Bersama Membangun Ruang Aman dan Inklusif di Sekolah – Memasuki kelas terakhir yang dimasuki saat pendalaman materi pada pelatihan hari itu tidak membuat kami mengantuk. Kelas terakhir pada pelatihan Fasilitasi dan Advokasi Kebijakan Penguatan Karakter yang kelompok kami masuki pada hari kedua pelatihan adalah Kelas Berkarakter. Mirip dengan Kelas Sehat dan Kelas Cerdas yang kami masuki sebelumnya, dalam kelas ini para fasilitator mempersiapkan aneka game yang membuat kami fun dalam belajar.
Mulai
dari game berkelompok 10, 9, hingga 7 orang, berbaris berdasarkan nomor
sepatu, lalu bermain menentukan pilihan A atau B. Tim bubur diaduk atau tidak?
Mie goreng atau mie kuah? Mencuci atau menyeterika? Sederet pertanyaan kami
jawab. Siapa yang jawabannya “minoritas” boleh ditempeli selotip kertas oleh
para peserta lainnya.
Sialnya,
saya menjadi orang minoritas di dalam kelompok kami. Hanya pada satu pertanyaan
saja jawaban saya sama dengan semuanya. Pada pertanyaan lain, mereka memiliki
jawaban yang sama dan sayalah pemilik jawaban satu-satunya haha lucu
sekali.
Jadinya saya orang yang ter-labelling. Analoginya serupa dengan dunia nyata, di mana orang yang berbeda sering mendapatkan labelling atau stigme hanya karena berbeda. Game ini mengajarkan bahwa kita sangat dekat dengan perbedaan. Bagian belakang jilbab saya ditempeli banyak selotip kecil oleh teman-teman sekelompok. Pasti kelihatan berantakan. 😅
Bagaimana
rasanya menjadi orang yang berbeda dan ditempeli banyak selotip? Sebagian besar
perasaan saya menjawab “biasa saja”. Sebagian kecil merasa agak tidak enak.
Saya sudah terbiasa menjadi orang yang berbeda dan dekat dengan hal-hal yang
berbeda. Saya sendiri sering kali merasa antimainstream, sering kali
merasa punya pemikiran atau pendapat berbeda dengan mayoritas orang di dalam
lingkungan saya. Jadi merasa sendiri di dalam keramaian #halah wkwkwk.
Game
berikutnya masih terkait keberagaman, tetapi lebih
kepada peran gender. Pertanyaan yang diberikan misalnya setuju atau
tidak setuju akan peran perempuan sebagai pemimpin, akan peran perempuan
sendiri sebagai pengasuh anak. Diskusi terkait jawaban yang diberikan
berlangsung. Ada yang menyinggung peran gender terkait budaya.
Penguatan Inklusivitas dan Kebinekaan
Game-game
tadi mengantarkan kami ke materi Penguatan Inklusivitas
dan Kebinekaan. Penguatan Inklusivitas dan Kebinekaan adalah pengembangan
nilai, sikap dan perilaku positif yang mendukung lingkungan yang adil, hormat,
dan menghargai persamaan dan menerima perbedaan.
Tujuan
program penguatan inklusivitas dan kebinekaan adalah:
- Menumbuhkan empati, toleransi, rasa hormat terhadap persamaan dan perbedaan.
- Membantu menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung.
- Mengembangkan komunikasi efektif dalam membangun keterampilan sosial dan emosional.
Ada
3 poin penting terkait program inklusivitas dan kebinekaan, yaitu:
Inklusif.
INKLUSIF
itu berfokus pada pemahaman, penerimaan, dan dukungan terhadap penyandang
disabilitas agar dapat berpartisipasi penuh dan setara dalam pendidikan dalam
perwujudan pendidikan inklusif.
Kesetaraan gender.
Mewujudkan
pembelajaran dan pengasuhan yang berperspektif gender untuk menghapus stereotip
dan mendorong partisipasi serta kesempatan yang adil bagi semua.
Kebinekaan.
Mengenalkan
arti persamaan dan perbedaan kepada murid untuk menumbuhkan penghargaan,
toleransi, dan kemampuan berinteraksi positif dengan individu dari berbagai
latar belakang.
Peran Catur Pusat Pendidikan
Catur
Pusat Pendidikan memiliki peran besar dalam terwujudnya lingkungan yang aman
dan nyaman di antara aneka keberagaman dalam dunia pendidikan. Begini
rinciannya:
Satuan Pendidikan
Satuan
pendidikan berpedan dalam menyediakan akomodasi layak anak dan kebijakan yang
mendukung.
Keluarga
Anak
pertama kali mengenal dan belajar persamaan dan perbedaan bahwa setiap individu
yang mereka temui memiliki kepribadian, ciri fisik serta kelebihan dan
kekurangan masing-masing.
