Kisah Sulap Minyak Jelantah Menjadi Bahan Bakar Biodiesel

Senang sekali saya mendapat undangan dari BaKTI (Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia) untuk menghadiri kegiatan bulanan bertajuk Inspirasi BaKTI bertepatan di Hari Sumpah Pemuda, untuk mendengarkan pemaparan dari para pemuda luar biasa yang berada di bawah bendera Garuda Energi Nusantara Oil (GEN Oil). Sementara di beberapa kawasan di Makassar sedang berlangsung demonstrasi mahasiswa yang berlangsung tidak simpatik, Andi Hilmy Mutawakkil bersama kawan-kawannya tampil memukau hadirin di ruangan itu.

Dari TOR (term of reference) yang dikirimkan oleh BaKTI melalui e-mail, saya mendapatkan informasi bahwa berdasarkan data Direktorat Energi Baru-Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), peningkatan konsumsi energi Indonesia beberapa tahun belakangan ini mencapai tujuh persen per tahun. Indonesia menjadi salah satu negara dengan tingkat pertumbuhan konsumsi energi terbesar di dunia.

Persediaan minyak bumi dan gas bumi semakin menipis. Diperkirakan tahun 2025 nanti Indonesia akan mengalami krisis energi. Maka dari itu perlu mencari alternatif bahan bakar lain, khususnya yang lebih ramah lingkungan. Atas dasar pemikiran itulah, Hilmy meriset pembuatan bahan bakar biodiesel yang bersumber dari minyak goreng bekas pakai.

Hilmy adalah seorang pemuda yang sangat suka melakukan percobaan-percobaan kimia. Mulai dari membuat roket kimia saat duduk di bangku kelas 2 SMA yang disangka para tetangga sebagai usaha terorisme, lalu membuat bahan bakar dari plastik, hingga membuat bahan bakar biodiesel dari minyak jelantah.

Tak mendapat bantuan dari pemerintah tak menyusutkan semangatnya, Hilmy akhirnya bertemu dengan anak-anak muda yang sevisi dan mereka mendirikan Garuda Energi Nusantara yang memproduksi Gen Oil, bahan bakar biodiesel yang kemudian didistribusikan kepada nelayan-nelayan.

Dalam Garuda Energi Nusantara ada formasi berikut: Andi Hilmy Mutawakkil sebagai Direktur Utama, Achmad Fauzy Ashari sebagai Direktur Niaga dan Komunikasi, Ahmad Sahwawi sebagai Direktur Research and Development, M. Fauzy Ihza Mahendra sebagai Direktur Keuangan, Jonathan Akbar sebagai Direktur Pengolahan, dan Rian Hadyan Hakim sebagai Direktur Purchasing.

Kak Luna Vidya (moderator), Fauzi, dan Hilmy
Hilmy menceritakan suka-dukanya membangun Gen Oil. Bisnis social enterprise itu tak selalu mulus dijalankan. Suatu ketika, anak-anak muda ini harus menggadaikan barang-barang andalan mereka seperti motor dan mobil demi menyelamatkan perusahaan.

Sebuah peristiwa luar biasa hingga membuatnya ingin bunuh diri pernah dialami Hilmy. Pada tahun 2013 lalu, uang hasil usaha selama 2 tahun sebesar 200 juta rupiah dirampok. Sejumlah ujian lain pun menderanya. Salah satunya adalah kesulitan ketika tempat usaha Gen Oil ditentang warga sekitar karena disalahsangkai sebagai pabrik narkoba. Akhirnya setelah diberi pengertian dengan diajak melihat-lihat, warga pun menyadari bahwa yang sedang berlangsung di situ sebenarnya merupakan kegiatan positif.

Hilmy dan kawan-kawannya sudah melakukan analisa mengenai produksi minyak jelantah. Untuk wilayah kota Makassar saja, minyak jelantah yang dihasilkan setiap harinya sebesar 17.600 liter per hari. Potensi dikembangkannya masih besar sekali karena untuk saat ini, produksi Gen Oil baru mencapai 15 ton per bulan. Industri penghasil biodiesel dari bahan minyak jelantah aman, tidak menghasilkan limbah. Untuk 1 liter minyak jelantah, bisa menghasilkan 1 liter bahan bakar biodiesel.

