5 Januari, pas menengok
RCTI pas ada acara Dahsyat. Saya tak nonton dari awal karena bukan penggemar
acara ini walau kagum, acara ini bisa bertahan cukup lama dan sepertinya
disukai banyak orang.
Kali ini saya hanya
melihat penggalan “interogasi” yang dilakukan Cinta Kuya, magician cilik, putri Uya Kuya kepada Rafi Ahmad.
Mulanya saya ikut
tersenyum-senyum menyaksikan Cinta Kuya membongkar aksi sang don juan itu di hadapan
Cinta Laura yang menjadi bintang tamu. Cinta Laura konon menjadi salah satu “target”
Rafi selain target lainnya. Penonton di studio kelihatan menikmatinya. Saya ikut tersenyum-senyum, mungkin karena tidak menyukai aksi play
boy yang dilakukan oleh siapa pun.
"Interogasi" yang dilakukan Cinta Kuya terhadap Rafi Ahmad Gambar di-capture dari You Tube |
Tapi kemudian, nurani
saya menegur saya dengan teramat keras. Ada yang tidak beres dengan acara ini!
Saya perhatikan tanda live di
layar kaca. Ada! Berarti ini siaran langsung. Dan siaran yang ditampilkan
langsung pasti tidak meminta persetujuan “korban” (dalam hal ini Rafi).
Saya akhirnya jatuh
kasihan kepada Rafi setelah melihat Cinta yang bak cenayang ini semakin “semena-mena”
(maaf, saya tidak punya istilah lain untuk menuliskannya). Rafi dipaksa
mengatakan hal yang diinginkan Cinta. Bila Rafi berbohong dalam menjawabnya
maka matanya akan berkedip-kedip atau gatal.
Selanjutnya,
pertanyaan-pertanyaan yang dijawab Rafi diikuti dengan kedipan-kedipan aneh di
matanya dan mimik wajah seperti menahan
gatal pada mata. Otomatis penonton dibuat setuju ia telah berbohong. Rafi pun menunjukkan ekspresi serba salah. Kasihan, Rafi jadi kelihatan konyol.
Cinta Kuya tahu
aktivitas yang dilakukan Rafi dalam 4 hari terakhir, di mana, dan dengan siapa.
Yang terlihat oleh saya, interogasinya mengarah kepada kehendak untuk membongkar
rahasia cinta Rafi. Terlihat sekali Rafi tak ingin mengikutinya. Saat Rafi
masuk ke dalam dan menolak tampil di depan kamera, ia ditarik keluar dengan paksa oleh asisten pribadinya. Lalu
diinterogasi kembali dan dijadikan bulan-bulanan serta bahan tertawaan.
Ya ampun. Di mana hati
nurani kreator tayangan ini? Ini perlakuan BULLY (aniaya). Berbeda dengan
tayangan tunda (tidak langsung) yang biasanya meminta persetujuan korban, yang
ini tidak. Melazimkannya di televisi akan membuat masyarakat berpikir, yang
seperti ini wajar dilakukan. Tak sadarkah kreator acara ini kalau media juga
bisa menjadi guru bagi masyarakat? Kalau yang seperti ini makin lazim, sudikah
kita diperlakukan seperti ini? Bagaimana perasaan kita bila saudara kita yang
diperlakukan seperti ini?
Video Rafi - Cinta Kuya di Dahsyat tanggal 5 Januari
Update 30/01/19: sudah di-take down videonya
Update 30/01/19: sudah di-take down videonya
Poin-poin yang
menjadikan acara ini amat tak pantas untuk disebut tontonan yang menghibur
masih ada, yaitu:
- Cinta hanyalah seorang anak-anak. Ia bertindak demikian, pasti atas arahan yang diberikan kepadanya. Dahsyat hari Ahad biasanya ditonton oleh anak-anak. Lelucon yang sama sekali tak lucu ini, tak baik ditonton oleh anak-anak. Anak-anak bakal menerimanya sebagai sesuatu yang wajar.
