Refleksi Ngeblog 2018 dan Tetap Menjadi Diri Sendiri

Bukannya mau ikut-ikutan bikin resolusi. Saya cuma mau ikut-ikutan menulis renungan seputar aktivitas ngeblog saja (tapi pada akhirnya mirip resolusi, sih😀. Tahun lalu saya membuat tulisan berjudul Refleksi Ngeblog 2017 dan Sebuah Ketakutan. Ketakutan yang saya tulis di situ hingga sekarang masih menjadi ketakutan saya dan akan saya usahakan terpelihara terus karena menjadikan kontrol buat saya agar berhati-hati.

Sepanjang 2018, alhamdulillah banyak pengalaman berkesan, mulai dari berjejaring dengan banyak orang baru dari berbagai kalangan, mendapatkan job-job baru di blog, website lain, dan media sosial, menjadi nara sumber di beberapa kesempatan berbeda (baca Bukan Sekadar Nara Sumber INSPIRASI di Fajar TV), menang lomba, sembari tetap berusaha memenuhi target 15 tulisan per bulan. Lima belas tulisan per bulan itu tidak selalu terpenuhi tetapi beberapa kali terlampaui.


Pemahaman saya akan SEO (Search Engine Optimization) bertambah. Pertambahannya selalu sangat sedikit demi sagat sedikit (level-nya di bawahnya sedikit haha soalnya belajar SEO tak mudah bagi saya, sering kali butuh waktu bertahun-tahun untuk memahami satu istilah saja). 😌 Saya ikut kelas Google Gapura Digital dua putaran dan menyimak dengan serius kelas SEO-nya (ini salah satu tulisan saya: Belajar Handal SEO dan SEM di Google Gapura Digital Makassar). Selain itu sempat belajar juga pada beberapa pakarnya. SEO ini selalu bikin saya penasaran. Tetap bikin saya acuh tak acuh tapi butuh.

Mau tak mau saya mengakui bahwa saya butuh pembaca di blog ini dan apa boleh buat, SEO membantu pemasukan pembaca. Walaupun demikian ada beberapa tulisan di blog ini yang sampai sekarang masih dibaca orang padahal saya tidak dengan sengaja membuatnya dengan kaidah SEO. Salah satunya adalah tulisan berjudul Syarat dan Ketentuan Menulis di Rubrik Opini Harian Fajar.

Tulisan itu masih sering naik ke posisi “tulisan terpopuler pekan ini” di blog ini. Salah satu buktinya adalah adanya pertanyaan di bawah tulisan itu, mempertanyakan tentang bagaimana mengetahui apakah tulisan kita dimuat atau tidak.

Satu tulisan lama saya juga masih ada yang mendapatkan reaksi dari pembaca. Judulnya Titik Ba, Sebuah Buku Manual Kehidupan. Saya menulisnya pada tahun 2014 tetapi masih ada yang mengaksesnya dan menanyakan bagaimana cara mendapatkan buku yang saya ulas dalam tulisan ini. Saya senang bisa menjawab dan memberikan arahan untuk mendapatkan buku ini karena saya sudah terhubung dengan penulisnya dan promotor baru buku ini, dari penerbitnya yang baru. Buku ini sudah dicetak kembali dan bisa didapatkan melalui link yang saya berikan kepada si penanya.


Ngeblog telah mengantarkan saya berkenalan dengan banyak orang yang masya Allah inspiratifnya. Mereka berasal dari beragam latar belakang. Mereka mengajarkan saya aneka wawasan. Hingga ke titik ini, saya harus bilang bahwa saya makin cinta dengan dunia blogging yang mulai saya pelajari sejak tahun 2006 ini.

Saya berharap ke depannya bisa terus memelihara ritme yang sudah saya akrabi hingga detik ini eh tapi dengan mengurangi begadang, sih ya hehe. Saya berharap bisa bertemu dan berkenalan dengan lebih banyak lagi orang-orang inspiratif di negeri ini sembari tetap mendapatkan pintu rezeki dan memenangkan lomba blog juga.

Saya melihat, kembali ada harapan pada lomba blog. Kalau lomba blog sempat menomorduakan teks pada blog dan lebih memenangkan tampilan grafis/video di dalamnya, sekarang sudah ada harapan baru. Buktinya saya masih bisa memenangkan lomba blog Bukalapak baru-baru ini – sebagai pemenang pertama untuk kategori Konten Terkreatif, silakan baca #Bukainspirasi: Pentingnya Pelaku UMKM Berkomunitas. 😍

Ketika jadi nara sumber televisi

Masya Allah, alhamdulillah, bukan tanpa alasan jika saya mengatakan akan tetap menjadi diri saya dengan misi yang saya bawa, tetap belajar, dan tetap menjalani dunia blogging ini di tahun 2019. Semoga Allah memberikan kekuatan dan kesehatan untuk tetap menjalani hari-hari sebagai blogger. Kalau dirimu, bagaimana?

Makassar, 31 Desember 2018



Share :

5 Komentar di "Refleksi Ngeblog 2018 dan Tetap Menjadi Diri Sendiri"

  1. apa kabar mbak Niar?
    keren banget bisa nulis 15 artiekl sebulan, bagaimana ngatur semangat dan waktunya itu mbak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai Kak Monda. Alhamdulillah baik. Lama tak saling menyapa, ya 😍

      Sepertinya karena rutinitas sehari-hari Saya di rumah tangga saja jadi pelariannya bisa ke menulis dan blog, ya, Mbak hehe.

      Delete
  2. sejak kenal blog 2014, akupun jd susah untuk berhenti nulis di blog mba. ini udh jd semacam obat sih buatku.. sdg stress, jenuh, aku biasanya nulis.. dulu di buku harian, skr di blog. walopun tulisn blog udh ga curhat2 lagi kayak dulu ;p. walo masih belum mau untuk cari duit dr blog, tp aku ttp pgn lbh konsisten lg nulisnya di thn 2019 ini.. :). diusahakn bisa seminggu sekali. kamu hebat sih sampe bisa 15 artikel tiap bulan... aku bendera putih duluan itu hahaha

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^