3 Pelajaran dari Kehebohan Dunia Maya, Desember 2021

Bukan namanya kehidupan jika tak ada masalah dan dinamika. Kehebohan juga bisa terjadi di dunia maya, seperti yang belum lama ini terjadi di bulan Desember 2021. Mungkin segala masalah dan dinamika itulah “seninya” hidup yang bisa membuat kita belajar mengenai sesuatu atau disadarkan akan kesalahan tertentu. Biasanya masalah yang jadi aib bisa tersembunyi, rapat sedemikian rupa tanpa ada yang tahu kecuali diri kita dan Tuhan saja namun ada juga masalah yang kemudian membuka aib seseorang ketika dia telah tiada.

Ikut prihatin dan bersedih kepada yang mengalaminya. Baru-baru ini ada kisah bunuh diri tragis yang bikin netizen – khususnya di Twitter marah hingga akhirnya berhasil menerungku R orang yang ditengarai menyebabkan N bunuh diri. Ingin rasanya memeluk ibundanya, saya tak bisa membayangkan bagaimana hancurnya perasaannya.

Sebelumnya, suaminya meninggal dunia, lalu disusul anak perempuannya yang bunuh diri di samping makam ayahnya. Entah bagaimana perasaannya, wajah anandanya sudah tersebar luas. Walaupun banyak yang berempati dan menginginkan kasusnya terselesaikan, sekurang-kurangnya si R ini ditangkap dan kariernya jatuh, tetap saja sisi kelam N sudah terkuak dan beredar luas.


Kehebohan dunia maya

Belum lama kasus N mengemuka, kasus HW, pendiri dan guru satu-satunya di sebuah boarding school khusus putri di Jawa Barat mengemuka karena si HW telah menghamili sejumlah siswinya, dari 21 orang yang dia setubuhi dengan doktrin “guru harus ditaati” dan serangkaian kata yang dibisikkan sebelum melakukannya sehingga korban-korban bagai dicucuk hidungnya – manut tak bisa melawan.

Membaca makian orang-orang dengan menyebut-nyebut “ustadz” dan “pesantren” mengiris hati saya. Betapa nama Islam dipertaruhkan dalam kebejatan ini. Nila setitik rusak susu sebelanga, begitu perumpamaannya. Caci-maki dimuntahkan netizen tak tentu arah. Khawatir saya, Islam akan dirusak bagaikan menggunting dalam lipatan oleh orang seperti H dan para pencaci yang beragama Islam.

Tak berapa lama muncul karikatur yang menghina Nabi Muhammad, ini bikin banyak muslim geram. Tak tahu saja si pelaku yang awalnya disebut-sebut berinisial JS ini jika umat Islam seisi dunia marah, dia takkan merasakan ketenangan sampai kapan pun.

Si penista tak kenal Nabi Muhammad seujung kuku pun tapi dengan teganya menghina seperti itu. Karikatur itu diketahui di-posting melalui akun/nomor Whatsapp milik JS di sebuah grup lalu tersebar di tweet land.

Begini ini sebagian warganet Indonesia. Topiknya apa, komentarnya ke mana-mana. Kalau terkait sosok yang dekat dengan agama, komentar tak elok bukannya ditujukan kepada si sosok saja eh malah belok ke mana-mana yang berkaitan dengan agama tersebut sehingga tak menyadari sedang melumuri “kotoran” di wajah dan sekujur tubuhnya sendiri.

Dari hal-hal yang saya ikuti di media sosial dan media elektronik beberapa hari ini, saya menyimpulkan 3 hal:

 

1. Cari Pertolongan.

 

Segera cari pertolongan ketika merasa tak kuat menanggung beban kehidupan. N sudah melakukan sejumlah langkah guna mencari pertolongan dari luar dirinya. Kepada keluarga dekatnya, kepada keluarga dekat R, hingga kepada pihak-pihak yang berwajib/berwenang namun dirinya tak kunjung mendapatkan keadilan hingga keputusan menenggak racun dilakukannya.

Kasus yang kini menjerat HW juga terungkap karena konon salah seorang siswinya mencari pertolongan kepada orang tuanya dan orang tuanya tak terima putrinya diperlakukan tak senonoh. Eh, ternyata si JS juga melakukan hal ini, dia mencari pertolongan dengan melaporkan ke kepolisian bahwa HP-nya hilang. Nah, lho! 😱

 

Kasus dunia maya

2. Tahan Diri

 

Apapun topik kontroversial yang beredar, tahan diri untuk mengeluarkan kata-kata makian kasar. Walaupun merasa diri membela kebenaran, pilih diksi yang baik karena belum ada pembuktian. Kata-kata makian kelak akan menjadi jejak digital yang sewaktu-waktu bisa berbalik.

