Sosialisasi Peduli Sahabat: Tentang Orientasi Seksual dan Pentingnya Peran Orang Tua



Berbeda dengan kegiatan Sosialisasi Peduli Sahabat di Masjid Bani Haji Adam Taba’ sehari sebelumnya, talkshow yang diselenggarakan di Auditorium Aksa Mahmud Universitas Bosowa pada tanggal 1 Maret lalu dihadiri oleh orang-orang dewasa. Pada pengumuman memang kami (panitia) memasang peringatan untuk tak membawa anak kecil karena apa yang akan disampaikan oleh Mas Sinyo, kosa katanya sebaiknya tidak didengar oleh anak-anak.

Usai Bu Trisnawaty Azis memaparkan presentasinya, giliran Mas Sinyo Egie menyampaikan materinya. Kali ini saya tidak bisa menyimak keseluruhan penyampaiannya karena sebagai (ketua) panitia, saya harus memantau kelancaran acara bersama teman-teman panitia lainnya. Misalnya ketika konsumsi ternyata tidak cukup, hal itu dengan segera harus diantisipasi. Namun demikian saya sempat mencatat beberapa hal dan membagikannya di sini.

Mas Sinyo membuka pemaparannya dengan menceritakan sekilas sejarah LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender). LGBT berusaha mengukuhkan dirinya sebagai identitas (secara formalitas, legalitas, dan dogma/normalitas).

Jika heteroseksual (penyuka lain jenis) disebut straight, selain LGBT ada yang disebut SSA (same sex attraction). SSA ini meskipun memiliki ketertarikan kepada sesama jenis, banyak yang berusaha menjaga dirinya untuk tetap straight. Mereka berusaha hidup tenang dengan fitrah bahwa lelaki fitrahnya menikah dengan perempuan, demikian pula sebaliknya. Apakah bisa? Ya, bisa. Peduli Sahabat melakukan pendampingan kepada mereka (konsultasi dan terapi). Dan sudah ada yang “lulus”, lho. Mereka menikah dan hidup bahagia.


Mengenai penyebab dan indikasi anak menjadi LGBT, Mas Sinyo memaparkan poin-poin penting ini:

Umur Balita (Titik Berbelok)

  
Sudut pandang (titik awal berbelok)

1. Butuh perlindungan (Ketidaknyamanan) – Salah model
Keluarga non-harmonis
Bapak otoriter-keras
Dominasi ibu
2. Terlalu dilindungi (over)
Anak bungsu
Anak tunggal
Anak satu-satunya dengan jenis kelamin berbeda
Anak ‘Istimewa’
3. Liar (bebas) – tidak adanya role model
Anak Sulung (yatim)
Anak satu-satunya dengan jenis kelamin berbeda

Umur 6 – 10 Tahun (Penguatan)


1. Penguatan lewat Trauma (luka jiwa)
Kekerasan seksual (bagian dari pelecahan seksual)
Adegan kekerasan orang dicintai (dll.)
2. Penguatan terhadap Definisi - Karakter
Bully (penampilan, style, dll.)
Pola asuh (dandan dll.)
Pilihan kesukaan (favorit film, karakter, dll)

Umur 11 - 14 Tahun (Kebingungan & Penguatan)


1. Seks Pertama Kali (keinginan/mencari tahu)
Bacaan
Film
Dalam kehidupan nyata (termasuk kekerasan seksual)

2. Pemilihan Kegiatan (Mencoba mengatasi)
Sepak bola
Pramuka
Membaca – menulis - puisi
Menari atau menyanyi (kesenian)

Umur 15 tahun ke atas (Pengkristalan)


1. Self Hypnosis (semakin jauh menyeret)
Bacaan (media,buku agama, dll.)
Ustadz (larangan,ketakutan, dll.)
Kelompok LGBT
2. Bergabung kelompok LGBT
3. Menyendiri (nagatif)


Mas Sinyo mengatakan bahwa masa balita adalah yang paling penting. Usia 6 – 10 tahun adalah masa penguatan. Kalau pada masa balitanya orientasi seksual anak sudah berbelok maka akan semakin kuat setelahnya. Lagi-lagi kita bisa lihat pentingnya peran orang tua di sini.

