Pergi Sebelum Datang


Kemarin (25 Mei) adalah jadwal periksa Mirna – adik saya di dokter kandungan. Betapa kagetnya ia saat dokter berkata detak jantung bayinya tidak ada. “Ini sudah lebih dari dua puluh empat jam,” kata dokter. Berulang kali ia bertanya, “Ibu tidak jatuh?” untuk memastikan. Berulang kali pula dijawab oleh Mirna, “Tidak, Dok!” Menurut dokter, berdasarkan hasil pemeriksaannya, kasus yang dialami Mirna biasanya karena ibunya jatuh atau sakit berat. Sementara kondisi kesehatan Mirna pun baik-baik saja.

Ia rela melepas janin yang sudah lima bulan dikandungnya namun tak urung, air matanya tumpah juga. Suaranya masih parau saat berbicara dengan saya di telepon. “Perutmu sakitkah?” tanya saya.
“Tidak,” jawabnya.
“Apa ji yang Kau rasa?”
“Tidak ada.”

Ia merasa badannya biasa-biasa saja seperti hari-hari sebelumnya. Perasaan yang normal dirasakan ibu hamil.

Ia memang tak merasakan suatu kelainan. Tanggal 24 sore, kami masih telepon-teleponan dan berbincang agak lama. Ia tak mengatakan hal yang mengkhawatirkan mengenai kandungannya. Begitu pun tanggal 25 pagi, kami masih berkirim SMS dan ia tak mengatakan apa-apa.


Sumber: http://alibastomi.blogspot.com
Sulung kami nyaris sebaya. Affiq lebih tua 11 bulan dari Ifa. Anak kedua kami lebih dekat lagi, hanya selisih 8 bulan. Athifah lebih tua daripada Faqih. Saat Afyad baru lahir, ia sementara hamil tetapi janin yang dikandungnya gugur di usia 2 bulan. Kini ia kembali mengalaminya.

Saya percaya, Mirna ikhlas. Meski titik-titik air mata tetap saja turun menyertai kepiluan hatinya. Pagi ini ia menjalani induksi, semoga berjalan lancar.

Mirna, suatu saat jika kau membaca ini. Saya ingin memberikan sesuatu yang mudah-mudahan bisa makin menghibur dan menguatkan hatimu. Saya mendapatkan hadits-hadits ini di buku Terjemah Riyadush Shalihin, oleh Imam Nawawi. Mudah-mudahan pula menjadi pengingat buat saya di saat menjumpai kesedihan.

Dari Abu Zaid Usamah bin Zaid bin Haritsah (dia adalah pelayan, kekasih, dan anak kekasih Rasulullah SAW), ia berkata: “Salah seorang putri Nabi SAW mengutus seseorang untuk memberitahu kepada beliau bahwa anaknya sedang sakratul maut, maka kami diminta untuuk datang, kemudian beliau hanya mengirimkan salam, seraya bersabda: “Sungguh menjadi hak Allah untuk mengambil dan memberi dan segala sesuatunya telah ditentukan di sisi Allah, maka hendaklah kamu sabar dan mohonlah pahala kepada Allah.” Kemudian orang itu disuruhnya kembali menghadap Nabi SAW, seraya meminta yang disertai dengan sumpah agar beliau berkenan hadir. Maka pergilah beliau beserta Sa’ad bin Ubadah, Mu’adz bin Jabal, Ubay bin Ka’ab, Zaid bin Tsabit, dan beberapa sahabat lain. Maka diberikan anak yang sakit itu kepada Rasulullah SAW dan didudukkan di pangkuan beliau, sedangkan nafasnya tersengal-sengal, maka meneteslah air mata beliau. Kemudian Sa’ad bertanya: “Wahai Rasulullah, mengapa engkau meneteskan air mata?” Beliau menjawab: “Tetesan air mata adalah rahmat yang dikaruniakan Allah Ta’ala ke dalam hati hamba-hamba-Nya.
Dalam riwayat lain disebutkan: “Ke dalam hati ha.”mba-hamba yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah menyayangi hamba-hamba-Nya yang mempunyai rasa sayang.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Hurairah ra., Rasulullah SAW bersabda: “Allah Ta’ala berfirman: “Tidak ada balasan kecuali surga bagi hamba-Ku yang mukmin, yang telah Aku ambil kembai kekasihnya dari ahli dunia, dan ia hanya mengharap pahala dari-Ku.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Abbu Sa’id dan Abu Hurairah ra., dari Nabi SAW, ia berkata: “Seorang muslim yang tertimpa kecelakaan, kemelaratan, kegundahan, kesedihan, kesakitan, maupun kedukacitaan, sampai yang tertusuk duri sekali pun niscaya Allah akan mengampuni dosanya sesuai apa yang menimpanya.
(HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Orang mukmin, baik laki-laki maupun perempuan, senantiasa mendapatkan cobaan, baik dirinya, anaknya maupun hartanya sehingga ia menghadap Allah Ta’ala tanpa membawa dosa.
(HR. Bukhari dan Muslim)

