Copy The Master, Bukan Sekadar Meniru

Copy The Master, Bukan Sekadar Meniru Membuat tulisan dalam waktu singkat! Tugas seperti ini lazim ada dalam pelatihan menulis. Saya menduga dalam Pelatihan Peningkatan Kapasitas Penulisan yang berlangsung tanggal 3-5 Juli akan ada juga. Benar saja, tugas itu diberikan oleh Ibu Budiana Indrastuti, Kepala UKK UI Publishing dalam materi Teknik Menulis Karangan Khas (Feature). Ibu yang akrab disapa dengan Bubu ini memberikan tugas unik: menulis ala “copy the master”.

Menulis Ala Copy The Master

Copy The Master untuk 3 Topik Pendidikan

 

Kami harus memilih satu di antara 3 topik yang ditawarkan: Peran Teknologi dalam Transformasi Pendidikan di Indonesia, Pendidikan Karakter dan Pembentukan Kepribadian Bangsa, dan Sekolah Murid Merdeka. Fiyuh, sama-sama bukan topik ringan, kawan. 😅

Sebelumnya, kami diingatkan data dari UNESCO yang menyatakan bahwa dari 1000 orang Indonesia, hanya 1 yang membaca. Maka sebagai penulis, kami harus berupaya semaksimal mungkin agar bisa menarik 1 orang itu membaca tulisan dari awal sampai akhir!

Disarankan sejak dari judul sudah menjadi hook (sesuatu yang menarik), so pasti jangan berhenti di judul dan paragraf pertama. Sampai akhir pun kudu diusahakan menarik. Nah, ini memang tantangan para penulis.

Sebagaimana pelatihan menulis pada umumnya, 5W1H (what, when, where, who, why, how) harus ada di dalam tulisan untuk menarik pembaca. Walaupun kita meng-copy punya master, tetap harus punya 5W1H sendiri.

Ibu Budiana (Bubu) menyampaikan bahwa kiat “copy the master” sudah dilakukan sejak dulu. Dilakukan oleh pelukis ternama untuk mendidik murid-muridnya. Murid-murid belajar melukis dari karya si master. Untuk penulisan cerita pendek pun populer dilakukan namun bisa diaplikasikan pada semua jenis tulisan.

Peringatan penting dalam copy the master adalah: tidak boleh terjebak dalam plagiarisme. Dalam proses panjang menulis, saya pernah melakukan yang seperti ini tetapi tidak untuk keseluruhan tulisan. Makanya tantangan tugas kali ini tidak mudah untuk saya lakukan dengan cepat.

Butuh waktu dalam memilih 1 dari 3 topik yang sudah ditentukan. Setelah itu, tantangannya adalah bagaimana memilih artikel berkualitas yang tepat dan sesuai dengan preferensi kita, terakhir – bagaimana memasukkan 5W1H kita yang unik ke dalam tulisan? Huaa … semuanya berputar-putar di dalam otak saya, mencari jalan keluar. 😁

Budiana Indrastuti, Kepala UKK UI Publishing

Makin menjadi rumit karena ada pertanyaan sejumlah peserta pelatihan yang mengarah kepada parafrase artikel. Fokus saya kemudian berpindah kepada parafrase hingga akhirnya saya ter-loh-loh sendiri. Loh … loh … kenapa jadi parafrase? Bukannya kita harus menyelipkan 5W1H sendiri ke dalam tulisan yang it means tulisan yang dihasilkan harus ORISINIL?

Untungnya Mak Irul di samping saya menyebutkan satu kata kunci untuk teknik copy the master ini, yaitu: POLA. Jangan terjebak dalam parafrase, apalagi plagiarisme. Parafrase mentah-mentah hanya menjerumuskan kita ke dalam plagiarisme yang haram dilakukan oleh penulis. Carilah POLA artikel master agar bisa membuat tulisan yang diinginkan.

 

Proses Kreatif Membuat Tugas

 

Sejak sore hari hingga lepas magrib, proses kreatif membuat tulisan berlangsung. Tidak mudah bagi saya karena harus membaca terlebih dulu sejumlah artikel pendidikan untuk dijadikan referensi dan mencari master yang cocok. Berikut ini saya paparkan proses kreatif apa saja yang berlangsung hingga akhirnya saya selesai membuat tulisan dan di-review oleh Bubu.

 

1. Memilih Tema

 

Awalnya topik Sekolah Murid Merdeka menarik perhatian saya. Namun demikian saya tak bisa menemukan ide untuk menuliskannya padahal sudah membuka beberapa artikel referensi. Topik Peran Teknologi dalam Transformasi Pendidikan di Indonesia tidak saya lirik karena saya butuh waktu panjang untuk eksplorasi tema, mencari ide, mencari master, dan membuat tulisan.

Setelah membaca sejumlah artikel tentang Sekolah Murid Merdeka dan tak menemukan ide apapun, perhatian saya tertaut pada topik Pendidikan Karakter dan Pembentukan Kepribadian Bangsa. Saya sudah beberapa kali membaca, membuat tulisan, dan menelaah soal pendidikan karakter. Sepertinya saya bisa membuat tulisan untuk topik ini.

