Sudah Tak Ada di Dunia

Suatu hari Athifah bertanya, "Mama, kalau Saya sudah seumur Mama, Mama sudah tua?"
Mama menjawab, "Iya."
"Kalau Mama sudah tua, oma sudah mati?"

Mama gelagapan. Kalau yang ditanya mengenai kematian dirinya sih no problem, mama bakal menjawabnya dengan senang hati. Tapi kalau yang ditanya tentang kematian oma? Haduh ... takutnya oma tidak berkenan. Soalnya orang-orang tua dulu, menganggap pembicaraan yang seperti ini pamali, meski yang menanyakannya anak-anak. Anak-anak biasanya diberi peringatan: 'tidak boleh'. Lah kalau oma mendengarnya dan marah, bagaimana?


Mama berusaha menjawab, "Eung ... tidak tahu ya Nak. Tapi tak baik bicara begini ya? Jangan lagi tanya seperti ini. Nanti Oma tidak suka ditanya begini."
Athifah mengiyakan. 
Tetapi tetap saja, namanya juga anak-anak. Dia masih bertanya akan hal ini kepada mama.


Suatu hari terjadi percakapan antara Athifah dan oma.
Oma berkata, "Oma capek bersih-bersih rumah. Kalau Athifah sudah besar, nanti Athifah yang membersihkan ya?"
Athifah balik bertanya, "Kapan itu? Nanti, kalau Oma sudah tidak ada di dunia?"
Oma tertawa mendengarnya.

Ah, rupanya oma tak marah. 
Maka saat oma menceritakan percakapan itu kepada mama, mama juga menceritakan pertanyaan Athifah menyangkut kematian kepada oma.

Ato' yang mendengar percakapan antara oma dan mama, tertawa dan urun cerita. Rupanya ia pernah ditanya oleh cucu perempuannya juga: "Ato', kalau Saya sudah besar, ato' sudah mati?"

Makassar, 24 Mei 2012

Kematian adalah misteri besar baginya yang perlu diungkap ...





Share :

16 Komentar di "Sudah Tak Ada di Dunia"

  1. Pertanyaan lugu dan sederhana dari anak-anak yang kritis ya MBak. Ibu saya juga suka tertawa jika ada cucunya yang bertanya: kenapa sih Embah kok jalannya bungkuk?

    ReplyDelete
  2. Waduuuuh. Athifah mulai ngeri niiih pertanyaannya. :|

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehehe ... biasa, menguji nalarnya dan nalar orangtuanya :D

      Delete
  3. Athifah kepo banget sih, wkwkwk...
    Kalau aku lebih suka interviu nenek tentang cerita cinta masa remajanya dibanding kematian hihihi xD

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mungkin kelak seumur Una, itu yang dia tanyakan Na :D

      Delete
  4. kematian bukanlah hal yang harus ditakuti, malah itu adalah hal yang harus diungkap..agar semua orang sadar bahwa semua orang pasti mati, cepat atau lambat, tak dapat dipercepat dan tak dapat diperlambat..hanya cara penyampaian kepada anak..mungkin berbeda dengan penyampaian kepada orang yang lebih tua...salam :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar, dan tugas orangtua bisa memahamkan anaknya :)

      Delete
  5. ciri khas anak-anak memang selalu ingin tahu tentang banyak hal ya mbak, termasuk tentang kematian ini.

    tapi sebenarnya anak-anak yang selalu banyak bertanya adalah salah satu pertanda bahwa imajinasinya sedang berkembang dan sedang membayangkan suatu kejadian di masa depan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mami Zidane. Tentang hal2 misterius termasuk masa depan, sangat menarik minatnya untuk dipecahkan dari sekarang ^^

      Delete
  6. Iya ya Mbak, anak2 kalau bahas kematian dengan bahasa polosnya kadang orang sekitar yang mendengar suka 'berkernyit', padahalkan mereka penasaran ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak. Saya ingat masa kecil dulu. Terlalu banyak mitos dan pamali yang mengehentikan keingintahuan saya.

      Delete
  7. Athifah yang cerdas, polos dan ceplas ceplos. hehe. namanya juga anak2 ya Niar, apalagi anak-anak sekarang.... pinter2!

    ReplyDelete
  8. :D athifah denger dari siapa yak, pertanyaannya di ulang2 :)

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^