Dampak Buruk Gadget dan Pornografi Bagi Anak

Penekanan mengapa mengapa kita harus belajar dalam mengawal anak-anak di jaman now disampaikan oleh Mbak Di (Nyi Mas Diane WS., Psi) pada materi kedua di Talkshow Pendidikan Orang Tua Hebat – Mendorong Sekolah Ramah Anak, Solusi Cerdas Optimalkan Potensi Anak di Era Milenial yang berlangsung 1 Juli lalu. Perbedaan masa di antar kita dan anak-anak. Juga di antara kita dengan orang tua kita, terlebih di antara orang tua kita dengan cucunya begitu nyata. Masa-masa tiga generasi kita punya karakter yang berbeda jauh. Tidak persis antar generasi kita dan anak kita misalnya, bahkan dalam berbeda usia sepuluh tahun saja sudah berbeda karakternya. Hati-hati jika berpotensi menemukan dampak buruk gadget dan pornografi bagi anak.


Generasi Baby Boomers (lahir sebelum tahun 1969), generasi X (1969 – 1980), generasi milenial atau generasi Y (lahir tahun 1981 -1994 ), generasi Z (lahir tahun 1995 – 2010), dan generasi Alpha (lahir tahun 2010 hingga saat ini). Dilihat dari tahun-tahun tersebut – dari slide presentasi Mbak Di, saya masuk generasi X sementara ketiga anak saya adalah produk generasi Z.

Perkembangan internet pada masa saya tumbuh besar dulu sangatlah lambat. Saya baru mengenal internet ketika lulus kuliah (tahun 1997). Saya masih melihat komputer yang dioperasikan dengan sistem DOS saja. Saya masih melihat komputer Pentium 1, bahkan generasi di bawahnya. Saya juga masih menggunakan disket berukuran 5 ¼ inci sebagai tempat penyimpanan data dan masih menggunakan search engine Astalavista. Saya mendengar orang-orang menggunakan mIRC meskipun demikian saya tidak tertarik menggunakannya. Handphone pertama dimiliki suami saya pada tahun 2001, waktu itu SIM card masih mahal sekali. Selain itu, saya dan teman-teman saya sekarang menjadi pengguna email dan WA, juga media sosial seperti Facebook dan Instagram. Dari slide yang ditunjukkan Mbak Di, generasi X berciri ingin menunjukkan kemampuan diri, berorientasi kesejahteraan, dan memenuhi kebutuhan anak (secara positif).

Sementara itu, generasi Z memiliki ciri-ciri perpindahan (khususnya teknologi) antara satu hal dan hal lainnya sangat cepat. Contohnya saja, kita belum terbiasa dengan Revolusi Industri jilid 3 tiba-tiba saja jilid 4-nya sudah di depan mata. Selain itu, generasi ini mudah terganggu fokusnya, multi tasker, berjiwa pengusaha, memiliki jaringan sosial tinggi, dan mengglobal.


Era digital saat ini begitu memesona dan memunculkan banyak perkembangan yang memberi manfaat. Namun selain itu, dampak negatifnya tak kalah besar dari dampak positifnya jika kita tak memerhatikan atau memusingkannya. Gangguan kesehatan dan gangguan psikologi adalah salah satunya.

Gangguan psikologi contohnya NOMOPHOBIA (no-mobile-phone phobia), yaitu kecemasan bahkan ketakutan berlebihan jika hidup tanpa HP. Mengenai gangguan kesehatan – hal ini bisa muncul melalui radiasi antena HP. Mbak Di memperlihatkan sebuah video yang memperlihatkan presentasi dari Dr. Devra Davis – seorang epidemiologist mengenai akibat yang ditimbulkan dari radiasi ini. Saya kasih bocoran, ya: bisa menyebabkan gangguan di syaraf wajah dan otak akibat radiasi tersebut, stroke, gangguan di organ reproduksi laki-laki, hingga kanker payudara! Terbayangkankah jika anak-anak kita yang mengalaminya sementara kita saja yang orang dewasa ini bisa dengan mudah terkena dampak-dampak negatif itu?

Dr Devra Davis - The truth about mobile phone and wireless radiation

Siapkan budget sebesar 10 kali lipat dari harga gawai,” tukas Mbak Di – jika kita membiasakan anak dengan gadget. Perhitungkan biaya dokter-dokternya, semisal dokter ahli syaraf, dokter onkologi, dokter ahli penyakit dalam, dan sebagainya. Bukan dampak penggunaan satu – dua – tiga kali penggunaannya yang merugikan, melainkan AKUMULASI penggunaannya selama berhari-hari, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun!

