Regus: Flexible Workspace, Sebuah Trend Baru

Yang saya suka kalau pergi di tempat berbeda-beda adalah tambahan wawasan yang saya dapatkan di sana. Seperti waktu saya ke Regus tanggal 8 Maret lalu. Pak Andi Harsanto, Country Manager Regus Indonesia ada di Regus Makassar. Lelaki yang aktif di properti dan industri pengelolaan fasilitas kantor ini sharing mengenai evolusi perkantoran dan kaitannya dengan perkembangan teknologi.  


Trend Baru Dunia Kerja dan Perkantoran


Pak Andi menceritakan mengenai kenyataan yang terjadi di luar negeri. “Ada perubahan yang drastis dalam dunia bisnis. Ada riset dalam dunia bisnis yang menyatakan bahwa umur perusahaan dari 75 tahun, sekarang rata-rata tinggal 15 tahun karena ada 3 hal yang mendorong perubahan.”

Apakah ketiga hal itu? Ini dia:

1. Teknologi.

Perkembangan teknologi pesat sekali. Sekarang, dengan gadget saja di manapun bisa akses internet. Kecepatan teknologi pun luar biasa. Ada istilah artificial intelligence. Beberapa pekerjaan akan hilang, seperti help desk. Ada istilah virtual reality, membuat dunia maya seolah-olah ada di dunia nyata seperti Pokemon Go yang heboh itu. Tak diragukan lagi, teknologi mengubah konsep bisnis. MEA.

Nah, namanya era keterbukaan, persaingan semakin tinggi. Ada beberapa hal yang berkembang pesat:

Uberisation, istilah ini sudah masuk buku tesaurus. Adalah fenomena, perubahan bisnis menjadi technology based. Bisa kita lihat sekarang, angkutan konvensional gentar pada perusahaan transportasi online.

Airbnb. Sekarang ada perorangan yang menyewakan ruangan/rumah seperti hotel, bersaing dengan hotel.

2. FinTech (financial technology).

Mobile banking. Ini adalah trend kedua. Kantor bank konvensional tugasnya adalah sebagai perantara antara yang punya duit dan bank. Bayangkan kalau digantikan aplikasi. Lazada, malah sudah punya solusi. Tidak perlu bank, investor dan yang butuh uang ketemu di aplikasi. Maka suatu saat bank bisa hilang. “Itulah teknologi dan kompetisi,” tandas Pak Andi.

3 Demografi.

Generasi millenial kenapa penting? Generasi millennial adalah generasi yang lahir dalam rentang tahun 1980 – awal 2000 dan mereka sangatlah fasih teknologi karena mereka terlahir dan dibesarkan dengan internet dan piranti cerdas. Nah, 60% tenaga kerja saat ini adalah generasi mileneal, mereka yang suka bekerja dengan teknologi.


Dalam hal tempat kerja, generasi millenial ini trend-nya adalah co working, tidak mau terkungkung. Mereka pun senang mobile. Berbeda dengan zaman dulu. Cukup dengan tempat kerja berupa kubikel. Dari sisi perusahaan, perusahaan akan tertantang untuk bagaimana mendapatkan talent. Generasi millenial adalah generasi pekerja paling besar saat ini. Maka perusahaan harus lebih kompetitif, harus mendapatkan talent yang terbaik supaya bisa survive untuk mendapatkan yang terbaik.

Gedung Graha Pena. Regus terletak di lantai 5
Masalahnya, perusahaan besar gampang saja mendapatkan pekerja yang terbaik karena punya uang. Tinggal investasi. Yang sulit mengejar adalah perusahaan kecil yang sudah investasi dari awal. Jika sudah investasi ruko, bagaimana mendapatkan talent yang pas? Ini akan menjadi masalah. Nah, di sinilah Regus berperan. Bukan sebagai service office tapi sebagai penyedia kantor terbesar di dunia. Leading, mengikuti perkembangan zaman.

Lalu, apa sajakah yang dibantu Regus?

