Belajar Handal Membangun Merek Lewat Video di Google Gapura Digital

Materi kedua berjudul Membangun Merek Lewat Video pada Kelas Handal Digital  yang diselenggarakan oleh Google Gapura Digital pada 28 April lalu dibawakan oleh Pak Zulkifli AT, Sahaba’ Visual Marcomm. Sebagai seorang blogger, saya menganggap materi ini penting makanya saya mengikutinya sampai selesai.


Di awal pertemuan, Pak Zul menyamakan presepsi dengan para peserta. Selama ini brand hanya dipersepsikan sebagai nama/kemasan. Padahal tidak. “Brand lebih dari sekadar yang kita presepsikan, yaitu sebagai value, diferensiasi, identity, promise,” ucapnya. Menariknya, masih ada sederetan “makna” dari brand lagi yang dijelaskannya.

Brand value menghasilkan kelebihan dari produk. Brand value dari Markobar, tetap dicari orang meskipun harganya mencapai Rp. 90.000. Brand value GoJek membuat Astra mendanai IT-nya baru-baru ini.  Brand, kalau tidak ada semangat – selesai,” tambahnya. Selesai. Tamat riwayatnya.
  • Selain itu, brand membuat loyalitas. Sekarang ini, loyalitas penting. Orang-orang tertentu bisa loyal dengan brand tertentu.
  • Brand menghasilkan emosi. Pak Zul mencontohkan, orang membeli air kemasan dengan meminta, “Ada Aqua?” meskipun yang akhrnya dibawa pulang bukanlah merek Aqua.
  • Brand menghasilkan engagement yang membuat customer membela brand kita.
  • Brand menghasilkan behaviour – kebiasaan unik customer-nya. Misalnya Indomie menghasilkan kebiasaan nongkrong di Upnormal.


Berikutnya persamaan persepsi mengenai selling dan marketing. Marketing itu apa yang dilakukan. Selling itu menghasilkan omzet. Posisi branding dalam pengertian ini adalah: “menjadikan kita apa”. Maka penting untuk mendefinisikan sendiri brand anda apa. Kalau ada yang bertanya, bisa segera dijawab bagaimana kita mendefinisikan brand tersebut. Dan ingat pula bahwa marketing yang paling tepat adalah dari owner-nya sendiri.

Cobalah menjawab pertanyaan ini: apa positioning brand milik kita? Pak Zul memberi contoh Kiranti. Secara kandungan bahannya, jenis minuman ini sebenarnya bisa dikonsumsi oleh laki-laki tetapi branding Kiranti mengkhususkannya untuk perempuan. Walaupun demikian, ketiga variannya sebenarnya bisa saja diminum oleh laki-laki – tapi apakah ada lelaki yang mau meminumnya?

Contoh lainnya adalah bagaimana membahasakan popok anak-anak dan popok orang tua. Kalau popok untuk anak-anak dibahasakan dengan “nyaman dan aman” maka popok orang tua dibahasakan dengan “confidence”.

Fathia Izzati dengan 21 aksen English-nya

Nah, penting membahasakan brand ke dalam digital marketing. Entah itu melalui website, email marketing, media sosial, content creative, SEO, SEM, dan You Tube. Dari sini, Pak Zul masuk ke materi tentang video yang diakuinya sebagai “gue banget”.

Mengapa digital marketing? Pak Zul memberikah alasan-alasan berikut:
  • Lebih memberi nilai dan loyalitas terhadap brand.
  • Desain, image, dan video dapat menyampaikan informasi produk lebih komunikatif.
  • Copy writing lebih dapat meyakinkan pelanggan dalam mengambil keputusan.
  • Lebih terukur kinerja dan dampaknya.
  • Lebih tertarget dan fleksibel, dapat menentukan target berdasakan data.
  • Terhubung terus dengan pelanggan dan remarketing.

Dengan digital marketing, lebih mudah terjadi AISAS (Attention, Interest, Search, Action, dan Share) dari (calon) pelanggan yang ujungnya dia bisa merekomendasikan produk kita kepada orang lain. Maka dari itu, harus bisa membuat konten yang berkualitas, dengan catatan:
Kontennya dapat memberi kekuatan dalam proses pembentukan brand dan mendukung konsep inbound.
Konten memiliki kemampuan menarik perhatian pemirsa dan membantu pemirsa untuk mengambil keputusan.

Membuat video yang enak ditonton, menurut Pak Zul adalah yang “sharing not selling”. Tiga kategori ini bisa digunakan: hiburan, edukasi, atau inspirasi. Selanjutnya menjadi sesi yang paling menarik karena kami disuguhi tontonan video-video yang menarik. Meskipun berniat menjual sesuatu, video-video itu disajikan dengan bagus, membuat kita tak sadar sedang dijadikan target jualan.


Oh, kecuali video milik Fathia Izzati. Eh, bisa dikatakan menjual, sih, ya. “Menjual kemampuan diri” sebagai You Tuber yang kalau kita suka maka kita akan datang kembali melihat video-video selanjutnya. Fathia Izzati membuat video sederhana mengenai 21 aksen dalam berbahasa Inggris. Sederhana sekali tetapi menarik karena dia terlihat sangat cerdas.

Bahkan iklan rokok pun dikemas dengan sangat bagus membuat kita mengingatnya dengan baik, seperti yang menyelipkan kata-kata “wani piro”. Beberapa rujukan video yang ditampilkan Pak Zul adalah video Bedah Rumah dari Bolang Makassar, video Gus Ipul yang memparodikan sebuah adegan dalam film Dilan, Ramayana (tentang Ramadhan di sebuah keluarga kecil dengan seorang nenek), dan Google Mudik Ramadhan.

Iklan Ramayana dan Google Mudik Ramadhan ini menggugah, bisa membuat yang gampang tersentuh menitikkan air mata haru. Dengan demikian, tujuan membangun merek lewat video – yaitu menggugah emosi penontonnya tercapai. Sehingga pembuat iklan berhasil membuat ikatan emosional yang ingin dibangunnya dengan penontonnya.


Contoh iklan yang menggugah perasaan

Kalau mau tahu bagaimana kriteria iklan You Tube? Ini dia bocoran yang diberikan Pak Zul:
  • Khas
  • Bantu membuat pesan kita diperhatikan.
  • Membuat orang cenderung membagikannya atau membicarakannya.
Merasa sulit membuat konten? Kolaborasilah dengan pembuat konten (content writer). Kerja sendiri itu berat, yang berat-berat biarlah Dilan yang melakukannya. Eh. Maksudnya, ya jangan kerja sendirilah. Kenapa konten penting? Ya karena – kata Pak Zul – konten membuat brand kita naik. Mau naik atau turun?

Makassar, 22 Mei 2018

Selesai


Simak juga tulisan-tulisan lainnya tentang Google Gapura Digital Makassar berikut ini:





Share :

3 Komentar di "Belajar Handal Membangun Merek Lewat Video di Google Gapura Digital"

  1. Iya ya Mbk iklan Ramayana itu idenya bagus banget ya, menyentuh banget, kreatif ya.

    ReplyDelete
  2. Nah membuat yg khas itu terkadang yang butuh waktu ya mbak, apalagi utk pemula. Saya pikir ada banyak etos didalamnya; ketekunan, berpikiran terbuka, bisa adaptasi dengan perubahan, kerja keras dan cerdas... iyaa intinya mah, brand itu sangat penting, ibarat ruh kalee ya mbak. Tks sharingnya...

    ReplyDelete
  3. sharing not selling, ilmu yang bagus, kebanyakan para pedagang langsung promosikan dagangannya sehingga membuat jenuh calon pembeli

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^