Nah, kira-kira, apa hal yang bisa dilakukan untuk meminimalisasi dampak-dampak buruk itu? Dari yang disampaikan oleh Dr. Devra Davis, kita dianjurkan untuk set gadget ke mode AIR PLANE (yang bergambar pesawat terbang). Hal ini dilakukan agar antena tidak mengeluarkan radiasinya karena sibuk mencari sinyal.

Yang perlu disikapi orang tua pula adalah pada Revolusi Industri jilid, banyak tenaga kerja manusia akan digantikan dengan robot. Revolusi Digital ubah perilaku bangsa. Manfaat perkembangan teknologi adalah memudahkan kita. Anak tetap harus dilindungi. “Tapi jangan halangi potensi manfaat agar tak gagal manfaat,” ucap Mbak Di.

Para pemenang game dari Pegadaian Makassar
Sekali lagi, Mbak Nyi Mas Diane mengingatkan mengenai bahaya pornografi, “Banyak orang tua takut anaknya kena narkoba sehingga melarang anaknya bermain di luar rumah namun sebagai kompensasinya, anak-anak diberi kebebasan akses internet (wifi) tanpa ada pengawasan dari orang tua. Anak menjadi kecanduan pornografi yang lebih berbahaya dari narkoba.” Istilahnya NARKOLEMA (narkotika lewat mata).

  • Anak mudah terangsang sehingga sering masturbasi/onani, bahkan berzina.
  • Mengalami kerusakan otak sehingga anak tidak memiliki rasa bersalah dan rasa malu.
  • Melakukan penyimpangan dan kejahatan seksual.
Mbak Di juga memperlihatkan kepada kami video (saya duga dari tangkapan CCTV) yang menunjukkan anak usia sekolah dasar bermasturbasi di dalam warnet. 😰 Ketahuilah, hasil MRI[] (1Magnetic Resonance Imaging) otak anak yang terpapar pornografi sama parahnya dengan pengemudi mobil dengan kecepatan sangat tinggi yang mengalami kecelakaan dan cedera otak pada bagian atas alis kanan (Dr. Donald Hilton Jr – 2010).

“Bagian otak yang dirusak adalah Prefrontal Cortex – bagian yang membedakan manusia dengan binatang. Jika bagian ini rusak maka jadi binatang. Sifat kerusakannya seperti kecanduan narkoba tetapi kerusakannya seperti gegar otak,” Mbak Di menjelaskan kerusakan otak akibat pornografi.

Penarikan door prize, Ndy Pada (www.ndypada.com) salah satu pemenang HP

Bukan hanya berhenti pada KERUSAKAN OTAK. Akibatnya kalau otak anak rusak, kata Mbak Di, adalah:
  • Berperilaku tidak wajar kepada masyarakat.
  • Melanggar etika sosial.
  • Memenangkan ego pribadi.
  • Mengucapkan kata-kata yang tidak pantas.
  • Tidak mampu memilih perilaku baik dan perilaku buruk.
  • Tawuran pelajar.
Nah, sasaran tembak pebisnis pornografi internasional ternyata bukan remaja tetapi anak lelaki yang belum baligh. Kenapa anak lelaki yang belum baligh? Alasannya karena:
  • Anak laki-laki cenderung bekerja dengan otak kiri sehingga lebih fokus.
  • Hormon seksnya lebih banyak daripada perempuan.
  • Alat kelaminnya berada di luar sehingga lebih gampang distimulasi.
  • Jauh lebih gampang membuatnya kecanduan ketimbang orang dewasa (kematangan fisik otak manusia pada usia 25 tahun). Jadi, sebelum matang fungsi otaknya sudah dirusak terlebih dulu dengan pornografi.
Bloggers bersama para nara sumber
Pebisnis pornografi internasional melancarkan 4 hal yang diistilahkan 4A ini:
  • Acceptable (dapat diterima)
  • Affordable (terjangkau)
  • Agresif
  • Anonymous (tanpa nama)
Begitu mudah pornografi menghampiri anak kita melalui gadget. Para pebisnis pornografi ini menargetkan anak-anak yang: smart, lonely (kesepian), jiwanya hampa, sedang marah, depresi, dan kelelahan (misalnya dalam menjalani rutinitas sehari-hari, pulang sekolah harus les ini les itu lagi).

