Menulislah dan Temukan Diri Anda yang Baru

Pada Festival Hardiknas (Hari Pendidikan Nasional), saya dan Marisa Agustina berkesempatan mewakili IIDN (Ibu-Ibu Doyan Nulis) Makassar mengisi kelas motivasi menulis. Jadwal kami berlangsung tanggal 26 April siang di ruangan di bawah aula, gedung BP-PAUD & Dikmas Sulawesi Selatan. Topiknya adalah Menulis dan Temukan Diri Anda yang Baru. Sounds great, ya? 👸


Sedikit presentasi saya paparkan sebelum masuk materi dari Marisa. Presentasi seputar motivasi menulis. Motivasi menulis penting karena saya menemukan sejumlah orang yang hanya sibuk mengatakan ingin menulis atau ingin belajar menulis tapi pada kenyataannya hanya manis di bibir saja. Mereka tidak benar-benar take action. Padahal menulis itu urusan pembiasaan diri “saja”. Harus action saja. Lalu harus berulang kali melakukannya. Kalau hanya dituangkan dalam pikiran, kapan bisa menulisnya?

Bukan tanpa sebab saya mengatakan ini karena saya dan juga Marisa bukanlah orang yang sebelumnya terbiasa menulis tetapi kami bisa melakukannya dan berkarya di usia yang tidak muda lagi. Menariknya, Marisa ini yunior saya sewaktu di kampus – Teknik Elektro Universitas Hasanuddin dulu. Saya angkatan 1992 dan Marisa angkatan 1996 – sekalian saja ketahuan tuanya haha. Hei, anak Teknik perlu menulis juga, kan. Siapa pun perlu menulis, bukan hanya anak Sastra.

Jadi ingat, ayah saya pernah berkata, “Tahu begini, kau kuliah di Sastra saja dulu.” Ah, ayah. Beliau tak paham kalau saya tak akan jadi seperti ini dan tak akan segandrung ini menulis di blog kalau saya tak kuliah di Fakultas Teknik dulu. Semua yang saya telah jalani dulu itu merupakan rangkaian proses yang membawa saya ke titik ini. Saya ingin kutipkan pendapat seorang profesor berikut:

Menulis memerlukan pemikiran yang dalam, logika, dan struktur yang kuat agar bisa mengekspresikan diri lebih persuasif dan berpikir secara lebih logis. Kemampuan ini penting. Apapun jurusan yang kamu ambil, menulis tetaplah penting (- Prof. Rando Kim -).
(Saya pernah me-review bukunya, bisa baca di tulisan berjudul Masa Muda Hanya Sekali, Manfaatkan atau Kau Akan Merugi).


Berkat menulis, saya telah mengumpulkan dua puluhan manfaat menulis dan sudah merasakannya. Demikian pula Marisa. Melalui konsistensinya menulis buku anak model pictorial book, Marisa sudah mengalami banyak manfaat menulis. Kami menemukan “diri kami yang baru” melalui menulis dan beberapa pengalaman tentang hal tersebut, termasuk pengalaman sosok-sosok yang saya kenal, saya ceritakan kepada hadirin. Sama dengan saya, Marisa pun sudah menemukan pathcara menulis seperti apa yang ingin dijalani dan ingin konsisten di dalamnya. Awalnya, sih trial and error dulu. Kami belajar berbagai macam model/bentuk menulis. Marisa belajar menulis fiksi dewasa. Saya belajar menulis artikel dan mengirimkannya ke koran dan majalah. Saya hanya satu atau dua kali menulis fiksi namun berhenti karena merasa tak nyaman. Kemudian Marisa melabuhkan hatinya pada buku anak dan saya tetap pada niat awal yang makin mantap – ngeblog.

Saya sudah melihat banyak hal dan celah dalam dunia blogging yang bisa saya manfaatkan dan masih ingin belajar banyak lagi. Saya tak jenuh dengan dunia blogging ini. Walaupun demikian, hingga sekarang saya kadang-kadang masih mencoba mengirimkan tulisan ke surat kabar jika mendapatkan ide. Bagaimana dengan menulis buku? Well, tahun lalu saya masih berkontribusi dalam sebuah antologi yang diterbitkan oleh AJI (Aliansi Jurnalis Independen) Makassar.

Marisa pernah menuai prestasi yang mengagumkan, yaitu bukunya yang berjudul Reisha Si Pengusaha Cilik meraih penghargaan sebagai buku fiksi anak terbaik di ajang Islamic Book Fair di Jakarta pada tahun 2015. Dia diundang ke Jakarta untuk menerima award berskala nasional ini. Sungguh sebuah prestasi membanggakan kalau seorang penulis sudah sampai ke tahap ini.


Namun prestasi tidak jadi apa-apa jika kegiatan menulis tak dilanjutkan bukan? Marisa masih terus merilis buku-buku cerita anak lagi setelah itu di sela-sela kesibukannya membuat dan jualan klappertaart dan panada. Di tahun 2018 ini beberapa bukunya terbit lagi. Bisa cari di toko buku, ya, ini dua judul di antaranya: Asyiknya Liburan dan Musim Hujan.

Lalu saya, apa yang sudah saya lakukan? Silakan baca di page JEJAK SAYA di blog ini. Bukan maksud saya berbangga diri karena saya tidak sehebat banyak penulis or blogger lain. Saya hanya mau mengatakan bahwa saya bersungguh-sungguh dalam dunia ini dengan sekira 2100 tulisan sepanjang 100 – 2000-an kata yang sudah saya keluarkan. Saya bersungguh-sungguh dengan berusaha konsisten dan menetapkan target, juga menantang diri sendiri.