Hal menarik lainnya yang dipaparkan Hilmy dan rekannya Fauzi adalah mengenai dilibatkannya preman dan mantan preman semakassar untuk menjadi pengepul minyak jelantah. Para pengepul yang diberdayakan ini mendapat keuntungan antara Rp. 500 – Rp. 1.000 per 1 liter minyak jelantah yang diperoleh. Untuk itu, dalam sebulan mereka bisa mendapatkan 10 hingg 30 juta rupiah per bulan.

Hilmy di Ideafest 2016. Sumber foto: akun Twitter Ideafest (@ideafestid)
Mengapa preman? Mula-mula pengamatannya terhadap preman di kampungnya yang sepanjang tahun hingga bertahun-tahun berikutnya tetap saja bertahan sebagai preman, tidak ada perubahan menggelitik nuraninya. Hilmy berharap bisa memberdayakan para preman melalui usaha ini sehingga mereka tidak perlu lagi menjadi sampah masyarakat.

Saat ditanyakan padanya mengenai dampak bahan bakar yang diciptakannya terhadap mesin, Hilmy menjelaskan bahwa biodiesel ini viskositasnya lebih tinggi daripada solar. Untuk menjadikannya bahan bakar, harus di-blending dulu. Untuk itu, ada mitra yang dipercaya yang melakukan pencampuran itu.

Walau banyak lika-likunya, apa yang dilakukan Hilmy dan kawan-kawan pelan-pelan membuahkan hasil. Baru-baru ini Gen Oil terpilih sebagai pemenang pertama kompetisi IDEAS FOR INDONESIA 2016 yang diselenggarakan oleh IDEAFEST. Luar biasa sekali mengingat Gen Oil ini satu-satunya peserta yang berasal dari Indonesia timur. IDEAFEST[1] adalah gerakan kreatif yang bertekad untuk membantu menciptakan perubahan positif bagi bangsa Indonesia. Tujuannya tentunya adalah untuk memajukan bangsa.

Kesan yang saya tangkap selama menyimak penjelasan Hilmy adalah pemahaman dan wawasannya yang luas dan holistik mengenai kemajuan bangsa. Saya menangkap kecintaannya yang luar biasa pada daerahnya – Sulawesi Selatan sekaligus pada bangsanya. Hilmy menyebut-nyebut mengenai komitmen “mendukung ketahanan energi” berkaitan dengan prediksi krisis energi yang bakal dihadapi bangsa kita.

Saya juga menangkap kepeduliannya pada nelayan-nelayan kecil. Dia menyebut-nyebut prioritas “membantu nelayan sebanyak-banyaknya”, bahkan menyampaikan data bahwa nelayan Indonesia sudah jauh berkurang dari yang jumlahnya 1,6 juta hingga tinggal 850.000 saja sekarang. “Bagaimana kalau suatu hari nanti kita harus mengimpor ikan dari negara lain?” pertanyaan retorika yang diajukan Hilmy itu menghentakkan saya. Betapa mengerikannya kalau hal itu terjadi.

Hilmy di London (bru-baru ini) usai memenangkan Ideafest 2016
Sumber foto: akun Twitter Ideafest (@ideafestid)
Kepekaan dan kepedulian, tidak akan berarti apa-apa jika tidak berbuat. Hebatnya, Hilmy dan teman-temannya bertekad kuat melakukan perubahan melalui Garuda Energi Nusantara. Begitu banyak orang yang memiliki ide tapi tak banyak yang mewujudkannya melalui action yang nyata dan konsisten.

Lantas, bisakah Anda menebak kira-kira berapa usia Hilmy dan apa  latar belakang studinya?

Well, Anda mungkin terkejut membaca jawaban saya berikut ini. Hilmy sekarang masih kuliah di semester 4, jurusan Antropologi Universitas Negeri Makassar. Kesukaannya kepada bidang kimia tak “memaksa dan memenjaranya” dalam jurusan Kimia. Saat SMA di Pangkep pun dia bukan siswa jurusan IPA meski dia sempat mengepalai percobaan-percobaan Kimia di laboratorium. Anak muda ini saat di SMA mengambil jurusan Bahasa, saudara-saudara!

Terkejut? Anti mainstream, ya?

