Showing posts with label ASEAN. Show all posts
Showing posts with label ASEAN. Show all posts

Yuk, Jadi Tuan Rumah yang Baik

Masih dalam pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-21 ASEAN di Phnom Penh, Kamboja yang diselenggarakan tahun 2011, menlu Marty M. Natalegawa secara resmi menyerahkan Piagam Pengesahan (Instrument of Ratification) Persetujuan antara pemerintah Republik Indonesia dan ASEAN mengenai ketuanrumahan dan pemberian keistimewaan dan kekebalan kepada Sekretariat ASEAN (agreement between the Government of the Republic of Indonesia and ASEAN on hosting and granting privileges and immunities to the ASEAN Secretariat/Host Country Agreement) kepada Sekretaris Jenderal ASEAN.

Perjanjian Host Country Agreement yang mengatur mengenai pemberian fasilitas dan keistimewaan kepada sekretariat ASEAN ini, akan memastikan sekretariat ASEAN dapat beroperasi sebagai nerve centre Komunitas ASEAN dan mempromosikan Jakarta sebagai ibukota diplomatik ASEAN.
Baca selengkapnya

Meneropong Optimisme dalam Bingkai Persatuan ASEAN 2015

Sumber: 123rf.com
Orang-orang yang bekerjasama membentuk sebuah kelompok atau organisasi dan berkomitmen tinggi demi bertahannya kelompok atau organisasinya pastilah memiliki tujuan yang menguntungkan masing-masing anggotanya sekaligus menguntungkan kelmpoknya.

Demikian pula kesepuluh negara ASEAN yang berkomitmen mengembangkan suatu kawasan yang terintegrasi dengan membentuk suatu komunitas negara-negara Asia Tenggara yang terbuka, damai, stabil dan sejahtera, saling peduli, diikat bersama dalam kemitraan yang dinamis di tahun 2020.

Perealisasian harapan tersebut dituangkan dalam Visi ASEAN 2020 di Kuala Lumpur tahun 1997 dan diperkuat dengan mengesahkan Bali Concord II pada KTT ke-9 ASEAN di Bali tahun 2003 yang menyetujui pembentukan Komunitas ASEAN (ASEAN Community) yang terdiri dari tiga pilar utama, yaitu Komunitas Keamanan ASEAN, Komunitas Ekonomi ASEAN, dan Komunitas Sosial Budaya ASEAN.
Baca selengkapnya

Berekspresilah Walau dengan Batasan

Kebebasan berekspresi dalam satu dasawarsa ini berkembang baik di tiga negara ASEAN: Filipina, Thailand, dan Indonesia. Masih saja ada yang mengeluhkan perihal kebebasan berekspresi di ketiga negara ini, padahal mereka masih lebih beruntung ketimbang Myanmar. Pemerintah Myanmar baru pada Agustus 2012 menghapus peraturan sensor sebelum dilakukan publikasi untuk semua media, kecuali film. Sebelumnya, sejak tahun 1964 warga Myanmar terbiasa dengan sensor untuk semua media, mulai dari isi surat kabar dan buku sampai ke sajak, lirik lagu, dan karya fiksi, termasuk dongeng. Sampai tahun lalu, pers Myanmar bahkan tak boleh memuat laporan ataupun foto tentang tokoh oposisi Aung San Suu Kyi.

Sejak reformasi didengungkan, Indonesia sudah menikmati masa-masa bebas berekspresi. Saat-saat sekarang ini tak lagi seperti zaman orde baru. Namun pergesekan di antara elemen masyarakatnya masih saja terjadi. Regulasi tentu saja tetap dibutuhkan, salah satu fungsinya antara lain agar tak kebablasan.

Filipina mirip dengan Indonesia pada masa itu. Negara yang tergolong negara paling berbahaya di dunia bagi para pengelola media pers itu sejak memiliki kembali pemerintahan sipil pada 1986, lebih dari 150 petugas persnya terbunuh. Salah satu penyebabnya adalah karena adanya kebudayaan impunitas, yaitu lambannya penegakan hukum. Impunitas menyebabkan orang-orang yang memiliki potensi melakukan kekerasan tak merasa takut dan jera menghadapi tindakan hukum.
Baca selengkapnya

Semoga Mesra Abadi

Semoga mesra abadi
Gambar dari: suaragenerasibaru.com
Ada persamaan antara negara-negara ASEAN dengan orang-orang yang bersaudara kandung. Tahu apa persamaannya? Hm, kebayang tidak? Atau … saya cerita dulu ya cerita masa lalu saya dengan adik-adik saya.

Bukan kemauan orangtua apalagi saya, bila saya menjadi sulung dari 3 bersaudara. Kakak tertua saya meninggal saat masih bayi. Hampir 2 tahun berselang lahirlah saya yang kemudian didaulat harus menjadi contoh buat kedua adik saya.

