Berbeda Bukan Berarti Bermusuhan, Biarkan yang Menanam yang Menuai

Kalau saya mengatakan tidak pernah berniat dan berbuat jahat, bukan berarti saya tidak pernah berbuat salah. Ada beberapa kejadian, di mana ternyata orang-orang yang berinteraksi dengan saya merasa tersinggung walau saya tak berniat menyinggung. Itu bukan berarti saya tidak salah. Saya berbuat kesalahan.  Karena menyadarinya, saya meminta maaf.

Lalu, ketika sudah meminta maaf dan orang-orang yang tersinggung kemudian memaafkannya. Apakah selesai sampai di situ saja? BIG NO. TIDAK! Ada konsekuensi berikut yang masih harus ditanggung. Misalnya, ada sesuatu yang harus saya perbaiki atau ubah. Saya HARUS MENGERJAKAN SESUATU. Apakah itu memperbaiki sikap? Memperbaiki sikap tentu sebuah keharusan tapi bukan konsekuensi. Bukan itu yang saya maksud. Saya harus mengerjakan sesuatu. Nyata, ada yang dikerjakan sebagai konsekuensinya. Seperti tindakan menghapus atau memperbaiki sesuatu contohnya. Barulah setelah itu masalah sudah dianggap selesai.


Well, itu analogi pertama. Analogi kedua adalah contoh kasus seseorang yang terburu-buru berkendara karena mengejar suatu tujuan. Dia ngebut dan menabrak seseorang. Yang ditabrak luka parah. Ada kejadian seperti ini, lebih tragis lagi akibatnya, yang ditabrak meninggal dunia. Dengan kejadian seperti ini, tentunya semua orang akan sepakat kalau permintaan maaf saja tidak cukup. Konsekuensi di belakangnya adalah bertanggung jawab atas kerusakan yang ditimbulkannya dan PROSES HUKUM yang tidak bisa diabaikan. KELALAIAN tetap harus dipertanggungjawabkan, kan meski orang lalai tak berniat jahat?

Itu dua analogi saja. Ketika kerusakan yang tidak terlalu besar terjadi, ada konsekuensi yang mengikut di belakangnya. Apatah lagi kalau hal itu jauh lebih besar yang menyinggung banyak orang, bahkan sampai jutaan jumlahnya. Terlebih lagi bila itu menyangkut aqidah. Sungguh, itu bukan masalah kecil. Tidak bisa dinafikan tersinggungnya jutaan orang.

Maka kalau hari ini jutaan orang itu memilih demo serentak di mana-mana, anggap itu salah satu konsekuensinya agar kelak tidak terjadi hal yang sama. Apatah lagi yang menjadi sumber masalahnya adalah seorang petinggi. Perilakunya kelak bisa jadi preseden. Efeknya jauh lebih besar daripada kedua analogi yang saya ceritakan di atas. Karena bicara ayat suci, bagi umat Islam bukan perkara sepele. Bukanlah hal yang bisa ditawar.  Agar kelak, siapa pun bisa lebih santun dalam beretorika. Maka biarlah yang menanam akan menuai.

Saya bukanlah seorang ahli. Hanya seorang perempuan biasa yang mencoba menuliskan uneg-unegnya. Karena resah melihat banyaknya kesimpangsiuran di mana-mana. Hingga ada yang berpikir unjuk rasa akan memecah republik ini. Atau kemudian menjadi sangat ketakutan sehingga beropini tak berdasar. Saya yang orang biasa ini hanya mau mengatakan bahwa saya yakin dengan agama saya. Bahwa Islam itu agama damai. Akan banyak orang yang menjaga demonstrasi ini berjalan sebagaimana yang diharapkan. Semoga saja tidak ada penyusup yang memanfaatkan situasi.

Mari sama-sama menjaga semua tetap di koridornya. Perbedaan memang tak bisa disamakan tetapi bukan berarti akan memecah-belah bangsa atau membuat yang berbeda saling bermusuhan.

