Semoga Mesra Abadi

Semoga mesra abadi
Gambar dari: suaragenerasibaru.com
Ada persamaan antara negara-negara ASEAN dengan orang-orang yang bersaudara kandung. Tahu apa persamaannya? Hm, kebayang tidak? Atau … saya cerita dulu ya cerita masa lalu saya dengan adik-adik saya.

Bukan kemauan orangtua apalagi saya, bila saya menjadi sulung dari 3 bersaudara. Kakak tertua saya meninggal saat masih bayi. Hampir 2 tahun berselang lahirlah saya yang kemudian didaulat harus menjadi contoh buat kedua adik saya.

Tapi saya tak bisa selalu jadi contoh yang baik bagi kedua adik saya. Ada saat-saat di mana saya merasa terganggu atau memenangkan ego hingga bertengkar dengan adik-adik saya. Dengan si bungsu Uyi, saya jarang bertengkar karena ia laki-laki dan usia kami terpaut empat tahun lebih. Paling sering dengan Mirna karena ia hanya berselisih 15 bulan dengan saya. Dan karena kami sama-sama perempuan, kami ditakdirkan orangtua kami untuk sepembaringan sejak Mirna lahir hingga saat saya berusia 25 tahun, tepatnya sehari sebelum pernikahan saya.


Satu topik pertengkaran yang selalu muncul setiap bulan adalah garis demarkasi di tempat tidur kami. Harus selalu ada batas jelas yang kami sepakati bersama di antara “wilayah kekuasaan” kami. Batas itu harus tepat membagi wilayah kami sama luas. Bila tidak … beuh, perang pasti meletus. Mulai dari adu mulut hingga adu jotos. Ini persis dengan negara-negara ASEAN yang suka ribut dengan garis demarkasi mereka kan? J

Namun kisah masa lalu ini sekarang menjadi perekat kemesraan antara saya dan adik-adik saya. Kami senang berbagi perhatian yang tulus satu sama lain. Sepertinya pada akhirnya konflik telah membelajarkan kami tentang saling pengertian, tenggang rasa, dan introspeksi diri mengenai pemenuhan kewajiban, bukan semata-mata penuntutan hak. Bagaimana dengan negara-negara ASEAN dengan konflik-konflik wilayah perbatasannya?

Pedra Branca. Gambar dari: wwwbonzlecom

Asia Tenggara memiliki geografi maritim yang kompleks. Hampir semua perairan Asia Tenggara diapit sebagai laut teritorial, Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan perairan kepulauan. Selain itu konfigurasi pesisir juga rumit karena teluk yang menjorok ke daratan dan banyaknya pulau berbagai ukuran. Masalah geografis ini menyebabkan terjadinya tumpang tindih antara klaim yurisdiksi antar negara-negara bertetangga yang mendatangkan konflik.

Sejarah mencatat daftar panjang konflik perbatasan di antara sesama anggota ASEAN. Ada beberapa wilayah perairan yang berpotensi menjadi konflik di perairan Asia Tenggara, yaitu laut Andaman, laut Cina Selatan, teluk Thailand, teluk Tonkin, selat Malaka,  laut Sulawesi, laut Sulu, laut Arafura, laut Timor dan selat Torres. Klaim negara-negara atas perairan ini menyangkut laut teritorial, landas kontinen dan zona ekonomi ekslusif. Sembilan dari sepuluh anggota ASEAN adalah pengklaim terhadap wilayah laut ini. Ini menyebabkan sengketa perbatasan menjadi ancaman nyata bagi keamanan maritim Asia Tenggara.

Penyelesaiannya tak mudah karena untuk menentukan batas kembali (delimitasi) diperlukan berbagai pertimbangan yang tak sederhana dan memakan waktu lama seperti:
  • Pertimbangan politis, strategis dan sejarah.
  • Pertimbangan persetujuan legal batas maritim.
  • Pertimbangan ekonomi dan lingkungan.
  • Pertimbangan geografis.
  • Pulau, Rocks (batu yang dianggap sebagai pulau yang sesuai dengan ketentuan UNCLOS), karang dan elevasi surut.
  • Pertimbangan titik pangkal.
  • Pertimbangan geologis dan geomorfologis
  • Metode, berhadapan dan berdampingan, dan proporsionalitas dalam batas maritim.
  • Pertimbangan-pertimbangan teknis dalam delimitas batas maritim.
Kadangkala diperlukan hakim – Mahkamah Internasional untuk menjadi penengah. Tapi keputusannya tak selalu diterima kedua belah pihak dengan lapang dada karena tak ada yang siap dengan kekalahan. Pihak yang kalah kemudian merasa terzalimi, terus berkoar-koar di dalam negerinya sendiri.