Masyarakat
Membuka
ruang partisipasi dalam kegiatan masyarakat yang melibatkan penyandang disabilitas,
tanpa batasan gender dan keberagaman lain.
Media
Media
menjadi sumber informasi dan referensi, wadah advokasi, penyedia alat
pembelajaran inklusif, dan wadah promosi kolaborasi dan kemitraan.
Program dan Produk Penguatan Inklusivitas dan Kebinekaan
Dalam
menjalankan program penguatan inklusivitas dan kebinekaan, Catur Pusat
Pendidikan membutuhkan informasi yang memadai. Untuk itu, Pusat Penguatan Karakter (Puspeka), Kemdikdasmen telah menyediakannya. Berbagai informasi bisa
diakses dengan mudah dan GRATIS, seperti:
Topik Inklusivitas
- Buku Bunga Rampai Membangun Iklim Inklusivitas.
- Buku Membangun Lingkungan Inklusif.
- Buku Ragam Individu Berkebutuhan Khusus Termasuk Disabilitas.
- Buku Seri Penguatan Karakter untuk Orang Tua: Mendampingi Anak Disabilitas dengan Cinta dan Pemahaman
- Konten dan Kampanye Hari Besar Inklusivitas.
Topik Kesetaraan Gender
- Buku Kesetaraan Gender Bidang Pendidikan.
- Buku Seri Penguatan Karakter untuk Orang Tua: Adil dan Setara dimulai dari Rumah.
- Konten dan Kampanye Hari Besar Kesetaraan Gender.
- Kajian Pembelajaran Berperspektif Gender.
Topik Kebinekaan
- Buku Aktivitas Kreatif Mengenalkan Keragaman.
- Modul Wawasan Kebinekaan Global (WKG).
- Ruang Perjumpaan dalam MPLS Ramah 2025 untuk murid saling mengenal, membangun komunikasi, dan aktivitas untuk memperkuat toleransi dan inklusivitas.
- Konten kampanye #BersamaCintaiKeragaman.
Website dan Media Sosial Puspeka
Semua
konten yang saya sebutkan di atas bisa diperoleh di website dan akun media
sosial Pusat Penguatan Karakter (Puspeka), Kemdikdasmen (Kementerian Pendidikan
Dasar dan Menengah) di bawah ini:
- Website: https://cerdasberkarakter.kemendikdasmen.go.id/
- Akun media sosial Puspeka Kemdikdasmen
- Instagram: @cerdasberkarakter.kemdikdasmen
- TikTok: @cerdasberkarakter
- Facebook: @Cerdas Berkarakter Kemendikdasmen RI
- Youtube: @Cerdas Berkarakter Kemendikdasmen RI
Sebagai
bagian dari Catur Pusat Pendidikan, orang tua pun bisa mengakses konten-konten
di website dan akun-akun media sosial Puspeka. Barangkali saja bisa menjadi
bahan pembelajaran buah hati di rumah.
Merenungkan semua materi, jika peran CATUR PUSAT PENDIDIKAN berjalan lancar maka saya optimis kita akan menghasilkan generasi emas yang berkarakter positif yang mampu menciptakan ruang aman, nyaman, gembira, dan inklusif - bukan hanya di sekolah, melainkan juga di mana pun yang bersangkutan beraktivitas.
Dengan
berakhirnya tulisan ini, selesai pula rangkaian catatan saya selama mengikuti
pelatihan Fasad (Fasilitasi dan Advokasi) Kebijakan Penguatan Karakter yang
berlangsung bulan September lalu. Semoga ke-9 tulisan yang saya buat di blog
ini, plus satu tulisan di website Kumpulan Emak Blogger bisa
mendatangkan manfaat.
Makassar, 20 Oktober 2025
S E L E S A I
Tulisan ke-9 di blog ini
Bahan dari tulisan ini berasal dari
Pusat Penguatan Karakter (Puspeka), Kemdikdasmen yang saya dapatkan selama
mengikuti pelatihan.
Bapak, Ibu yang satuan pendidikannya
masih termasuk dalam daftar residu (tercatat belum mengimplementasikan/belum
pernah lapor), jika sudah mengimplementasikan program penguatan karakter
diharapkan mengisi tautan https://bit.ly/tinjut7kaih.
*Catatan saya dari pelatihan Fasilitasi dan Advokasi Kebijakan
Penguatan Karakter yang diselenggarakan oleh Puspeka, Kemdikdasmen untuk Sulawesi
Selatan pada tanggal 24-26 September 2025. Saat itu saya mewakili KEB (Kumpulan
Emak-emak Blogger).
Share :
0 Response to "Bersama Membangun Ruang Aman dan Inklusif di Sekolah"
Post a Comment
Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^