Takut Ditinggalkan Ramadan

 “Saya itu takut ditinggalkan Ramadan tanpa diampuni Allah. Saya takut hari-hari terakhir Ramadan saya disibukkan dengan hal-hal yang nggak penting,” suara Dokter Zaidul Akbar terdengar bergetar mengucapkan ini. Penggalan perkataan itu saya simak dari video YouTube berjudul [KAJIAN IFTHAR] Reset Tubuh Saat Puasa. Video ini ditayangkan tanggal 6 Maret lalu di kanal YouTube dr. Zaidul Akbar Official.

 

Takut Tak Diampuni Allah

Memaknai Ramadan Sebagaimana Mestinya

 

Dokter Zaidul Akbar (lahir 30 November 1977) adalah seorang dokter, pendakwah, konsultan, dan praktisi pengobatan sunnah Indonesia. Beliau adalah penggagas Jurus Sehat Rasulullah (JSR). Beliau juga terlibat sebagai salah satu pendiri dan menjabat Ketua Umum Perkumpulan Bekam Indonesia (PBI) tiga periode sejak 2012 hingga 2025, sertamenjadi  Pengurus Pusat Asosiasi Pengobat Tradisional Indonesia (ASPETRI)[1].

“Maka dari itu para ulama zaman dulu meninggalkan semua majelis mereka agar bisa berkhalwat sejadi-jadinya dengan Al-Qur’an sehingga menjadi umat yang besar. Kuntum khayra ummah itu bukan kita!” lanjut Dokter Zaidul lagi.

Dokter Zaidul menyebut umat terdahulu itulah yang merupakan umat terbaik sebagaimana yang termaktub di dalam Al-Qur’an surah Ali ‘Imran Ayat 110:

كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ ۗ وَلَوْ ءَامَنَ أَهْلُ ٱلْكِتَٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُم ۚ مِّنْهُمُ ٱلْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ ٱلْفَٰسِقُونَ

Artinya: Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.

“Kita ini masih diberi kenikmatan oleh Allah tetapi jauh dibandingkan umat terdahulu. Mengapa? Karena kita terlalu jauh dari syariat ini. Tujuan puasa kita belum paham. Maksudnya apa, kita nggak paham. Kita nggak paham mengapa bulan Ramadan dijadikan bulan turunnya Al-Qur’an oleh Allah sehingga kita sibuk dengan hal-hal fisik lagi, sibuk dengan materi lagi dan segala macam. Nanti pulang kampung sibuklah pulang kampung padahal kan Ramadan belum selesai, sudah mikir tentang mudik. Malu kita … bener …. malu!” tandas Dokter Zaidul.

Beliau mengajak kita untuk pelan-pelan meninggalkan urusan dunia untuk memperbaiki hati kita, memperbaiki hubungan dengan Allah. Adapun tentang jasad, pasti akan mendapatkan efek puasa.

Pemaparan Dokter Zaidul ini mengingatkan keadaan batin saya 13 tahun lalu yang saya paparkan dalam tulisan berjudul Mencari Makna yang Kabur. Saat itu saya merasa terjebak dalam situasi dan kondisi yang saya tidak kuasa lepas darinya. Saya tak bisa sepenuhnya menentukan atau memutuskan karena ada hal mendasar yang tak bisa saya ceritakan detailnya.

Bertahun-tahun hal itu menjadi perenungan saya dan kemudian membawa saya kepada sikap “berlaku” seperlunya untuk persiapan lebaran yang bersifat duniawi, seiring makin jelasnya makna yang saya cari. Saya ingin berada di posisi merindukan dan memaknai Ramadan seperti yang seharusnya.

Alhamdulillah, seiring berjalannya waktu dan terjadinya perubahan situasi dan kondisi, saya makin memiliki otoritas untuk menentukan arah. Ramadan kami berjalan apa adanya, makanan secukupnya, tidak berlebihan, sebagaimana tuntunan Islam dan supaya tidak menghasilkan sampah organik yang banyak. Secara perlahan ada perkembangan dalam hal amalan sehari-hari yang menjadi rutinitas – alhamdulillah. Belum bagus, masih dalam proses untuk menjadi lebih baik. Bantu doanya ya.🙏

 

Manfaat Olahraga Lebih Istimewa Saat Ramadan

 

Olahraga saat berpuasa meningkatkan growth hormone sebesar ratusan persen. Ketika orang berolahraga saat berpuasa, khususnya olahraga beban, efeknya lebih dahsyat terhadap tubuh kita dibandingkan melakukan olahraga dalam kondisi makan (tak berpuasa).