Yang diperebutkan.
Sumber dari: wwwbonzlecom
Singapura dan Malaysia termasuk negara-negara bersaudara yang meributkan batas wilayah. Mereka memperebutkan Pedra Branca (orang Malaysia menyebutnya pulau Batu Puteh), gugus terumbu karang Batuan Tengah, dan Karang Selatan yang terletak di titik pertemuan selat Singapura dan laut Cina Selatan.

Mercu Suar Horsburgh di pulau Pedra Branca dibangun pada tahun 1851 oleh pemerintah Inggris atas izin Sultan Johor Darul Ta'zim yang berkuasa ketika itu. Pulau ini telah berada di bawah administrasi Singapura selama lebih dari satu abad hingga Malaysia menerbitkan peta yang menunjukkan Pedra Branca sebagai wilayahnya pada 21 Desember 1979.

Pada tanggal 4 September 2003, Singapura dan Malaysia sepakat menyerahkan permasalahan ini kepada Mahmakan Internasional di Hamburg. Pada tahun 2008 Mahkamah Internasional memutuskan pulau Pedra Branca sebagai bagian dari Singapura. Sementara Batuan Tengah diberikan kepada Malaysia karena Singapura tidak dapat membuktikan kepemilikan atasnya. Sedangkan Karang Selatan, harus diselesaikan sendiri oleh kedua negara yang bersangkutan. Putusan pengadilan didasarkan pada kenyataan bahwa Singapura telah berdaulat sejak mercu suar itu beroperasi pada 1851, tanpa sedikit pun protes dari Malaysia sampai tahun 1979.

Namun rakyat di selatan semenanjung Malaysia Barat terutamanya di negeri Johor Darul Ta'zim masih menganggap Pedra Branca sebagai wilayah kedaulatan mereka. Sultan Johor ketika meresmikan pembukaan persidangan Dewan Undangan Negeri Johor pada 19 Juni 2008 menegaskan bahwa pulau Pedra Branca adalah milik Malaysia, bukan milik Singapura.

Malaysia
Gambar dari: www.adventuresofagoodman.com


Perbedaan antara konflik saudara kandung, khususnya yang pernah terjadi antara saya dan Mirna dengan konflik Singapura – Malaysia adalah: antara saya dan adik saya tak ada “perpanjangan” konflik. Tak ada alasan yang bisa membuat konflik masa lalu kami bangkit lagi. Malah sebaliknya, hubungan di antara kami kian mesra dengan bertambahnya saling pengertian, tenggang rasa, dan introspeksi diri mengenai pemenuhan kewajiban, bukan semata-mata penuntutan hak.

Sedangkan konflik antara Singapura dan Malaysia, menilik penegasan dari sultan Johor, masih potensial menimbulkan konflik karena tak sepakat dengan keputusan Mahkamah Internasional. Di tahun 2010, media pernah merilis berita tentang pemerintah Malaysia memanggil dubes Singapura untuk menyerahkan nota protes atas pernyataan tidak benar yang dibuat oleh pejabat Singapura yang diungkap oleh WikiLeaks - sebuah laman pengungkap aib.

WikiLeaks kala itu memberikan memo-memo diplomatik rahasia yang berisi penilaian Singapura terhadap negara-negara tetangganya, termasuk Malaysia kepada kelompok media Fairfax Australia. Laporan itu antara lain berisi pernyataan tak etis sejumlah pejabat senior Singapura tentang kepemimpinan dan keadaan politik di Malaysia.

Singapura
Gambar dari: inserbia.info
Konflik tak bisa benar-benar dihindari. Namun setidaknya Singapura dan Malaysia tidak mengambil jalan kekerasan sampai kapan pun. Apalagi dalam 3 tahun mendatang Komunitas ASEAN akan terbentuk. Salah satu pilarnya adalah Komunitas Politik dan Keamanan ASEAN (APSC). APSC ini dibentuk dengan tujuan terciptanya kondisi stabil, aman, dan damai.

Harapan saya, konflik-konflik yang pernah terjadi antara Singapura dan Malaysia kelak menjadi perekat yang memesrakan kedua negara ini, seperti yang terjadi antara saya dan Mirna. Tapi ini bukan analogi yang sesuai. Saya tahu, di antara Anda ada yang mengernyitkan kening membaca ini. Saya tahu konflik demarkasi antara dua negara tidak sesederhana konflik “demarkasi tempat tidur”, seperti yang sudah saya paparkan di atas.

