Bagai Dua Kutub Magnet yang Tarik-Menarik - “Ma, Saya juga mau punya blog. Bikinkan Saya blog.” Kalimat ini kerap diucapkan Affiq (10 tahun) ketika melihat saya sibuk dengan blog saya di depan komputer. Bukan hanya kepada saya, ia juga kerap meminta kepada papanya. Karena didesak terus, saya pun membuatkannya melalui blog saya (Blogger/Blogspot memungkinkan penggunanya memiliki beberapa blog dari satu akun). Saya berusaha menyembunyikan password-nya supaya Affiq tidak bisa leluasa menggunakannya, juga supaya saya bisa mengontrolnya memasukkan tulisan.
Beranda / Pengembangan Diri
Showing posts with label Pengembangan Diri. Show all posts
Showing posts with label Pengembangan Diri. Show all posts
Ketika Maaf Harus Terucap, Maka Runtuhlah Dinding Superioritas Itu
![]() |
Sumber gambar: towerofpower.com.au |
Salah satu hal yang saya ketahui sewaktu masih kecil adalah bahwa sebagai anak, saya tidak boleh marah kepada orangtua. Berdosa. Seingat saya, itu tidak mengenakkan bagi saya. Di usia kanak-kanak, kemarahan itu harus saya telan dan berlaku seperti tidak ada apa-apa. Saya dipaksa untuk menyabarkan diri padahal itu sangat sulit karena kemarahan yang harus saya telan itu meracuni aliran darah dan pikiran saya, menyimpan energi baru yang sewaktu-waktu bisa saja meledak jika bertemu trigger (pemicu) yang serupa.
Ketika Emosi (Tak) Berbalas Emosi
![]() |
Sumber gambar: school-psychology.com.au |
Perbedaan generasi antara saya dan ibu memperlebar perbedaan pola pengasuhan yang kami anut secara signifikan. Affiq kerap tak cocok dengan ibu saya, mereka berdua memiliki watak sama-sama keras. Saat berumur 3 tahun, Affiq pernah mencoba naik tangga kayu yang disandarkan di tembok luar rumah kami. Ia hendak mengikuti ayah saya yang sedang berada di ujung atas. Ibu saya tergopoh-gopoh keluar rumah, berteriak-teriak dan memarahi ayah sekaligus Affiq. Mendapati reaksi seperti itu, Affiq terus memanjat. Ibu mencubit betisnya sambil terus marah-marah, menyuruhnya segera turun. Affiq akhirnya ‘menyerah’, ia turun sambil menangis keras. Walau cubitan yang diperolehnya tidak begitu keras, rasa sakit yang nyata ia rasakan adalah dalam hatinya. Sejak saat itu, Affiq kelihatan anti terhadap beliau.

Pendidikan Akhlak, Pengasuhan yang Penuh Pertimbangan
Nabi Muhammad, Pengajar “Pendidikan Akhlak” Terdahulu
Nabi Muhammad saw. (571 – 633) adalah orang yang lemah lembut, murah hati, mampu menguasai diri, suka memaafkan saat memegang kekuasaan, dan sabar saat ditekan. Beliau memiliki keberanian, patriotisme, dan kekuatan yang sulit diukur. Beliau sangat adil, sangat jujur perkataannya, dan sangat besar amanahnya. Orang yang mendebat dan bahkan musuh beliau mengakui hal ini. Sebelum masa kenabian, beliau dijuluki “Al – Amin” (terpercaya). Abu Jahal bahkan pernah berkata, “Kami tidak mendustakan dirimu, tetapi mendustakan apa yang Engkau bawa.” Ini menunjukkan betapa terpercayanya beliau sehingga walaupun orang kafir Quraisy mengingkari ajaran Islam yang beliau bawa, mereka tidak mengingkari akhlak terpuji beliau.
Anak Saya Dipukul Dengan Sapu ... Syukurlah
![]() |
http://shop.waroeng.nl |
“Anak saya dipukul dengan sapu ... syukurlah”.
Saat membaca judul ini anda mungkin berpikir, saya ini ibu yang gila, anaknya dipukul dengan sapu malah bilang “syukurlah”.
Sabar ... saya kan belum bercerita apa-apa.
Begini kisahnya.
Affiq (sulung saya berusia 10 tahun) pulang mengaji dengan wajah muram. Ia langsung masuk kamar. Setelah berganti baju, ia keluar kamar masih dengan wajah muram. Saya yang mengamati buram wajahnya kemudian melihat ia mulai terisak-isak.
“Kenapa, Nak?” tanya saya.
Subscribe to:
Posts (Atom)