Barakallah Dik. Allah menyayangimu dan menghendakimu menjadi lebih baik. Mudah-mudahan ia memberimu kemudahan melalui proses induksi hari ini dan segera memulihkan kesehatanmu.

Makassar, 26 Mei 2012

Silakan dibaca juga:



Share :

22 Komentar di "Pergi Sebelum Datang"

  1. Ikut berduka cita untuk adiknya ya mbak ...
    Saya pernah mengalami hal yang sama, saat usia kandungan 7 bulan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oooh, inna lillah. Allah punya rencana yang lebih baik. Terimakasih mbak

      Delete
  2. bunda mirna... Saya yakin, ia adalah sosok wanita yg sangat mulia dan sabar, walaupun tak pernah bersua. Tp saya juga banyak bertemu dgn wanita2 tangguh seperti beliau, bahkan keluarga saya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Insya Allah. Oya, siapa yang mengalami Ci? Terimakasih ya Cici.

      Delete
  3. Innalillahi wainna ilaihi rajiun.....
    semoga Allah mellimpahkan kesabaran, ketabahan dan keikhlasan kepada Mirna dan keluarga dalam melepaskan kepergian calon buah hatinya ya mba...

    Allah Maha Mengetahui yang terbaik bagi hambaNya....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin. Terimakasih kak. Iya, Allah Maha Tahu apa yang terbaik bagi hamba-Nya

      Delete
  4. innalillahi wa inna ilaihi rajiun ...
    turut berduka kak
    salam buat k'mirna ya :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin. Terimakasih Icha. Insya Allah dia akan baca komen Icha

      Delete
  5. iNNalillahi wa inna ilaihi ra'jiun..
    An turut berduka atas meninggalnya sang calon bayi, mbak.. t_t
    semoga tetap kuat, sehat, dan semangat, yaa//

    ohya, An pernah tulis artikel ttg ini sebelumnya..
    http://aniamaharani.blogspot.com/2011/09/artikel-seri-keluargarindu-akan-hadirmu.html

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin. Terimakasih mbak An. Maaf belum bisa segera main ke blognya ya ...

      Delete
  6. Innalillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun...
    Haru ceritanya kak >_<
    Smoga mendapat ganti yang lebih baik dalam waktu dekat, aamiin...

    ReplyDelete
  7. turut sedih membacanya ,, membutuhkan keiklasan yg luar biasa tuh,,kehilangan calon keturunan yg sdh di nanti..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul mas. Alhamdulillah adik saya bisa menerimanya

      Delete
  8. semoga ALLAH memberikan kekuatan dan ketabahan dalam menghadapi musibah ini

    ReplyDelete
  9. Subhaanallooh... Semoga Allah memberikan kesabaran yang besar kepada adiknya Mba. Insya Allah, anaknya akan menjadi syafa'at untuk Ibunya di akhirat kelak.

    Syukron juga untuk hadits2nya. nasihat langsung dari Kanjeng Nabi Muhammad. Alhamdulillah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Insya Allah. Aamiin. Terimakasih sudah berkunjung mas

      Delete
  10. Semua sudah menjadi kuasa Allah.
    Dan benar adanya itu sob. Ikhlas dan tawakkal serta mengharap pahala dari Allah mampu menghapus kesedihan.

    ReplyDelete
  11. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun...
    turut berduka cita...
    semoga adik kakak beserta suaminya di beri ketabahan

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^