Masalah utama dari perusahaan utk mengikuti perkembangan adalah investasi di kantor. Itu tidak murah. Co working memberikan solusi supaya tidak perlu investasi tapi tetap bisa mendapatkan benefit yang diharapkan untuk menjaga talent, fleksibilitas.

Pak Andi menceritakan keadaan di Jakarta, “Di Jakarta ada klien besar. Regus manage mereka hampir satu lantai. Tujuh puluh lima persen, hampir 150 orang karyawannya. Ada juga yang menggunakan virtual office. Mereka masuk ke Regus tidak perlu investasi. Tinggal masuk, bisa bayar bulanan. Perusahaan tinggal fokus ke bisnisnya dengan fasilitas yang maju. Klien Regus punya fleksibilitas, bisa kerja dari 120 negara di 3000 lokasi.”


Regus menawarkan fleksibilitas lokasi dan ukuran. Yang karyawannya 150 orang, tinggal mengembangkan tempat atau mengecilkan jika jumlah pekerjanya bertambah atau berkurang. Jika jumlah karyawan bertambah, ruangan tinggal ditambah. Kalau berkurang, tinggal dikurangi. Bayangkan kalau sudah berada dalam satu gedung milik sendiri. Kalau  terjadi pengurangan karyawan maka pemakaian ruangan tidak efisien. Sebaliknya jika terjadi penambahan karyawan, butuh usaha tak sedikit untuk menambah ruangan.

Sementara itu, pada kenyataannya setiap hari kantor, kosong 40%. Tingkat okupansi 60% karena penghuninya meeting di tempat lain, pergi jualan, dan lain-lain. Nah, Regus mengikuti trend seperti yang dilakukan Uber dan Airbnb, dengan berbagi kantor.

Pilih Lokasi Kantor yang Tepat


Pak Andi menceritakan mengenai keadaan di Jakarta yang “lebih sadar zonasi”. Di Jakarta ada peraturan pemerintah yang melarang warga berbisinis di rumah sehingga mereka bekerja di area perkantoran. Bisnis lebih berkembang di daerah perkantoran daripada di rumah.

Klien-klien Regus di Jakarta beragam. Ada klien yang pindah dari lokasi perumahan karena daerah sebelumnya banjir. Selain itu ada juga klien yang memiliki bisnis kecil-kecil, seperti konsultan pendidikan, konsultan kecantikan, dan pebisnis tambak. Ternyata dengan berkantor di Regus, dengan lokasi yang tepat mereka mampu menghasilkan lebih banyak lagi.


Sumber foto: Abby Onety (www.abbyonety.com)

Tentang Kelebihan Regus dan Hal-Hal Lain yang Di-support


Mereka yang memilih di Regus mempertimbangkan mengenai biaya-biaya jika menempati ruko yang bisa jadi lebih mahal dibandingkan biaya menempati Regus (apalagi kalau rukonya beli sendiri). Bayangkan, di ruko ada biaya: cleaning service, pemeliharan gedung, listrik, internet, dan air. Belum lagi kalau di ruko harus di-fit-out (diperlengkapi) dengan furniture seperti AC split, meja, dan lain-lain. Kalau dihitung modalnya lumayan tinggi: 4 – 6 juta rupiah per meter.

Kalau mengontrak bagaimana? Sama saja. Pemakaian ruang belum tentu seefisien yang seharusnya. Boleh jadi space yang dipakai tidak banyak tetapi harus membayar lebih banyak. Nah, kalau di Regus bisa bertahap, bisa ambil VO (virtual office) dulu, lalu sewa space secara bertahap sesuai kebutuhan. Tidak perlu bayar banyak. Space bertumbuh sesuai pertumbuhan bisnis. Di Regus, ada keuntungan lain, yaitu networking sebanyak 4.000 di seluruh dunia. Bayangkan kalau bisa berjejaring!