“Jangan tanyakan MAU JADI APA kepada anak tapi tanyakan MAU BUAT APA KAMU KE DEPANNYA. Berikan sikap yang baik pada anak Anda. Hargai anak Anda,” ucap Mbak Di. Waspadai sikap-sikap menyepelekan anak, melemahkan, membanding-bandingkan, dan lain-lain seperti yang dipaparkan Mbak Di dalam video ini:



Bagaimana menghadapi anak jaman now, bisa dibaca pada tulisan Cara Menjalani Peran Sebagai Orang Tua Jaman Now.

Makassar, 13 Juli 2018

Selesai

Catatan:
Materi ini penyampaiannya sebenarnya sebelum bagian akhir tulisan yang lalu tetapi saya salah ketika memperhatikan kembali catatan-catatan saya. Tidak apa, ya saya tulisnya sebagai bagian akhir. Manfaatnya tetap bisa diambil. Bahwa gadget itu dampak buruknya bisa besar sekali tetapi manfaatnya pun demikian dan sebagai orang tua, kita perlu waspada.

Sekali lagi, terima kasih banyak kepada Pak Bagus Dibyo Sumantri,
Pak Amal Hasan, dan Mbak Nyi Mas Diane W. S.
Semoga semua ini berkah dan bermanfaat bagi orang banyak.


Baca juga tulisan-tulisan sebelumnya:
  1. Talkshow KerLip untuk Orang Tua Hebat di Jaman Now
  2. Pantaskan Diri Menjadi Orang Tua dengan Mempelajari Perkembangan Jaman Now
  3. Tips Agar Anak Aman Menggunakan Gadget
  4. Peran Orang Tua dan Pornografi dalam Gadget
  5. Cara Menjalani Peran Sebagai Orang Tua Jaman Now

Juga tulisan-tulisan berikut ini:




[1] MRI: pemeriksaan yang memanfaatkan medan magnet dan energi gelombang radio untuk menampilkan gambar struktur dan organ dalam tubuh, dari www.alodokter.com.



Share :

10 Komentar di "Dampak Buruk Gadget dan Pornografi Bagi Anak"

  1. Beresikonya gawai untuk pertumbuhan anak yah kak, anak skarang sudah punya akses lebih luas ke konten-konten negatif. Jadi merasa sedikit bersyukur, dijamanku dulu belum begitu ramai akses internet masih tak tak sep sekarang.

    ReplyDelete
  2. Ortu zaman now harus juga lebih pintar dari pada anak kekinian. Mengerti tekhnologi dan pergaulan mereka bisa jadi senjata kita untuk melindungi anak-anak dari pergaulan yang salah.

    ReplyDelete
  3. Anak laki-laki ternyata sasaran empuk pornografi, bacanya seram tapi itu kenyataannya ya. Generasi Z memang generasi digital yang mau tidak mau ya gadget adalah bagian dari dunia dan zaman mereka. Ka Niar ulasannya lengkap sekali, permateri per blog post, mantab👍.

    ReplyDelete
  4. Adalah tantangan orang tua untuk menciptakan kegiatan-kegiatan kreatif bagi anak supaya anak tidak tergoda untuk memegang gadget. Sebab sebetulnya alasan utama orang tua untuk memberikan gadget kepada anak adalah agar anak bisa menemukan kegiatan bermain melalui gadget tersebut.

    ReplyDelete
  5. memang sebaiknya kak anak yang diberi fasilitas lebih seperti gadget harus dikontrol. bahaya untuk pertumpuhan mereka kasian anak bangsa semakin lama semakin canggih teknologi dan semakin banyak pula yang ingin merusak

    ReplyDelete
  6. ngeri juga ya kalau sampe kejadian dampak buruknya itu ke anak2 huhu anakku nih juga sudah mulai saya natasi screennya, nanti malam pi baru boleh pegang hape , tapi sisi positifnya dia jd lebih cepat tau warna angka huruf lewat youtub yang saya save kan videonya eheheh

    ReplyDelete
  7. Salam Mbak Bro
    Pokoknya harus diajarin sejak kecil.
    Jangan sampe belajar sendiri dan salah sendiri.
    Eh ga dapat dukungan dan rusak sendiri.
    Mauliate
    Terimakasih

    ReplyDelete
  8. selalu lengkap , susah buat nambainnya, peran ortu sangat penting ya dalam mebimbing penggunaan gadget

    ReplyDelete
  9. Banyak bahayanya bila orangtua abai. Ulasannya sangat bagus dan lengkap. Terima kasih sudah berbagi...

    ReplyDelete
  10. Kecemasan dan ketakutan tanpa gawai kini sudah mewabah, dan sepertinya sudah menjadi akut.

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^