Bagi yang sedang mencari pekerjaan, jejak berupa caci-maki bisa menjad penghambat dalam mendapatkan pekerjaan. Bagi yang sedang mencari menantu, hati-hati, calon besan bisa menilai jejak digital berupa umpatan-umpatan. 😳

Tahan diri jika isu yang berkembang terkait simbol agama tertentu apalagi jika dirimu bukan bagian dari agama itu. Sedangkan orang yang seagama saja bisa tergelincir lidah dan jemarinya, apatah lagi yang agamanya berbeda karena tak memiliki wawasan yang cukup tentang agama itu. Sungguh benar nasihat dari berbagai pihak untuk tidak berkomentar soal SARA. Anak kecil pun tahu.

 

3. Hati-hati, Ada Orang yang Mungkin Terluka

 

Ibunda dari N mungkin sangat terluka jika dia tahu apa latar belakang bunuh dirinya putrinya tersebar dengan jelas. Mendiang N sebelumnya pernah curhat melalui beberapa akunnya dan ditemukan oleh netizen. Tahu sendiri kan netizen Indonesia itu banyak yang bisa jadi detektif dadakan?

Selama mengikuti kehebohan di Twitter, yang terlintas di benak saya adalah, “Kasihan ibunya. Bagaimana perasaannya?” Di sisi lain, kalau tak demikian maka R tetap melenggang bebas. Serba salah jadinya. 😓

Hal-hal ini jadi pelajaran bersama untuk menjaga diri agar tak tergelincir di dunia maya. Saya pun sampai sekarang masih terus belajar. Semoga Yang Maha Kuasa menjaga kita semua dari kesesatan di mana pun berada dan yang bermasalah secara hukum segera ditindak.

Makassar, 14 Desember 2021

 



Share :

12 Komentar di "3 Pelajaran dari Kehebohan Dunia Maya, Desember 2021"

  1. Begitulah dunia maya banyak banget ketikan toxic yang meracuni dan menyakiti jadi kita harus hati-hati.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya ya Mbak. Hati-hati dan siap dengan berbagai kemungkinan.

      Delete
  2. Salah satu efek media sosial dan resiko berada di ruang digital, sekarang bagaimana kita para pengguna mengelolanya dengan baik, benar, dan bermanfaat.

    ReplyDelete
  3. betul ya, makanay kita harus menggunakan dengan cara yang benar

    ReplyDelete
  4. Di dalam media sosial memang banyak ketikan yang menyakitkan, bukan hanya ketikan pujian maupun penyemangat. Kejadian kemarin juga membuat saya berpikir, bagaimana sang ibu mengatasi perasaannya yang campur aduk setelah kejadian tersebut menimpa putrinya.

    ReplyDelete
  5. Dunia Maya itu ada baik dan ada sisi buruknya, tergantung diri kita sendiri menggunakannya untuk apa
    Aku aja yang bukan saudara sedih liat berita itu, gimana nasib ibunya sendiri
    Engga habis pikir kalau tiba-tiba si ibu ini dapet omongan jelek karena latar belakang anaknya dari omongan orang lain

    ReplyDelete
  6. Makasih remindernya mbak, kadang dunia maya emang semenakutkan itu

    ReplyDelete
  7. Btul mbak kita mmg harus menahan diri, kadang komentar netizen bak orang paling ahli sedunia, tanpa berkaca diri dulu. Miris

    ReplyDelete
  8. Tapi bagaimanapun aku salut juga ama netizen karena kawalannya banyak dan detailnya melebihi polisi beneran yak bagaimanapun berkat netizen yang viralin semua kasus jd lebih cepat terungkap, yekan.

    ReplyDelete
  9. Ikut sedih, geram, juga pesimis mengikuti kasus2nya N dan oknum ustad bejat itu. Walopun ada bagusnya Krn netizen, jadi para pelaku bisa akhirnya ditangkap, tapi memang sisi jeleknya ada banyak aib terbuka.

    Akupun ga pernah setuju hanya karena perbuatan oknum, orang jadi menjelek2kan ke hal lain misalnya agama atau suku dan ras. Janganlah .. melakukan itu, hanya membuat diri kalian sama hinanya kayak orang yg kalian hujat. :(.

    ReplyDelete
  10. Catatan kelam yang bisa menjadi pelajaran kita semua, sebenernya yaa...kak Niar.
    Aku pun merasa sedih, mengapa selalu perempuan yang posisinya tidak diuntungkan?

    Jadi termakan doktrin-doktrin semacam "Percuma pakai jilbab kalau akhlaknya gak ada."
    Huuhu...sedih sekali.

    Semoga kita semua bisa saling support dengan perkataan yang baik dan beradab. Karena tidak semua orang bisa menerima apa yang kita katakan kalau kondisinya sedang tidak mendukung.

    Maaf kak Niar, aku jadi meracau kemana-mana. Karena sangat sedih sekali dengan pemberitaan dimana-mana ini... dan doa Ibu, semoga Allah melindungi anak cucu kita dari mara bahaya yang menyulitkan.
    Aamiin.

    ReplyDelete
  11. Iya miris banget kasusnya itu Kak Niar nyesek padahal sudah lama curhat di medsos pengen bunuh diri dan akhirnya terlaksana, kayak kecolongan gitu nggak bisa bantu dia huhu

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^