Tapi saya tak bisa selalu jadi contoh yang baik bagi kedua adik saya. Ada saat-saat di mana saya merasa terganggu atau memenangkan ego hingga bertengkar dengan adik-adik saya. Dengan si bungsu Uyi, saya jarang bertengkar karena ia laki-laki dan usia kami terpaut empat tahun lebih. Paling sering dengan Mirna karena ia hanya berselisih 15 bulan dengan saya. Dan karena kami sama-sama perempuan, kami ditakdirkan orangtua kami untuk sepembaringan sejak Mirna lahir hingga saat saya berusia 25 tahun, tepatnya sehari sebelum pernikahan saya.
Baca selengkapnya

Ada Harapan untuk Laos


Anak Laos
Gambar dari:
www.terredessourires.org.
Bangsa dan negara Laos (Republik Demokrasi Rakyat Laos) baru merdeka pada tahun 1975. Laos merupakan negara terkecil di daratan Asia Tenggara yang diapit oleh lima negara tetangganya: Cina dan Kamboja di sebelah utara, Thailand di sebelah barat, Vietnam di sebelah timur, dan Myanmar.

Sebuah tim pernah mengadakan penelitian yang disponsori UNDP perwakilan Jakarta dan didukung oleh KBRI di Hanoi, Vientiane, dan Phnom Penh. Tim tersebut mengadakan studi banding, mempeajari kemiskinan di tiga negara anggota termuda ASEAN yaitu Vietnam, Laos, dan Kamboia, tanggal 16-26 April 1999.
Baca selengkapnya

Hmm … INDVIE COFFEE

Tak lengkap warung makan, restoran, dan tentu saja café tanpa kopi. Bahkan gerobak-gerobak pinggir jalan yang menjual makanan cepat saji semacam mie instan juga menyediakan kopi sebagai menunya. Mulai dari supermarket, mini market, hingga warung-warung yang berada di dalam gang pasti menjual kopi, mulai dari kopi yang harus digiling, minuman kopi dalam kaleng, dalam kemasan dus kecil, kopi tubruk, sampai kopi sachet. Selalu saja ada inovasi dalam kemasan, cari penyajian, dan cita rasa kopi.

Seperti pemilu saja, peminum pemula kopi selalu ada. Biasanya mulai dari usia SMA. Seperti saya juga yang mulai mencoba minum kopi untuk teman belajar supaya tahan melek semalaman saat duduk di bangku SMA. Selain untuk stamina, dengar-dengar kopi juga berkhasiat dalam mengatasi dan mencegah berbagai penyakit lho seperti  kanker hati, kanker usus, kanker payudara, stroke, parkinson, dan diabetes.

Indonesia patut berbangga diri karena saat ini menjadi negara penghasil kopi terbesar ketiga di dunia setelah Brazil dan Vietnam. Produktivitas tanaman kopi di Indonesia mencapai 700 kg biji per ha per tahun untuk jenis kopi robusta dan 800 kg biji kopi per ha per tahun untuk arabika.
Baca selengkapnya

Be a Good Neighbour

Sumber:
watsonimmigration.files.wordpress.com
Mengurus visa (perizinan untuk memasuki sebuah negara) itu cukup ribet. Ada syarat-syarat yang harus dipenuhi, seperti paspor yang masih berlaku 6 bulan ke depan, pas foto, foto kopi KTP, foto kopi kartu keluarga, bukti reservasi pesawat, bukti reservasi penginapan atau surat pernyataan dari karib atau kerabat yang akan menjamin tempat tinggal kita selama berada di negara itu, tanda bukti kemampuan keuangan, dan lain-lain.

Sepertinya ini yang menjadi dasar pemikiran mengapa sebagian besar anggota ASEAN memberlakukan bebas pengurusan VISA wisatawan bila hendak saling mengunjungi. Negara-negara ASEAN memang harus mempermudah kunjungan para tetangganya menyongsong terbentuknya Komunitas ASEAN 2015. NAmun tidak bagi Myanmar. Negara ini tetap mengharuskan siapa pun untuk mengurus visa bila hendak berkunjung.

Myanmar yang terkenal akan pelanggaran HAM, memiliki sejarah protes massa yang panjang. Gelombang protes Myanmar membesar sejak dimulainya masa pemerintahan militer Jenderal Ne Win. Tahun 1988, gelombang protes massa Myanmar ini melibatkan pelajar, pejabat sipil, pekerja hingga para biksu Budha. Protes hadir saat Ne Win menggunakan tentara bersenjata demi kudeta militer.
Baca selengkapnya

Indonesia, the Sparkling Colourful Paradise


Zamrud khatulistiwa ini kini tak begitu hijau lagi. Titik-titik api di mana-mana telah memudarkan warna hijaunya. Untungnya masih banyak warna yang berkilau di seantero wilayah yang terletak antara 6° LU — 11° LS dan antara 95° BT — 141° BT yang cakupan daratannya 18.954 kilometer persegi, sedangkan luas lautan sesuai dengan batas teritorial 3.257.357 kilometer persegi ini.

Tengoklah kemilau yang terserak di negeri yang memiliki 17.508 pulau yang terbagi ke dalam 34 provinsi ini kawan, begitu mempesona dalam kekayaan warnanya. Saya yakin, tak ada negara di dunia ini yang mengalahkan Indonesia! Kalian lihatkan warna-warni apa itu … ?

Warna-Warni Bahasa Daerah

Indonesia memiliki 750 bahasa daerah. Ada yang hanya dipakai oleh belasan, puluhan, hingga seratusan penutur! Di Sulawesi Selatan saat ini ada 4 suku besar: Bugis, Makassar, Mandar, dan Toraja. Keempatnya bertutur dengan bahasa daerah berbeda, tak saling mengerti satu sama lain.
Baca selengkapnya