Dokter Zaidul Akbar

Push up, squat, atau plank yang dilakukan seseorang selama 5-10 menit yang dilakukan saat berpuasa, booster hormon pertumbuhan pada tubuhnya lebih dahsyat saat dia tidak berpuasa. Yang terjadi pada fisik ini mirip dengan berlipat gandanya pahala amalan seperti sedekah yang dilakukan saat Ramadan, sebagaimana hadis Rasulullah yang artinya: "Sebaik-baik sedekah adalah sedekah di bulan Ramadan." (HR. Tirmidzi). “

Ibunu Abbas berkata, “Adalah Rasulullah manusia yang paling dermawan. Beliau sangat dermawan jika bulan Ramadhan.” (HR. Al-Baihaqi)

Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma’il, telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Sa’ad, telah mengabarkan kepada kami Ibnu Syihab, dari ‘Ubaidallah bin ‘Uqbah, bahwa Ibnu ‘Abbas radliallahu ‘anhuma berkata: “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling lembut (dermawan) dalam segala kebaikan. Dan kelembutan Beliau yang paling baik adalah saat bulan Ramadhan ketika Jibril alaihissalam datang menemui Beliau. Dan Jibril alaihissalam datang menemui beliau pada setiap malam di bulan Ramadhan (untuk membacakan Al-Qur’an) hingga Al-Qur’an selesai dibacakan untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Apabila Jibril Alaihissalam datang menemui Beliau, maka beliau adalah orang yang paling lembut dalam segala kebaikan melebihi lembutnya angin yang berembus”. (HR. Bukhari no. 1769)[2].

Kita tahu, kelembutan dan kedermawanan Rasulullah tak hanya sebatas di bulan Ramadhan saja. Setiap waktu dan di mana pun beliau dermawan namun kedermawanannya, kelembutannya dan keramahannya semakin bertambah di bulan Ramadhan. Hadis tersebut menggambarkan bahwa kedermawanan dan kelembutan Rasulullah melebihi angin yang berembus.

“Maka jangan sampai hari-hari kita di bulan Ramadan lewat tanpa sedekah,” pungkas Dokter Zaidul yang kemudian dilanjutkan dengan motivasi bersedekah untuk organisasi dan menandalkan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.

 

Al-Qur’an Sebagai Syifa

 

Dokter Zaidul menceritakan bagaimana ampuhnya Al-Qur’an sebagai penyembuh melalui kisah para sahabat Rasulullah yang sedang dalam perjalanan melewati sebuah kampung dan pembesar kampung itu tersengat kalajengking. Salah seorang dari mereka me-ruqyah sang pembesar kampung dengan membacakan surah Al Fatihah dan pembesar tersebut pun sembuh.


Al-Qur'an Adalah Syifa

Sahabat Rasulullah yang membacakan Al-Fatihah tersebut sebenarnya tidak tahu apakah Al-Fatihah memang bisa menjadi penyembuh namun dirinya meyakini. Kepala kampung yang diobati adalah seorang non-muslim namun Al-Fatihah bisa menyembuhkannya. Masya Allah, sedahsyat itu Al-Qur’an!

Catatan penting lain dari kisah ini adalah bahwa sakit disengat kalajengking itu MURNI PENYAKIT FISIK dan orang yang sakit sembuh dengan hanya dibacakan Al-Fatihah. Tentang mengobati penyakit fisik dengan Al-Qur’an masih diragukan sebagian orang padahal sudah pernah ada kisah keberhasilannya.

Sebenarnya banyak kisah serupa itu. Saya sudah pernah menceritakan di blog ini, bisa dibaca di dalam tulisan berjudul Implementasi dan Bukti Ilmiah Pengobatan dengan Al-Qur’an. Hal semisal, berdasarkan pengalaman saya juga bisa dibaca di dalam tulisan berjudul Kucing Itu Memilih Melahirkan Dekat Kami. Dalam tulisan tentang kucing yang akan melahirkan setelah tertunda hampir 7 jam, prosesnya berlangsung cepat dan lancar setelah putri saya membacakan Al-Fatihah ke air yang diminumkan kepada kucing orens kami.

Masya Allah, kami beberapa kali membuktikan kedahsyatan Al-Qur’an sebagai penyembuh. Salah satunya: suami saya pernah terkilir. Bukan hanya berdenyut-denyut di bagian kaki yang terkilir, tubuhnya demam. Alhamdulillah, setelah kakinya sembuh setelah kira-kira 3 hari dikompres dengan air yang sudah dibacakan surah Al-Baqarah.

💚💛💙

Semoga momen Ramadan bisa membuat kita yang menjalani menjadi pribadi yang lebih baik dan makin meyakini Al-Qur’an sebagai tuntunan hidup atau petunjuk, pembeda antara yang baik dan buruk – antara yang benar dan salah – antara yang haq dan yang bathil, dan semoga makin meyakini Al-Qur’an sebagai syifa.

Makassar, 13 Maret 2025

Bahan tulisan, tausiyah Dokter Zaidul di link:

https://www.youtube.com/watch?v=XaTMTwQ2tYk

Simak tausiyah di link tersebut untuk menyimak secara lengkap pemaparan Dokter Zaidul Akbar.



Catatan kaki:


[1] https://id.wikipedia.org/wiki/Zaidul_Akbar

[2] https://pkh.or.id/dermawan-saat-bulan-ramadhan/




Share :

0 Response to "Takut Ditinggalkan Ramadan"

Post a Comment

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^