Tapi saya percaya kemesraan abadi bisa dicapai oleh Singapura – Malaysia karena seperti Indonesia, bangsa Singapura dan Malaysia adalah bangsa-bangsa yang memiliki hati nurani. Mereka tentunya akan berupaya sebaik-baiknya dalam penyelesaian konflik untuk kepentingan bersama seperti prinsip-prinsip dalam Traktat Persahabatan dan Kerjasama (TAC), bahwa semua negara anggota ASEAN harus berkomitmen menyelesaikan berbagai bentuk perbedaan, sengketa, dan konflik antarmereka lewat jalan damai

Makassar, 1 September 2013


Referensi:
  • Artikel berjudul Komunitas ASEAN dan Stabilitas di harian Kompas, Jumat 28 Juni 2013.
  • http://www.fkpmaritim.org/?p=1909
  • http://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Batu_Puteh
  • http://www.kompas.com/read/xml/2008/05/24/15114065/badawi.kita.kalah.tapi.tenang.dulu
  • http://www.merdeka.com/peristiwa/5-negara-ini-bertikai-dengan-malaysia-soal-perbatasan/malaysia-vs-singapura.html
  • http://internasional.kompas.com/read/2010/12/14/21443070/Hubungan.MalaysiaSingapura.Memanas







Share :

17 Komentar di "Semoga Mesra Abadi"

  1. Bund, gambar yang terakhir itu bukannya Singapura?

    memang, masalah konflik perbatasan sangat rumit. sekarang tak cuma konflik areanya yang jadi rebutan, tapi masyarakat di perbatasan juga "dijadikan barang rebutan" dengan mencari perhatian mereka untuk membelot ke negara tetangga----ya! karena rumput tetangga lebih hijau--- misal di pinggiran kalimantan sana...

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mbak, nonton berita stasiun tv diperbatasan ada juga yang membelot, rumput tetangga memang lebih hijau wkwkwkw

      Delete
  2. wow, mantaaappp...selamat tidur kk :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Maap ndak langsung balas :D
      Posting juga kan?? :D

      Delete
  3. sepertinya membutuhkan waktu yang cukup lama supaya memahami sikap tenggangrasa dan saling pengertian. sama halnya dengan pertengkaran saudara, semakin dewasa, maka pertengkaran semakin memudar bahkan menghilang karena semakin banyak mengerti kedua belah pihak.

    semoga akhir yang abadi, Mak ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Itu dia .... kapan tu dewasanya ya mak? Moga tidak lama ya :)
      Semoga ^__^

      Delete
  4. semoga saja jangan sampai mengambil jalan kekerasan. ^_^
    Amiien,

    ReplyDelete
  5. kepemilikan suatu pulau memang menjadi salah satu yang sering diperdebatkan ya, bun. apalagi kalau itu didebatkan bertahun2. bisa ga ada habisnya. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya wong masing2 merasa berhak. Yang satu merasa berhak karena dulu di wilayah administratifnya, yang satunya lagi merasa berhak karena dulu wilayah kerajaannya ... :)

      Delete
  6. Yaa.. semoga damai2 aja ya kasusnya.. aamiin

    ReplyDelete
  7. proses penyelesaiannya agak berat & lama kalau masalahnya tentang kedaulatan negara, soalny terkait ego masing2 negara..
    tp smoga malaysia bs nrimo ky indonesia yah :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Antarsaudara kita juga seperti itu ya mbak, ada ego. Tapi akhirnya bisa koq menjadi mesra. Tapi entah ya kalo ego 2 bangsa yang ada banyak kepala di dalamnya :D
      Semoga damai2 saja ...

      Delete
  8. Cerita saudaranya sama kyk saya mbak, hanya saja saya yg anak kedua dan saya juga yg paling ganas, soalnya badan saya lebih gede dari kakak saya hehehe... :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dulu adik saya badannya kelihatannya lebih gede dari saya karena lebih berisi. Sifatnya lebih riang dan lebih berani daripada saya. Kalo berantem rame, saya tdk mau kalah juga :D
      Sekarang mbak Rini dengan kakaknya gimana?

      Delete
  9. Mbak... Mahkamah Internasional di Den Haag, bukan di Hamburg.
    Tapi kalau Pengadilan Internasional Hukum Laut memang di Hamburg :D

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^