Makassar, 4 November 2016


Tidak untuk diperdebatkan. Kalau berbeda pendapat, silakan buat tulisan sendiri, yaa :)


Share :

22 Komentar di "Berbeda Bukan Berarti Bermusuhan, Biarkan yang Menanam yang Menuai"

  1. perbedaan mmg tdk mudah diterima,,apalagi jika slh satu pihak sdh merasa tersinggung smp ke dlm hati,dan sgt prinsip,,,smoga aksi demo hari ini damai,biar smua mata terbuka,kl islam mmg sejatinya agama damai

    ReplyDelete
  2. benar mbak, Islam itu agama yg damai, udah ada catatan sejarahnya dari zaman nabi, sekarang umat Islam lagi diadu domba :( sedih baca timeline ya

    ReplyDelete
  3. yang manarik juga soal aksi pahlawan kebersihan sampai bawa tanaman mbaa, hehe

    ReplyDelete
  4. dari hasil pantauan orang yang kami tempatkan dilapangan, sampai saat ini demo 4 November masih damai dan kondusif, semoga hingga akhir pun tetap damai

    ReplyDelete
  5. Betul sekali kak Niar, semoga aksi demo berjalan damai dan kondusif. Aamiin

    ReplyDelete
  6. Saya suka sekali tulisan ta kak niar..sama uneg-unegku juga ��

    ReplyDelete
  7. Yang menanam yang menuai ya Mba', selalu ada konsekuensi dari apa yang kita perbuat. Pelajaran untuk kita agar tidak asal bicara, apalagi tentang kitab suci agama lain. Nice mba'.. :)

    ReplyDelete
  8. Semoga urusan ini berakhir baik untuk ummat aamiin

    ReplyDelete
  9. Sama-sama kita cinta damai ya mba
    InsyaAllah damai selalu :)

    ReplyDelete
  10. Perbedaan itu wajar sih, indonesia bisa jadi negara besar juga karena banyaknya perbedaan namun tetap bisa bersatu apdu.
    semoga urusannya cepat berakir. amin

    ReplyDelete
  11. setiap orang punya cara masing-masing dalam berislam ya mbak, apa yang ditanam pasti juga akan menuainya, dalem.

    hanya bisa berdoa agar selalu selamat, juga untuk kebaikan agama Islam dan negeri kita tercinta.

    ReplyDelete
  12. Saya bangga menjadi Umat Muslim
    Berbondong-bondong membela agama..
    Ini adalah bukti bahwa Islam punya sejarah yang powerfull hingga saat ini.

    ReplyDelete
  13. niat baik mudah-mudahan akan berakhir baik

    ReplyDelete
  14. Well, saya setuju dengan bu Niar, khususnya penggunaan analognya. Pas!

    ReplyDelete
  15. Semoga niat baik akan dimudahkan oleh-Nya mba. Perbedaan adalah satu jal yang wajar namun jangan sampai merusak segalanya..

    ReplyDelete
  16. Islam agama yg damai, asal jgn diusik. Agama yg paling dan paling toleransi thd agama lain. Di Negara2 barat toleransi beragama sgt jauh.

    Disini umat islam hy butuh keadilan. Sdh berbagai upaya yg dilakukan ulama ke pemerintah tp blm ada penyelesaian.

    Di Negara manapun kl menghina agama org lain psti bersentuhan dg hukum. Di Bali sj jg memperlakukan hukum yg sama.
    Yg jd masalah terbesarnya jika tdk ditegakkan keadilan mk nt akan bermunculan penghina2 lain krn penghina sblmnya tdk diproses hukum. Kebanyakan kasus spt ini dialami agama islam sdg agama lain knp bs diterapkan..
    Kl sama2 dlm Negara hukum ya hrs segera ditindak masalah akan selesai
    Krn pemerintah yg ngulur2 waktu lah yg menyebabkan umat islam beraksi

    Maaf mb ini jg opini sy, perbedaan jg ga masalah yg penting kita ikut mendukung keadilan di negeri ini. Jgn membuat kita berbeda akan memperkeruh suasana.
    Smg Negara ini tentram,damai,aman sentosa tanpa dicengkeram bangsa lain. Aamiin

    ReplyDelete
  17. semoga apa yang diinginkan umat islam kemarin tercapai, sehingga tidak sia-sia umat turun ke jalan sampae satu juga.

    ReplyDelete
  18. Sukaaaa ...yup, siapa menanam dia yang menuai. Dan perbedaan pendapat, akan selalu ada.

    Jadi, mari berbeda pendapat dengan santun 😊

    ReplyDelete
  19. tenang aja kak, dan untuk semua umat islam.. ini hanya ujian bagi kita selaku umat islam. apakah dengan adanya ujian ini kita akan tetap bersatu dan matang dalam pemikiran, ataukah malah terpecah belah, lebih mengedepankan hawa nafsu dan kekerasan (aagym)

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^