Senyum dan Kompromi yang Manis

Alhamdulillah, e-mail berisi permintaan berpartisipasi dalam Makassar International Writers Festival terkirim sudah ketika internet di tempat itu ngambek. Kecepatannya tiba-tiba turun saat saya hendak mengakses grup-grup menulis di facebook.

Saya melirik sekilas keluar melalui pintu kaca. Sudah gelap. Sepertinya sudah mau maghrib atau malah sudah maghrib. Tak lama kemudian suami saya masuk dari pintu itu sambil menenteng dua kantung plastik Carrefour. Daftar belanja bulanan kami mestinya sudah pindah ke dalam kantung-kantung kresek itu.

Suami yang berbelanja, istrinya sibuk internetan. Hm, bagi sebagian orang ini pastilah hal aneh. Saya mencoba menangkap reaksi orang-orang di sekitar saya. Rupanya salah seorang gadis manis berjilbab - kawan kami sedang tertegun menatap kedua belah tangan suami saya yang sedang digelayuti barang-barang belanjaan itu.

Entah mengapa saya punya firasat, setelah itu ia akan menatap saya. Maka seketika itu saya putuskan untuk menatap wajahnya terlebih dahulu sebelum dirinya sembari memasang senyum manis. Satu ... dua ... tiga, betul ... gadis itu kemudian mengalihkan tatapan tertegunnya kepada saya. Menyadari saya sedang menatapnya dan menghadiahinya sebentuk senyum nan manis, ia tak punya pilihan lain selain membalas tersenyum.

Dalam hati saya berbisik, “Insya Allah kelak jika menikah, dirimu akan mengerti Dik. Seperti inilah salah satu bentuk kompromi di antara suami istri. Ada saatnya yang berbelanja adalah sang suami seorang diri. Sementara sang istri sedang duduk manis di depan komputer, mengejar deadline pengiriman e-mail."

***

Sumber gambar: http://istockphoto.com
Di dalam bentuk relasi apapun kompromi merupakan keniscayaan. Tanpa terkecuali dalam hubungan suami-istri. Tanpa asisten rumahtangga, suami saya perlu membantu saya mencuci pakaian, mencuci piring, menyeterika pakaian, dan menyuapi anak-anak. Tetapi itu tak dilakukannya setiap hari. Saya beruntung bila ia membantu saya sekali dalam sepekan.

Nah, karena ia jauh lebih mobile daripada saya makanya ia yang sering ketiban tugas belanja. Untungnya ia bukan orang yang segan melakukan hal seperti membeli bawang, telur, mi instan, diapers, susu, hingga pembalut untuk perempuan sendirian.

Sore itu seusai bersibuk-sibuk dengan aneka kegiatan rumahan, saya dijemputnya agar bisa mengakses internet di tempatnya. Sebelumnya, saya meneleponnya, menceritakan tentang segmen “Peluncuran Buku” yang saya minati pada ajang internasional untuk penulis yang akan diselenggarakan pada bulan Juni nanti. Saya sudah menghubungi contact person-nya dan harus mengirim e-mail yang kebetulan tenggat waktunya pada hari itu.

Sebagai suami yang baik, ia menawarkan untuk menjemput saya, menggantikan ia menggunakan komputer itu. Dan selama saya berinternet ria, ia sendiri yang akan berbelanja di Carrefour yang letaknya bersebelahan dengan tempat itu. Tentu saja saya menyambutnya dengan sukacita terlebih karena komputer kami masih rusak. Toh sesekali saya pun butuh me time dan kompromi dengannya?

Makassar, 3 Mei 2012

Silakan dibaca juga:



Share :

56 Komentar di "Senyum dan Kompromi yang Manis"

  1. So sweet, euy! Jarang ada laki-laki yang mau begitu, setahu saya. Karena banyak teman laki-laki saya yang menganggap anti hal-hal 'domestik'. Padahal itu bisa membuat istri makin cinta pada suami.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul .. dirimu paham sekali. Insya Allah nanti dapat suami yang baik hati. Aamiin ^__^

      Delete
    2. Aduh Millati, kenapa saya susah sekali meninggalkan komentar di blognya yah? Loading pas mau berkomentar itu lamaa sekali dan habis itu hang. Saya mau ngisi buku tamu, rupanya tak ada. GImana dong?

