Cerita Belajar Daring: Puisi Afyad

Cerita belajar daring kali ini bukan sekadar drama pembelajaran daring. Si mamak mau cerita kalau salah satu yang menyenangkan dari pembelajaran daring adalah bahwa mamak juga jadi banyak belajar. Minimal mengulang-ulang kembali pelajaran SD dan SMP.

Apakah itu menyenangkan buat para ayah/bunda?

Buat saya, ya salah satu hal yang menyenangkan.

Belajar puisi daring

Mengutip dari Detikhealth, disebutkan bahwa penelitian dari Harvard menemukan bahwa neuron atau sel saraf tidak bertambah banyak seiring pertambahan usia manusia, melainkan berkurang jumlahnya untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar.

Semakin tak dipergunakan, maka sel-sel otak semakin berkurang. Kira-kira demikian. Ikut belajar dengan anak-anak, membuat sel-sel saraf di otak rasanya seperti tersegarkan kembali.

Liputan6.com perna mengeluarkan artikel yang menyatakan bahwa seiring pertambahan usia, jangan pernah berhenti mempelajari hal baru. Menurut Ketua Persatuan Gerontologi Indonesia (PERGEMI) – Prof. Dr. dr. Siti Setiati, belajar hal baru bisa mencegah atau menunda kepikunan pada seseorang terutama saat lanjut usia.

Nah, mempelajari hal baru saja dianjurkan, terlebih lagi mempelajari hal-hal yang sudah pernah dipelajari, akan menyegarkan otak … demikian kesimpulan saya.

Ngomong-ngomong tentang pelajaran anak, salah satu yang menantang adalah tugas bikin puisi untuk anak kelas 4 sekolah dasar (Afyad). Orang tuanya yang bikin puisi, anaknya membacakannya. Bukan membaca biasa, melainkan harus direkam dan dikirimkan kepada gurunya.

Revisi puisi Afyad

Saya senang-senang saja mengerjakan puisi buat anak asalkan bukan puisi buat orang dewasa. Kalau puisi anak SD, mamak ini masih berani diadu hehe.

Ibu wali kelas menentukan topik puisinya KEBERAGAMAN. Maka jadilah puisi pertama ini:


BERAGAM TETAP INDONESIA

Kakek, nenek, ato', dan omaku berbeda asal

Papa-mamaku berbeda latar belakang

Tetanggaku bermacam suku

Teman-temanku bermacam sifat

Kami disatukan oleh Indonesia

Saling menghargai

Saling menyayangi

Tidak boleh memaki

Kebersamaan yang harmoni


Setelah puisi anak pendek itu jadi, dilanjutkan proses take video. Si anak kelas 4 harus membacakan puisinya depan kamera lalu videonya disetor kepada guru.

Tengah proses take video, anak gadis kelas 8 nyeletuk, "Saya kira Papa dan Mama bukan disatukan oleh Indonesia, tapi disatukan oleh CINTA."

????

Mamak dibikin speechless. 🙈😳😁😂

Puisi anak


Beberapa hari kemudian, Mamak bertugas bikin puisi lagi. Kali ini topiknya CITA-CITA.


CITA-CITA YANG ALLAH RIDHA

Kata mamaku cita-cita itu ...

Diantar doa menuju langit

Diiringi kesungguhan mengupayakannya

 

Kata mamaku kesuksesan itu ...

Bukan tingginya pangkat kau ungkit

Tapi tentang manfaat yang kau upaya

 

Kata mamaku, akan jadi apapun aku ...

Yang paling penting selalu bangkit

Dan Allah meridhainya

 

Catatan khusus bagi Afyad dalam membacakan puisi Cita-Cita yang Allah Ridha ini - anak spesial speech delay ini masih kesulitan menyebut beberapa kata seperti "kesuksesan" dan "ungkit" tapi sudah merupakan kemajuan dia mau mengoreksi tulisan yang salah dan mau mengulangi take video sebanyak 4 kali. Masya Allah.

Sungguh learning process yang menarik bagi saya, juga bagi anak-anak saya. Saya menghargai proses belajar, in syaa Allah, ada manfaatnya bagi kami. Ayah dan Bunda punya kisah proses belajar yang menarik jugakah? Share, yuk.

Makassar, 25 Januari 2021

 

Keterangan:

Jika ingin pembaca tulisan-tulisan lain tentang pengalaman kami dalam pembelajaran daring. Silakan ketikkan di kotak pencarian keyword PEMBELAJARAN DARING atau DRAMA PEMBELAJARAN DARING, atau BELAJAR DARING.

 



Share :

10 Komentar di " Cerita Belajar Daring: Puisi Afyad"

  1. Saya belum mendampingi Palung menulis puisi. Soalnya belum dapat tugas kayak Afyad.Semoga selalu bersemangat.

    Belajar daring baca puisi dan merekamnya dalam video itu bagus. Melatih anak untuk percaya diri selaligus fasih berbicara tanpa adanya tekanan karena hal demikian merangsang anak untuk belajar.

    Jadi kepikiran untuk merekam Palung hafalan surat pendek dan baca pantun atau puisi.

    ReplyDelete
  2. saya juga speechless ada anak SD mengatakan bahwa mama papa disatukan oleh cinta, memang betul sekali, dek hehe. sukses terus ya buat anaknya mba, kalau lihat puisi jadi inget waktu SD saya suka banget dengan puisi, sering buat dan tiap naik kelas baca puisi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yang nyeletuk itu kakaknya yang kelas 8 (kelas 2 SMP), Mbak, hehe.

      Delete
  3. Paling ngakak pas baca bagian ini: "Saya kira Papa dan Mama bukan disatukan oleh Indonesia, tapi disatukan oleh CINTA."

    :D Eaaaaa. Wkwkwkwkw.

    Auto-kebayang kayak gambar komik gitu. Lumayan seru juga ya pelajaran bikin puisi kayak gini. Videonya pas baca puisi enggak diaplot di sinikah, Mbak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wkwkwk dituangkan ke bentuk komik bagus kali ya, Mbak Nieke.

      Video anak-anak saya privat, Mbak. Ada akunnya tapi saya privat. 😃

      Delete
  4. Klo anak sy yg kcil tipenya kinestetik. Lebih suka praktik. Jd klo urusan disuruh menghafal atau baca, sulitnya minta ampun. Tp lalu diketahui, dia cuma butuh gerak tdk bs diam. Akhirnya gaya belajarnya adalah baca/nulis diseling lari² hahah..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yang kinestetik anak sulungku, Mbak. Dia mahasiswa sekarang. Sampe sekarang tidak bisa diam kecuali lagi depan laptop wkwkwk.

      Delete
  5. Duh celetukannya anak gadis bikin speechless betul 🤣. Ghaza belum sekolah sih kak, insyallah tahun ini. Dak terbayang kalau masih harus daring, hahaha... banyak protesnya dia soalnya 🙄

    ReplyDelete
    Replies
    1. Deh ... iya Dwi. Kalo baru mau sekolah langsung daring, rempongnya itu.

      Delete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^