Sama Seperti Kartini, Kami pun Menulis

Tulisan ke-4 dari Seminar Internasional bertajuk Kartini Zaman Baru: Reflections on the Condition of Contemporary Indonesian Women yang diselenggarakan oleh Jurusan Ilmu Sejarah FIB UNHAS. Tulisan ini tidak sepenuhnya merupakan review dari seminar tersebut. Sebagian dari tulisan ini berisi hal-hal yang ingin saya sampaikan di seminar itu namun tak bisa saya paparkan semuanya karena keterbatasan waktu.

“Saya senang sekali hadir di acara ini karena menyaksikan pemaparan Dr. Cote mengenai sosok Kartini sebagai PENULIS. Selama ini, sejak kecil yang saya dapati apa yang dikatakan orang-orang dan yang ditampilkan adalah sosok Kartini yang membawa pengaruh emansipasi,” begitu kira-kira ungkapan saya ketika diberi kesempatan untuk bertanya kepada para nara sumber di sesi panel pertama seminar internasional Kartini Zaman Baru: Reflections on the Condition of Contemporary Indonesian Women yang diselenggarakan di gedung IPTEKS UNHAS pada tanggal 23 April lalu. Saya juga menyampaikan beberapa hal seperti sehubungan dengan kegiatan menulis saya, bagamana perempuan Indonesia yang menulis setahu saya, dan beberapa hal lain.

"Sama seperti Kartini, kami pun menulis." Sumber foto: Anna.
Kartini, oleh kebanyakan orang dijadikan ikon pejuang emansipasi yang membuat perempuan bisa berkiprah di sektor publik. Hal yang dilupakan banyak orang adalah bahwa Kartini membaca dan menulis. Bahkan dia membaca banyak sekali buku dan menulis banyak sekali surat (baca mengenai jumlah tulisan Kartini yang kurang lebih 800 halaman di tulisan ini).

Saya menanyakan pendapat para nara sumber mengenai perempuan yang menulis namuuun sebenarnya, saya ingin menyampaikan kepada khalayak yang hadir di ruangan ini mengenai adanya perempuan-perempuan yang menulis di zaman ini. Kami tak seperti Kartini yang mahir berbahasa Belanda hingga tulisannya dimuat di media cetak Belanda namun kami membuat sejarah kami sendiri dengan aktif menulis.

Saya mencoba memberi tahu kepada hadirin bahwa saat ini ada 16 ribuan perempuan yang berminat menulis di komunitas IIDN (Ibu-Ibu Doyan Nulis). Seperti yang biasa terjadi, mereka otomatis tertawa mendengar nama komunitas ini. Tidak mengapa, namanya memang unik. Saya sudah biasa mendapatkan reaksi demikian. Di samping itu, ada kira-kira 1 atau 2 ribu perempuan yang ngeblog. Angka kasar ini saya ambil melihat jumlah anggota sebuah komunitas lain yang namanya juga unik dan memancing tawa – Kumpulan Emak Blogger (KEB) yang sekarang sudah berjumlah lebih dari 2.000 orang. Kalau setengahnya saja yang memang aktif ngeblog, kira-kira ada 1.000 blogger perempuan aktif. Tapi tidak semua blogger perempuan bergabung dalam komunitas ini, ada juga yang bergabung di komunitas-komunitas blogger lain.


Saya tidak sempat menjelaskan mengenai hal ini sewaktu berada di seminar, jadi saya tuliskan di sini. Komunitas blogger khusus perempuan di mana saya bergabung yang anggotanya paling banyak saat ini adalah KEB. Komunitas-komunitas blogger lain yang anggotanya khusus perempuan baru terbentuk setelah beberapa tahun KEB berdiri (tahun 2012).

Ada komunitas-komunitas blogger khusus perempuan lainnya yang saya tahu, yaitu Blogger Perempuan, Blogger Muslimah, dan Indonesia Hijab Blogger. Mungkin saja masih ada komunitas blogger khusus perempuan lainnya yang tidak saya ketahui. Nah, komunitas-komunitas blogger khusus perempuan ini dan juga IIDN, saling beririsan. Maksudnya, anggotanya ada yang bergabung di beberapa komunitas sekaligus. Namun, sangat mungkin ada pula blogger perempuan yang tidak bergabung di semua komunitas itu.

Jadi, sebenarnya perempuan yang menulis di blog sekarang sudah cukup banyak. Kami mengambil peran yang cukup signifikan untuk menjadi tempat belajar satu sama lain. Saya mengakui, belajar banyak hal dari tulisan para blogger perempuan. Dengan kata lain, kami saling berbagi pengetahuan atau saling mencerahkan dan mencerdaskan.