Di samping itu misi pendukung Regus sangat bersesuaian dengan UMKM. Regus memiliki harapan bisa mendukung bisnis yang skalanya mendukung 60% pendapatan Indonesia. Sebanyak 98% perusahaan Indonesia adalah UMKM. UMKM di era ini lebih kuat dibanding zaman Presiden Soeharto. UMKM bisa mengambil VO. Dengan virtual office saja, di Makassar sudah bisa mengurus perizinan (ini yang membedakan dengan Jakarta, kalau di Jakarta harus menempati workstation).


Keamanan dan keselamatan kerja pun lebih terjamin di Regus. Di Regus ada peralatan keselamatan kerja (di antaranya ada alat pemadam kebakaran dan tangga darurat). Berbeda halnya kalau mengusahakan ruko sendiri, kita harus mengusahakan sendiri standard keamanan dan keselamatan kerja. Pertimbangkan hal ini karena biaya jika terjadi inside jauh lebih tinggi dibanding reputasi dan kenyamanan.

Selain itu, Regus bisa menjadi “disaster recovery solution”. Contohnya bila perusahaan yang tidak boleh berhenti beroperasi walau gedung manajemennya bermasalah, bisa pindah ke Regus. Contohnya jika terjadi kebakaran.

Di ruang 530
Regus membantu meminimalisir atau bahkan meniadakan kesalahan yang umumnya terjadi pada pengusaha Indonesia: yaitu pada investasi awal. Misalnya, sudah berinvestasi gedung untuk 10 orang padahal belum tentu efisiensinya seperti itu.

Dukungan Regus besar di awal. Kalau membuka website-nya pun, kita tidak langsung diperlihatkan harga sewa. Website Regus mengarahkan calon klien untuk berkomunikasi dulu dengan pihak Regus agar tak gegabah menentukan space yang pas. Pertama kali Regus akan menganalisa dulu, bisnisnya seperti apa. Sekali lagi, salah satu tujuan Regus adalah untuk support UMKM Indonesia.

Namun demikian, ada calon klien yang tidak bisa diterima Regus, yaitu bidang medis, rekrutmen, dan bank. Karena keramaian di kantor-kantor bidang usaha tersebut akan mengganggu customer lain. Selain itu, peruntukan gedung untuk hal-hal tersebut harus medapatkan izin dari pemerintah. Wow, menarik sekali pemaparan panjang dari Pak Andi mengenai Regus sebagai Industri Flexible Workspace ini. Saya pulang dengan perasaan senang karena membawa pulang sejumlah tambahan wawasan. Terima kasih Pak Andi.


Makassar, 23 Maret 2017

Untuk informasi lebih lanjut silakan langsung ke:
Telepon: 0411-3662100 (nomor Regus Makassar)


Baca juga:



Share :

15 Komentar di "Regus: Flexible Workspace, Sebuah Trend Baru"

  1. Gagal paham kirain regus itu nama tempat. Gak taunya

    ReplyDelete
  2. Wow keren bgt ya konsepnya regus...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mbak. Bisa jadi pertimbangan kalau mau berwirausaha

      Delete
  3. Di JAkarta konsep seperti ini juga sudah mulai dilakukan ya mba. Apalagi banyak pekerja freelance :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. SUdah Mbak kalo di Jakarta, Regus ini leading di Jakarta untuk kantor seperti ini :)

      Delete
  4. betul mba, membangun perusahaan sekarang ini banyak sekali tantangannya ya...

    ReplyDelete
  5. di Bekasi ada ga ya? asik banget kalau ada kerjaan freelance dengan ruangan macam kantor begini :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ada Mas. Coba dicek di website-nya.

      *Waduh berasa tim marketing Regus saya* :D

      Delete
  6. Workspace gini jadi salah satu peluang bisnis ya.

    ReplyDelete
  7. Keren, ya? :D Kalau di Malang ada, bakal cuus deh. Berminat banget soalnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga segera ada, ya Mbak Nisa, di Malang :)

      Delete
  8. dari pada investasi besar di gedung perkantoran, lebih baik gunakan tempat seperti Regus ya...Hemat investasi awal...

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^