Pantaskan Diri Menjadi Orang Tua dengan Mempelajari Perkembangan Jaman Now

Nara sumber pertama yang mempresentasikan materinya pada Talkshow Pendidikan Orang Tua Hebat – Mendorong Sekolah Ramah Anak, Solusi Cerdas Optimalkan Potensi Anak di Era Milenial yang berlangsung tanggal 1 Juli lalu adalah Pak Amal Hasan. Pak Amal Hasan yang akrab dengan sapaan Eyank ini aktif di dunia IT, khususnya dalam bidang pendidikan (silakan baca tulisan sebelumnya: Talkshow KerLip untuk Orang Tua Hebat di Jaman Now).


Lelaki 45 tahun berkaca mata yang lulusan Statistik MIPA ini ternyata pernah kuliah di Kedokteran tapi tidak selesai. Dia aktif sebagai relawan TIK Indonesia dan pernah menjadi ketua Relawan TIK Sulawesi Selatan. Relawan TIK ini secara nasional menjadi partner Kominfo. Ssalah satu tugas yang dilakukan Pak Eyank adalah me-review postingan yang dilaporkan ke ICT Watch dan diteruskan ke Google. Selain itu, bapak beranak 7 ini juga menjadi konsultan ICT di beberapa instansi pemerintah dan swasta dan berkedudukan sebagai leader of Google Educator South Sulawesi (Google for Education merupakan program CSR Google dalam dunia pendidikan yang diberikan gratis kepada institusi pendidikan).

Pak Amal memulai presentasinya dengan beberapa quote, yaitu:
  • Didiklah anakmu sesuai zamannya karena dia akan menghadapi zaman yang berbeda dengan zamanmu.
  • Jangan larang anakmu mendekati sungai karena takut dia tenggelam tapi ajarilah dia BERENANG.
  • Teknologi itu mudah dan memudahkan. Yang membuatnya terasa SULIT adalah karena dia MENGUBAH KEBIASAAN.


Begitu banya perkembangan teknologi sekarang yang tidak orang tua ketahui.Wawasan kita sebagai orang tua begitu terbatas. Sebagai ilustrasi, dicontohkan Pak Amal adalah mengenai mesin cuci piring yang belum tentu semua orang tua paham seperti apa mesin cuci piring itu. Sementara itu, anak jaman now yang belum tahu baca-tulis saja sudah bisa mengoperasi gadget hanya DALAM HITUNGAN JAM. Well, saya mengalaminya juga. Anak bungsu saya yang speech delay, ketika bicaranya masih sangat minim dan belum tahu baca-tulis, sudah paham cara mengubah atribut user di laptop saya. Dia beberapa kali mengubah saya menjadi user biasa dan dirinya menjadi administrator karena dia paham otoritas administrator lebih tinggi daripada user biasa. Bahkan dia pernah mengubah password seseorang yang sampai sekarang tidak ada yang tahu bagaimana caranya dia masuk ke komputer orang tersebut yang password-nya terpasang. Sekali waktu dia bisa masuk ke gadget sepupunya yang terkunci dan men-download aplikasi game untuk anak-anak. Untuk hal-hal seperti ini, dia belajar sendiri, tak pernah kami ajari.

Maka dari itu, alasan TIDAK TAHU bagi orang tua, tidak bisa dibiarkan melainkan harus diatasi dengan cara BELAJAR untuk menguasai teknologi yang sekarang lazim dipergunakan oleh anak-anak. Nah, mengapa pula kita – selaku orang tua perlu belajar?

Penjelasan berikutnya mengenai algoritma BUBBLE SORT dijelaskan oleh Pak Amal. Ambil contoh mengenai fenomena KOTAK KOSONG di Pilkada Makassar. Ketika seseorang berada di “pihak kotak kosong” dan dia hanya me-like dan posting tentang berita kotak kosong maka apa yang muncul selanjutnya hanyalah tentang itu atau Danny Pomanto, berita mengenai Appi – Cicu tidak ditampilkan di time line-nya. Buat yang “Jokowi haters” maka informasi terkait haters yang muncul, kerja-kerja baik pak presiden tak muncul di berandanya. Dari semua teman Facebook, yang muncul di time line kita hanya berkisar 15 – 35%. Mereka adalah yang sering kita like dan komentari statusnya. Jika kita menerima bulat-bulat apa yang kita sukai dan benci tanpa cek dan ricek maka hoax dengan bulat-bulat pula akan merasuki kita melalui internet. Sementara itu, HOAX di masa sekarang menjadi penyebab konflik horisontal di antara kita.


Jika tak belajar, kita akan menjadi orang dewasa pengkonsumsi hoax. For your information, berdasarkan survei Mastel (Masyarakat Telematika), ranking hoax yang masyhur di Indonesia adalah politik, SARA, dan kesehatan. Miris sekali saya ketika melihat orang-orang terpelajar nge-share dengan berapi-api berita hoax lalu ketika ada yang memberitahukan kepadanya itu hoax, dia malah balik berkomentar garang dengan yakinnya bahwa informasinya valid padahal sudah ada bantahan terkait hal itu.

Contoh selanjutnya yang diperlihatkan Pak Amal adalah foto lelaki perempuan yang terlihat sangat akrab. Orang bisa menduga mereka pasangan kakak-adik atau sejoli cinta. Pada kenyataannya, foto tersebut hasil editan. Aslinya, si perempuan berfoto bersama seorang perempuan lain. Lihatlah, betapa mudahnya orang memfitnah orang lain di zaman ini. Pahamkah kita sebagai orang tua? Jangan-jangan kita termasuk orang dewasa yang mudah termakan hoax? Lalu, terbayangkah bagaimana anak-anak kita kalau orang tuanya tidak bisa mempelajari perkembangan zaman, mudah pula termakan hoax?

Makassar, 8 Juli 2018

Bersambung

Jangan lupa baca tulisan sebelumnya: Talkshow KerLip untuk Orang Tua Hebat di Jaman Now


Baca juga:





Share :

3 Komentar di "Pantaskan Diri Menjadi Orang Tua dengan Mempelajari Perkembangan Jaman Now"

  1. setuju, mbak. sebagai orang tua kita memang harus update sama teknologi dan perkembangan jaman

    ReplyDelete
  2. Salam Mbak Bro
    Hehehe, setuju banget.
    Jangan ajari dengan melarang tapi dengan kasih kenapa dan cara atasinya.
    Mauliate
    Terimakasih

    ReplyDelete
  3. secara teknologi anak-anak sekarang lbh jago

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^