Sebenarnya merupakan hal yang aneh kalau di zaman ini, ibu rumah tangga yang membaca atau menulis masih dianggap sesuatu yang luar biasa karena Kartini sudah mencontohkannya lebih dari seabad yang lalu. Kartini, yang pendidikan formalnya tak tinggi telah membaca buku-buku yang tergolong berat, bahkan untuk perempuan yang dianggap berpendidikan tinggi pada zaman ini dan menuliskan surat-surat yang bermuatan politis.

Apakah ada yang menganggap bahwa ibu rumah tangga yang membaca atau menulis itu aneh? Ada. Saya mengalaminya. Saya menuliskannya di tulisan berjudul Mengurai Empat Hal Perjuangan Kartini (silakan dibaca).

Di zaman ini, sangat mungkin jika ada yang mau melakukan penelitian mengenai pemikiran perempuan Indonesia masa kini. Kami – para blogger perempuan sudah banyak yang menulis di blog selama kurun waktu 5 tahun. Sudah banyak yang bisa dilihat pada tulisan-tulisan kami.

Blogger perempuan kini menuliskan banyak hal, tidak hanya tentang kehidupan pribadinya dan keluarganya semata. Kami pun tidak hanya menulis review produk atau brand. Kami juga menulis opini tentang perkembangan sosial di negara kita akhir-akhir ini. Bahkan ada yang menuliskan tentang topik islami, perkembangan IT, hubungan internasional, kesehatan, dan pertanian. Saya sendiri, sejak awal ngeblog memang sudah merencanakan blog akan menjadi prasasti sejarah hidup saya. Mudah-mudahan kelak ada gunanya bagi anak-cucu saya.

Well, barangkali ada akademisi yang tertarik meneliti pemikiran perempuan masa kini melalui para blogger perempuan? J

Makassar, 10 Mei 2016

Bersambung

Daan tulisan yang ada hubungannya ini yaa:


Share :

25 Komentar di "Sama Seperti Kartini, Kami pun Menulis"

  1. Menurutku ibu rumah tangga yang pinter nulis dan hobi baca itu kereng banget Mba.. Ikut bangga deh dengan predikat yang demikian..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ehm, kita keren, berarti, ya, Mbak Rita? ;)
      *uhuk uhuk*

      Delete
  2. Replies
    1. Owh, di komunitas blogger saja ya Mbak Lidya ...

      Delete
  3. Di kampungku, perempuan hobi baca itu aneh. Kecuali klo dia kuliah ato pagawai. Pak Jos mungkin mau meneliti

    ReplyDelete
    Replies
    1. Di sini pun, sudah terhitung kota besar, perempuan apalagi ibu rumah tangga yang membaca atau menulis masih terlihat aneh, Jiah.
      Hm, siapa tahu, ya beliau mau.

      Delete
  4. Kartini banyak membaca. Seperti siapapun di dunia yang banyak membaca pikiran-pikiran dan ide-ide pun bermunculan. Untuk Kartini yang melewati masanya. Itulah mengapa ia jadi gelisah dan menulis kegelisahan tersebut kepada sahabatnya. Tahu-tahu Kartini sudah jadi seorang penulis :)

    ReplyDelete
  5. Keren Mba Niar..kiprahmu selalu bikin kagum.
    Semoga makin banyak perempuan yang mau menulis.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mbak Etyy, saya hanya menuliskan apa yang ada di sekeliling saya, koq. Aih, kiprah bagaimana? :)

      Delete
  6. Di kampungku, ibu rumah tangga yang doyan membaca masih minim.

    ReplyDelete
  7. hidup blogger perempuan indonesia :)

    ReplyDelete
  8. Pemilik blog ini merupakan Kartini masa kini yang tak pernah berhenti menginspirasi banyak orang.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aih, dia hanya orang biasa yang senang menulis, Kawan ^^

      Delete
  9. Saya paling salut melihat, mendengar, merasakan, dan menyaksikan perempuan berbuat sesuatu apalagi menulis.

    ReplyDelete
  10. wah selalu mbak Niar itu punya sesuatu yang lebih dari yang lain. dan banyak menambah ilmu dari berbagai seminar yg diikuti

    ReplyDelete
    Replies
    1. Insya Allah, semoga ya Mbak. Saya cuma menyampaikan apa yang terpikir :)

      Delete
  11. Hidup Blogger Perempuan....:) Mak Mugniar salah satu inspirasiku... rajin banget nulisnya :)

    ReplyDelete
  12. Wiih.. seminar internasional, mau dong diajak hehehhe....
    Waktu pak suami ditanya sama temannya, tentang kerjaan saya. Pak suami bilang kalo saya dirumah aja, kadang suka nulis juga... eh temennya malah heran soalnya dulu saya sma nya ipa kok sekarang malah suka nulis... saya cuma nyengir, emang cuma anak jurusan bahasa aja ya yang boleh nulis hehehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mbak, siapa saja .. sebauknya menulis karena gunanya banyak. :)

      Delete
  13. Masya Allah 💕💕💕

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^