Para peserta Diskusi Inspirasi BaKTI saat itu
Pantasan Hilmy bisa sedemikian holistik (memandang sesuatu secara menyeluruh dan memahami keterkaitan-keterkaian antar bagian-bagiannya). Dia mempelajari apa saja yang menarik baginya. Tanpa dipenjarakan frame bahwa untuk menyukai Kimia maka harus masuk jurusan IPA, dia mampu membuka sekat-sekat yang menghalanginya mempelajari apa saja.

Menghadiri presentasi Hilmy dan kawan-kawannya ini memberikan satu lagi pelajaran penting kepada saya, yaitu bahwa dukungan orang tua sangat penting dalam perkembangan seorang anak. Hilmy dan Fauzi adalah dua anak Sulawesi Selatan yang diberi kebebasan oleh orang tua mereka untuk menentukan pilihan dan melakukan hal-hal baik tanpa dikte orang tua. Dan sekarang mereka berhasil membuktikan sesuatu!

Makassar, 16 November 2016


Garuda Energi Nusantara
Website: http://www.garudaenerginusantara.com/
Head Office :
Jl. Perintis Kemerdekaan (Kompleks Departemen Agama Blok A No. 5)
Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia


Saran untuk Gen Oil:
Sebaiknya website-nya dilengkapi. Update lah kabar-kabar terbaru dari Gen Oil. Gen Oil sudah mulai dikenal, lho Akan banyak orang yang mengakses website-nya, sangat disayangkan kalau belum lengkap isinya dan orang kecewa karena minimnya informasi di dalamya. Yuk semagat. Nyata dengan perbuatan di dunia nyata, bagusnya diimbangi dengan tulisan di website agar jejak Gan Oil membekas dalam juga di dunia maya. Sejarah Gen Oil akan menjadi makin signifikan dengan adanya tulisan-tulisan di website-nya. Semangat! :)




[1] Informasi selengkapnya tentang IDEAFEST bisa disimak di website IDEAFEST: www.ideafest.id, Twitter @ideafestid, fan page Facebook: Ideafest,  dan Instagram @ideafestid.


Share :

11 Komentar di "Kisah Sulap Minyak Jelantah Menjadi Bahan Bakar Biodiesel "

  1. Jadi, memberi kebebasan pada anak terkait pilihan kehidupan mereka itu memang penting ya Mba, tapi memang tetap butuh pengawasan dan pembimbingan. Namun, positifnya, anak bisa tahu apa yang menarik bagi mereka sehingga mereka bebas mengoptimalkannya.

    Semoga Gen Oil semakin sukses dan berjaya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Ipeh. Menyaksikan sendiri buktinya, di depan saya, makin menegaskan hal itu

      Delete
  2. Ya ampunn keren banget dari minyak jelantah lho ini ckck , semoga makin sukses Gen oil.

    ReplyDelete
  3. Gilaaa , anak bahasa tp jagonya di kimia ... Ini baru kereen :). Abang iparku pasti tertarik nih, ato jgn2 dia udh tau juga ttg gen oil ini. Soalnya dia kerjaannya jg di bidang renewable energy gini mbak..

    ReplyDelete
    Replies
    1. terimakasih banyak bu mugniar. semoga di lain kesempatan bisa sharing sharing lagi. :) ttd. Andi Hilmy

      Delete
    2. Waaah keren, abang iparnya Mbak Fanny

      Delete
    3. Terima kasih juga inspirasinya Hilmy. Semoga Gen Oil makin sukses yaa

      Delete
  4. Setuju banget mba NIar. DUkungan orangtua memang sangat penting untuk anak. NAmun orangtua harus mengenali dulu ya kemampuan anak di bidang apa. Keren buat Hilmy :)

    ReplyDelete
  5. Wuiiihhh keren. Bangga banget sama Hilmy. Jarang ada anak anak muda yang seperti dia. Semangat dan teruslah berjuang untuk Hilmy dan teman temannya. Insya Allah, tangan Allah akan selalu menjaga kalian untuk mencapai banyak puncak impian kalian.

    ReplyDelete
  6. pintar ya mbak si Hilmy itu. Semester 4? Masih muda tapi puny aide brilian kaya gini. Setuju mbak, dukungan orang tua sangat penting.

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^