu ya?

Kemarin, kakak dari ayah saya yang berdomisili di Soppeng, sebuah kota sejuk yang berjarak 180 kilometer dari Makassar, menginap di rumah. Di Makassar beliau tinggal di rumah anak-anaknya. Biasanya bila hendak pulang ke Soppeng, beliau menginap dulu di rumah barang 1 atau 2 hari.

Dasar Athifah, naluri menyelidikinya sedemikian kuatnya. Ia masih saja menanyakan pertanyaan “kapan pulang” kepada neneknya. Saya mendengarnya menyambut Affiq yang baru pulang sekolah di pintu dengan ucapan, “Affiq, ada nenek Sia. Nenek Sia mau pulang ke Soppeng hari Kamis!”

Athifah ... Athifah ....

Makassar, 26 November 2012

Silakan juga dibaca:

Hal yang Tak Dapat Ditolak        

Share :

20 Komentar di "Kapan Pulang?"

  1. Athifah... Athifah...
    Hehehe...
    Namax jg anak2 kak

    ReplyDelete
  2. hooo~
    jd bertanya pd diri sendiri, kpn aku bisa pulaaaaang hiks ^^

    ReplyDelete
  3. anak-anak memang masih lugu ... :D

    ReplyDelete
  4. Replies
    1. Iya mbak padahal sudah jauh2 datang dari Sulawesi :D

      Delete
  5. Kalau ditanya begitu ketika bertamu kesannya memang nggak sopan ya mbak. Tapi tergantung orangnya ĵµƍα sih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya sih mbak, tergantung penerimaan masing2 orang :)

      Delete
  6. wah bener nih mbak mugni, wah aku juga serng gitu, Tapi tanpa tersadari hihi.. padahal kadang nanya baik2. cuma sih emang alhamdulillah belum pernah ada yg tersinggung.

    cuma klo kayak orang yg tersinggungan emang susah. Eh Athifah kamu lucu dan menggemaskan ini anak pintarnya yah mb.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Syukurlah gak ada yang tersinggung ya Annur :D
      Athifah itu tipe penyelidik :D

      Delete
  7. masih anak2 tapi udah kritis ya mbak... hehehee

    ReplyDelete
  8. Iya, rasanya gimana gitu kalo pertanyaan itu disampaikan kepada tamu; tapi kalo yang nanya anak kecil, sy pikir tamunya paham; atau pertanyaan itu penting agar kita bisa menyiapkan oleh-olehnya, terutama kepada yang sudah akrab dengan kita.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Memang tamunya paham mas. Tapi saya mau mengajarkan anak saya sedini mungkin akan hal2 yang tak boleh seenaknya ditanyakan ini :D

      Delete
  9. wah, kadang-kadang anak kecil memang rasa ingin tahunya sangat besar. Tapi karena saya orang jawa, pertanyaan itu kurang sopan bila dilontarkan kepada tamu.

    folbek blog saya ya mb,masih baru nich
    mkasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, anak2 memang begitu... :D

      Ok, DONE folbek yah :)

      Delete
  10. pertanyaan sederhana tapi selalu berefek dalem buatku
    apalagi kalo anak-anak yang nanya lewat telpon...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Itu tandanya anak2 sayang dan kangen banget sama mas Rawins. Makasnya dalam ya rasanya. Kasihan lho orang2 yang gak dikangeni anak2nya.

      Delete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^