      Delete
  2. what a sweet husband! amazing. tak banyak suami 'Indonesia' yang mau turun tangan langsung untuk urusan domestik atau berbau ranah 'istri' lho mba... beruntung suamiku juga termasuk ke dalam yang sedikit itu... mau berbagi tugas denganku tanpa harus gengsi atau malu. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, betul Saya sampai pernah bilang: "laki2 baik banyak, tapi yang mau membantu pekerjaan rumah tak banyak. Maka bagi perempuan lajang, berdo'alah supaya diberi suami yang mau meringankan beban pekerjaan rumahtangga." :D

      Delete
  3. beruntung juga sy punya suami yg mau berbagi tugas itu :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah ya mbak ... kasihan sekali istri yang suaminya tidak pernah membantunya ya ..

      Delete
    2. Alhamdulillah yah mbak :) Mudah2an anak2 lelaki kita pun begitu nanti :)

      Delete
  4. sama aku juga diundang tp jadi Volunters di acara Youth Indonesian Conference tp kaya aku kagak ambil undangan tsb soalnya kegiatan kerja + kuliah sangat padat & tidak memungkinan untuk mobile kesana kemari :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah hebat yah ....
      Sulit juga yah kalau sementara kuliah dan kerja, padahal acaranya bagus

      Delete
  5. suamiku juga kadang belanja ke supermarket sendiri mbak....selayaknya sebagai suami istri memang harus saling membantu...betul kan...?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul mbak. Sungguh kasihan istri yang tak mau dibantu oleh suaminya dengan alasan "bukan urusan lelaki". Kasihan ...

      Delete
    2. Padahal dalam rumah tangga menurutku semua tugas harus di bagi rata antara suami istri ya...

      Delete
    3. Kalo saya, tergantung kompromi sih mbak. Kayak saya ini yang punya 3 anak, tanpa asisten rumahtangga, mau tak mau bagian saya jauh lebih banyak daripada suami. Setiap hari cucian (baju dan piring) dan seterikaan menggunung. Nunggu suami, gak kelar2 deh :D
      Tapi saya nyantai aja. Kalo lagi bete, ya saya biarkan saja menumpuk. Habis kalo dipaksain bisa jadi gila hehehe

      Delete
  6. kompromi bakal nyelesaiin mslah "____"

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul betul betul :)
      Btw, gravatarnya lucu sekali ... ^__^

      Delete
  7. ahh yaa, bener mbak.. kompromi.. dhe juga dulu pas masih kecil sering liat abah bantu ibu cuci piring, atau kadang nyapu pagi.. mungkin itu bagian dari kompromi kali yaaa.. asal bisa saling mengerti dan paham tugas masing2, semua akan terlihat lebih indah, harmonis.. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul Dhe, pasti ibunya Dhenok jadi makin sayang sama bapaknya deh :)
      Anak2 yang melihatnya pun juga jadi makin sayang. benar kan?

      Delete
  8. Senyum dan Kompromi yang Manis, Keluarga menjdi harmonis :)
    Moga saya bisa meniru suami bunda :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin. Semoga menjadi yang terbaik buat pasangan Fajar kelak :)

      Delete
    2. Amien bunda :)
      Tetapi itu masih jauh bunda, masalah pasangan belum terpikirkan, nanti setelah s2 saja :D

      Saya Kuliah di ISID Gontor bunda, iya semacam semacam pengayaan lapangan bunda.

      Terima kasih atas informasinya, saya kemarin juga pernah dengar grup itu bunda dari seorang teman yg pernah memenangkan buku :)

      untuk google adsense gampang2 susah, karena ketika daftar dalam 2 hari sudah diterima. tetapi setelah itu ke banned pdhl nggak melakukan klik sendiri.. :(

      kalau bunda mau daftar langsung bisa kok, karena sekarang google adsense sudah support b. Indo :)
      ini linknya bunda :D
      https://www.google.com/adsense/?hl=in

      Delete
    3. Barakallah. Semoga ilmu Fajar berkah dunia-akhirat ya. Saya selalu senang membaca/mendengar ttg anak muda yang punya semangat menuntut ilmu tinggi. Soalnya ada juga anak muda yg tak berpikir sejauh itu padahal itu untuk kebutuhannya sendiri. Na'udzu billah, ini juga merupakan ketakutan saya dengan zaman yang semakin gila ini. Diamanahi 3 anak, betul2 menuntut tanggung jawab tinggi.