Saya segera mencari master di website tepercaya. Setelah membuka dan membaca beberapa artikel, saya memutuskan menggunakan artikel pendidikan karakter di kompas.com. Saya tahu jurnalis dan editor di website berita ini kualitasnya jempolan. Saya menemukan satu artikel yang menarik, berjudul Pendidikan Karakter Ala SMP Alam Insan Kamil.

 

2. Menyusun 5W1H Orisinil

 

Tidak sulit menemukan 5W1H sendiri karena saya punya ide tulisan tentang akhirussanah (penamatan) dan rapat guru-orang tua murid di sekolah alam Insan Kamil. Tinggal memilah yang mana yang cocok. Setelah membaca master tulisan yang saya pilih berulang kali, pilihan saya jatuh pada rapat guru dan orang tua siswa SMP Alam Insan Kamil. Seperti ini 5W1H yang saya susun:

What

Karakter apa yang dilatih dalam kurikulum? Jawab: kemandirian, kepemimpinan, bersosialisasi, mencintai alam, keberlanjutan.

When

Kapan berlangsungnya rapat guru dan ortu siswa? Jawab: 29 Juni.

Where

Di mana rapat berlangsung? Jawab: di ruang guru SMP Alam Insan Kamil, Gowa.

Who

Siapa saja yang terlibat dalam rapat dan kurikulum sekolah? Jawab: guru, kepala sekolah, fasilitator, orang tua siswa, dan siswa itu sendiri.

Why

  • Mengapa pertemuan dilakukan? Jawab: agar orang tua terlibat penuh dalam proses pembelajaran anaknya.
  • Mengapa penting bagi remaja menjalani proses pendidikan karakter di SMP Alam Insan Kamil?

How

Bagaimana rapat berlangsung dan bagaimana proses pembelajaran berlangsung?

Jawab:

  • Dengan membangun komunikasi yang baik antara guru dan orang tua siswa.
  • Meminta masukan dari orang tua untuk pelaksanaan kurikulum yang berbasis Kurikulum Merdeka dan kurikulum sekolah alam.
  • Merapatkan kembali masukan dari orang tua siswa agar bisa mengambil keputusan terbaik.

Teknik Menulis Feature
Sumber foto: Andy Hardiyanti.

3. Proses Menulis

 

Sebagai master, bolak-balik saya membaca artikel berjudul Pentingnya Pendidikan Karakter Anak yang tayang di Kompas.com pada 30 Maret 2023[1]. Saya harus memahami paragraf demi paragrafnya agar bisa membuat tulisan yang diharapkan sesuai dengan arahan Bubu.

Di awal pemaparannya, Bubu menyebutkan bahwa feature adalah tulisan nonfiksi, based on data. Saya berpikir keras data seperti apa yang harus saya masukkan untuk meyakinkan pembaca. Tentunya, data yang valid juga terkait tujuan penulisan, yaitu untuk berbagi informasi dan mendukung sesuatu/ meyakinkan pembaca.

Kalaupun tujuan penulisan untuk mengekspresikan diri atau memberi hiburan, tetap saja kita butuh data untuk menulis feature. Tulisan yang saya buat bukan bertujuan memberi hiburan atau mengekspresikan diri sehingga data yang kuat adalah yang berasal dari jurnal terkait pendidikan.

Alhamdulillah saya menemukan data valid yang sangat mendukung topik pendidikan karakter, terkhusus untuk remaja (anak SMP) yang saya pilih. Ada dua data yang saya dapatkan dari dua website berbeda. Kedua-duanya saya letakkan di paragraf awal, cocok dengan pola artikel master yang saya pilih.

Selanjutnya tinggal meneruskan mengikuti pola artikel master hingga selesai dan menutup dengan kalimat yang sesuai. Aih, bisa juga selesai tepat waktu.

Usai makan malam dan salat magrib, kami kembali masuk ruangan untuk review tulisan. Saya melakukan finishing dan menambahkan gambar. Setelah upload ke drive tugas, saya masih mengedit tulisan. Rupanya masih ada beberapa kalimat tidak efektif dan typo.

Dua tulisan di-review terlebih dulu oleh Bubu. Keduanya rupanya belum punya 5W1H-nya sendiri. Saat Bubu bertanya, “Siapa yang sudah selesai dan mempunyai 5W1H-nya sendiri?” spontan saya mengangkat tangan agar tulisan saya segera di-review olehnya. Hasilnya bagaimana? Alhamdulillah, sesuai instruksi dan harapan Bubu. Aih, senangnya. 😍

Review Tulisan Feature
Sumber foto: Andy Hardiyanti.

Makassar, 9 Juli 2024

Bersambung




[1] https://lifestyle.kompas.com/read/2023/03/30/170000320/pentingnya-pendidikan-karakter-anak?page=all



Share :

1 Komentar di "Copy The Master, Bukan Sekadar Meniru"

  1. Aku jd penasaran mau baca tulisannya mba.

    Pasti ga mudah menulis dengan konsep copy the master gini. Aku sendiri jaraaaaaaang atau bahkan ga pernah mungkin menulis dengan copy the master. Secara aku hanya menulis pengalaman pribadi.

    Terinspirasi dari tulisan penulis favorit mungkin, tp ga juga utk mencopy cara dia

    Memang kalo mau expert dalam hal menulis, harus belajar banyak konsep dalam tulisan yaaa. 👍

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^