Peduli Sahabat mengambil tempat sebagai sahabat bagi SSA dan LGBT yang ingin straight. Berusaha menjadi solusi. Tidak mencaci yang tidak berkenan mendekat. Tidak berusaha menjadi kontra, hanya merangkul yang ingin mengubah diri agar tenang dengan fitrah lahiriahnya semula.

Dari banyak hal yang dibahas, termasuk pornografi, saya tidak bisa mencatat banyak karena sedang sibuk sebagai panitia. Namun saya masih ingat tentang kasus remaja putri yang rela bervideo-seks dengan seorang lelaki yang hanya dikenalnya via media sosial. Remaja putri itu rela memvideokan dirinya setengah telanjang untuk lelaki itu.

Peran orang tua si anak gadis ini besar sekali ternyata karena di antara saudara-saudaranya, dia yang paling tidak pernah dipuji. Secara fisik dia “sangat biasa” dibandingkan saudara-saudaranya. Begitu pun secara prestasi akademik, saudara-saudaranya lebih hebat daripadanya. Jadilah dia klepek-klepek begitu mendapatkan pujian dari lelaki yang tidak dikenalnya. Padahal lelaki itu hanyalah memanfaatkannya.

Semoga sharing tentang materi Sosialisasi Peduli Sahabat ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi saya sendiri. Agar anak-anak kita memiliki imunitas yang besar dalam menghadapi besarnya tantangan dunia digital.

Makassar, 14 Maret 2017

Catatan:


Sinyo Egie adalah pendiri dan ketua Yayasan Peduli Sahabat. Yayasan Peduli Sahabat merupakan Yayasan yang secara gratis memberikan pendampingan untuk orang dengan ketertarikan sesama jenis yang ingin kembali ke fitrahnya. Dengan tagline "memberi solusi, bukan mencaci". Yayasan Peduli Sahabat juga memberikan edukasi dan konsultasi tentang dunia non heteroseksual, kecanduan game, gadget dan pornografi.

"We help people who need us, we don't look for people who don't"

Kontak kami di,
 0878 8402 9055 / 0812 9577 7057
📧 sekretariat@pedulisahabat.org
curhat@pedulisahabat.org (konsultasi)
🔎 Peduli Sahabat (instagram)
💻 facebook.com/groups/pedulisahabat2014
🌏 http://pedulisahabat.org


  • Mohon do’anya agar Peduli Sahabat Makassar bisa segera bergerak bersama Yayasan Peduli Sahabat (pusat).
  • Foto-foto berasal dari panitia Sosialisasi Peduli Sahabat Makassar

Simak juga tiga tulisan sebelumnya:


Jangan lupa simak juga tulisan-tulisan lainnya:





Share :

6 Komentar di "Sosialisasi Peduli Sahabat: Tentang Orientasi Seksual dan Pentingnya Peran Orang Tua"

  1. Adalag tugas para orang tua untuk selalu meningkatkan pengetahuan, wawasan dan pemahamannya tentang kesehatan reproduksi dan tanggung jawab yang ada padanya. Sebuah tulisan yang baik dan patut diketahui oleh para orang tua

    ReplyDelete
  2. Ulasan yang menarik, dan pasti banyak yang membaca karena hal beginian adalah sedang menjadi trend. LGBT, sedang naik daun. Mungkin karena kebosanan dan kejenuhan dengan aktivitas jiwa yang meonoton atau mungkin karena komunitas atau kerena faktor ekonomi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ada banyak alasan sih Mas, setahu saya.


      Terima kasih ya sudah membaca.

      Delete
  3. sayang sekali gk sempat ikutan acara ini. kereenn

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^