Ketika seorang peserta bertanya, “Haruskah buku?” Saya menjawab bahwa setiap orang memiliki obsesi pribadi. Dulu saya ingin sekali menerbitkan buku. Mungkin karena terlalu lama di-bully “hanya ibu rumah tangga biasa” maka saya juga punya keinginan menunjukkan sesuatu dan pencapaian dengan buku adalah salah satu caranya. Hingga saat ini ada 20 judul buku yang saya terlibat di dalamnya dan 20-an artikel yang dimuat di media cetak.

Tapi haruskah buku? Nah, sekarang saya mau bilang bahwa menebar manfaat melalui menulis itu tidak harus di buku. Itu kalau kita punya tujuan bermanfaat melalui menulis. Mengapa? Sebab pencapaian tertinggi dari menulis, menurut saya adalah ketika tulisanmu dibaca banyak orang dan bermanfaat bagi banyak orang. Dan itu jauh lebih mungkin di jaman now, melalui dunia maya.

Salah satu buku terbaru Marisa
Salah satu karya Marisa
Eh, tapi jangan bilang angka 2100-an tulisan yang sudah saya tulis itu sesuatu yang hebat, yah. Biasa saja itu. Memang ada yang anggap itu hebat, Mamak? 🙈, ye, siapa tahu yaa hahaha. Jumlah berapa kata atau tulisan yang kau tulis bukanlah sesuatu yang hebat, keuntungannya hanyalah bahwa jam terbangmu dalam menulis semakin tinggi.  Sekali lagi, itu tidak hebat karena makin ke sini saya makin merasa takut karena yang harus saya pertanggungjawabkan di hadapan Sang Maha Pencipta sangatlah banyak.

Tentunya bukan harta saja yang akan dipertanggungjawabkan nanti, melainkan juga kata-kata yang sudah kita ucapkan, termasuk rangkaian huruf yang sudah ditetaskan dalam bentuk tulisan, kan ya? Bagaimana kalau saya pernah berbuat salah dalam berkata-kata melalui tulisan tetapi saya tak merasa? Lalu ada yang mengikutinya? Bukankah saya juga akan mendapatkan dosa jika yang dilakukan seseorang berdosa “berkat” hal yang saya sampaikan melalui tulisan yang diikutinya dan itu salah menurut Allah? Sungguh, ini juga menakutkan bagi saya tapi tentunya bukan alasan untuk berhenti menulis, toh? Selanjutnya, saya berusaha berhati-hati. Semakin tua usia, memang harus semakin hati-hati berkata-kata, kan, ya?

Well, sekalian deh, memasuki bulan Ramadhan, guna memperbaiki niat dan memperbaiki diri, izinkan saya mengucapkan mohon maaf lahir dan batin kepada para pembaca. Tolong disampaikan kepada saya jika ada yang salah saya tuliskan di blog ini ataupun di media sosial. Tapi penyampaiannya haruslah beralasan/berdasar kuat, ya dan tolong disampaikan dengan santun supaya saya tidak jadi baper 😂.

Makassar,  17 Mei 2018

Baca juga tulisan seputar Festival Hardiknas 2018, ini ya:

Keterangan:
Sumber foto: dari panitia, special thank to Ainun.


Share :

13 Komentar di "Menulislah dan Temukan Diri Anda yang Baru"

  1. Menulis terus... terus menulis sampai kita temukan pola kita dalam menulis..
    Benar, saya setuju akan hal ini. Sampai sejauh ini saya lbh condong untuk menulis non fiksi..dan saya menemukan kenyamanan menulis d blog..

    Saya belum punya gambaran bahkan ide untuk menulis buku. Entahlah, tampaknya saya harus memperbanyak jam terbang dlm menulis agar trjawab misteri ini, apakah saya berkeinginan menghasilkan buku atau tidak? He...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yang penting jalani dulu aktivitas menulisnya dengan santai dan menyenangkan, Mbak Wen ^__^

      Delete
  2. Sama-sama, Mbak.
    Mohon maaf lahir batin juga ya.
    Aku selalu suka kalau mampir sini. Tulisan Mbak selalu sesuai EYD tapi nggak bikin aku bosan buat membaca.

    ReplyDelete
  3. Aihh serunya..sekalinya ndak di Makassar k', langsung banyak acara di sana. Huhuhuhu

    #nangisdipojokan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayo ke Makassar lagi, lebaran .. eh kalo sudah lebaran yang ada reunian di sana sini dih hehehe

      Delete
  4. Saya juga mohon maaf lahir dan batin yaa. Selamat menunaikan ibadah puasa. ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selamat berpuasan Mbak Nisa. Makasih ya sudah mampir.

      Delete
  5. Sebagai seorang muda, saya selalu merasa kalah intens dari Kak Niar. Sehat selalu, kak. Biar bisa menulis terus, berbagi kebaikan. Tabe'

    ReplyDelete
  6. Yang penting nulis dan nulis aja ya mak, kalau udah suka pasti semangat nulisnya juga.

    Mohon maaf lahir batin juga mak, mudah2an berkah Ramadannya yaa, aamiin.


    ReplyDelete
  7. setuju,, semakin sering menulis semakin terasa enaknya dan semakin ingin mengembangkannya..

    betewe,, kita sama2 anak teknik mbak *info gapenting,, hahaha

    ReplyDelete
  8. Whuaa sama mba, saya malah yg sempat berpikir tau gini dulu ambil sastra aja. Padahal kita gak pernah tau apakah ketika ambil sastra keinginan menulis sebesar ini atau tdk. Terima kasih sudah menginspirasi.

    ReplyDelete
  9. Semangat dah karena emak2 memang baiknya mengungkapkan uneg2 ke dalam tulisan daripada ke tetangga nanti jadinya nggosip nggak jelas upss....saya juga aktif di blog lagi semenjak menikah

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^