      Terimakasih infonya ya :)

      Delete
  9. Replies
    1. Kayak makan brownies ditemani teh manis :D

      Delete
  10. Hihihi semoga aku dapat suami yang pengertian juga, wkwkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga ... aamiin :D
      *Terutama pengertian sama hobi Una ngoleksi Shirley dkk dan bikin plush story :D*

      Delete
  11. suami aku baik mau juga belanja kebutuhan rumah tapi kalau urusan domestik aku nggak terlalu ngarepin deh he..he... nggak terbiasa dari kecil sih... tapi dia punya banyak kelebihan di bagian lain hi..hi.. muji suami sendiri boleh ya mbak :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sebuah keharusan muji suami sendiri mbak, supaya gak dipuji orang lain melebihi kita :D
      Alhamdulillah, kompromi selalu manis ya mbak. Meski tidak ikut di urusan domestik, suami kan rajin belanja :D

      Delete
  12. So sweet Mbak. Kerja sama yg baik antara nakhoda kapal dng kelasi membawa kapal ke seberang dng mulus :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amiin mbak Evi :D
      Ini juga kerjasama antar sopir dan navigator :D

      Delete
  13. Enak ya Mbak kalau dalam hubungan dengan orang lain kita bisa menerapkan kompromi :)

    ReplyDelete
  14. Alhamdulillah.. beruntungx kk punya suami yg bisa diajak kompromi. So sweet ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah ... :)
      Semua rumahtangga ada sweet dan not sweetnya. Tapi insya Allah bisa di-sweet-sweetkan terus :D

      Delete
  15. Minimal sebulan sekali saya juga belanja kebutuhan pokok sendiri, Mbak. Tentu saja, karena nda tega nyuruh Sabila yang belanja dan tentu saja juga, harus minta tolong pada siapa? lho kok, jadi curhat?. hehehe....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sekali2 curhat tak apa Abi Sabila hehehe.
      Mudah2an Sabila belajar banyak hal, termasuk dari kegiatan Abinya yang berbelanja bulanan :)
      Salam sama Sabila

      Delete
  16. suami yang pengertian kak...
    suami saya juga kadang belanja sendirian sementara saya masih dikantor...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Senang ya Atma bisa berbagi. Alhamdulillah ^__^

      Delete
  17. win win solution... nice story kk..
    Me time memang sangat penting... saya setuju dgn itu, untung suami saya juga pengertian, hehe :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waah pasti menyenangkan ya Idha, apalagi sekarang sedang berada di negeri orang :D

      Delete
  18. Bapak saya dari dulu gak masalh ke pasar untuk belanja juga MBak. Malah kalau di hitung mungkin yg lebih sering ke pasar malah bapak ketimbang ibu, karena wess...naik sepeda sampai deh di pasar. Dan Alhamdulillah, di keluarga saya meski cowok dah terbiasa TIDAK menganggap pekerjaan domestik itu sebagai dogma 'kerjaan'nya perempuan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Co cwiiiit :)
      Indahnya mengetahui ternyata banyak bapak di atas generasi kita yang mau berbagi dengan istrinya, mbak Ririe.

      Delete
  19. Tok...tok...tooookk ^^

    Aih, aihh....lama tak bersua kesini, aga kareba ?? :D
    Banyak cerita yg kulewatkan dih :)

    Ehm, senangnya punya suami yg pengertian ^^
    Memang rumah tangga sdh semestinya dibangun dgn kata "saling", ya termasuk saling membantu 1 sama lain.

    Wah moga2 sy jg dapat suami yg shaleh lagi bisa meringankan pekerjaan rumah tangga. Aamiin :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah, baik Nhis. Saya pun sudah lama tak blog Nhinis :D


      Aamiin. Semoga diijabah Allah SWT :)

      Delete
  20. suami istri emank hrs saling bahu membahu.., Rasulullah aja dlu biasa membantu istrix ko'.. *smile

    ReplyDelete
  21. suamiku mau kok mbak melakukan hal ini kita sama-sama saling membantu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah, senang mengetahui teman2 blogger saya saling berbagi dengan suaminya dalam hal yang satu itu :)

      Delete
  22. subhanallah, sungguh indah-nya keakraban dan saling pengertian yang terjalin, betapa banyak-nya lelaki yang merasa dirinya adalah lelaki yang harus dihormati, sehingga berbelanja-pun dia enggan, ...sungguh saya salut dengan semua itu ..salam :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah. Mudah2an kita' nanti menjadi suami yang baik yah :)

      Delete
  23. Kompromi :) 1 kata lagi buat bekal nikah y kak hehe, makasih :)

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^