- Rafi dibuat dalam posisi tak berdaya. Dalam hal ini ia pekerja yang harus mengikuti arahan pengatur acara ini. Ia pun serba salah dalam bersikap pada Cinta yang notabene masih anak-anak itu.
Saya berharap acara
seperti ini tidak berlangsung lagi. Sangat keterlaluan mempermainkan orang,
membongkar rahasianya, dan menjadikannya bahan tertawaan secara langsung dalam kondisi ia "tak berdaya". Mau Rafi punya “dosa”
sebagai play boy ataupun tidak, acara
ini tidak manusiawi.
Khusus buat Uya dan
Astrid, saya harap ke depannya lebih hati-hati lagi menampilkan Cinta dalam
acara seperti ini. Tanyakan hati nuranimu sebelum mengizinkan Cinta tampil,
saya yakin masih ada suara bening di sana.
Makassar, 7 Januari 2014
Share :
saya setuju jika acara ini dihentikan
ReplyDeleteMinimal dibuat lebih etis :(
Deleteakhir-akhir ini kayaknya makin banyak yang nulis soal keresahan program tv ya
ReplyDeleteIya .... mengkhawatirkan :(
Deletehem...
ReplyDeletetayangan tivi emang bikin khawatir ya mbak, kalau kita-kita sih sudah bisa menyaring mana yang benar dan tidak. nah lo, bagaimana dengan anak-anak/ adik-adik kita yang masih kecil? bisa-bisa ditelan mentah-mentah :3
Iya mbak. Kalo di keluarga yang orangtuanya tidak peduli, bagaimana pula itu?
DeleteAcara begitu seharusnya jangan ditampilkan. Anak manusia dibuat bahan tertawaan padahal dia bukan komedian
ReplyDeleteKPI seharusnya lebih jeli dan tegas terhadap tayangan yang kurang mendidik
Salam hagat dari Surabaya
Mudah2an KPI juga menegur acara2 lain yang punya bahan lawakan mempermainkan orang ya Pakdhe
DeleteSetuju mbk niar. Program2 tak mendidik harus dihentikan. Lawakan yg ada harusnya lebih cerdas. Masih banyak yg belum sadar mengumbar aib orang adalah dosa.
ReplyDeleteIya mbak
DeleteJam tayangnya kadang jg kurang pas,
ReplyDeletesaya setuju jika KPI menghentikan acara seperti ini.
Paling tidak, memperbaikinya ya mas
Deletesaya dari dulu gak suka sama acara2 kayak begini mbak..
ReplyDeleteBisa memproteksi diri berarti ya mbak
DeleteAku tidak nonton mbak. lagi2 karena alasan tidak suka tayangan yg tidak layak.
ReplyDeletesetuju banget deh kalo tontonan seperti ini tidak mendidik, menganiaya, bahkan menfitnah juga. Siapapun korbannya.
Setuju mbak. Baik itu si korban setuju ataupun tidak, tayangan begini tetap tidak layak karena membuat orang2 awam yang melihatnya merasa wajar2 saja ngerjain orang seenaknya. Settingan atau pun bukan, ini harus diperbaiki. Harus membedakan antara menghibur dan bully. Anak2 akan melihatnya wajar
DeleteApalagi kalo host-nya ada O*g*, wah, bertabur tu hinaan ke orang lain.
ReplyDeleteSaya juga gak suka dengan kata2 makian di tivi :(
DeleteSaya juga setuju konten acara ini ditinjau ulang lagi karena sudah kelewatan. Acara hipnotis (yang diterjemahkan sebagai "tidur rileks") sudah melewati batas privasi orang.
ReplyDeleteKalo yang rileksasi itu katanya sudah sepersetujuan yang tampil. Kalo siaran langsung apakah memang sudah disetujui? Kalau disetujui ... terus terang ini kelihatan konyol koq Rafi mau2 saja ya kelihatan tolol di sini. Padahal dia kan tenar.
DeleteKalo settingan pun atau Rafi setuju pun tetap saja ini tak layak ditonton karena berkesan mengerjai yang berlebihan (bully) bagi orang2 awam.
Life? Waaaah, kreator kehabisan ide atau gimana ya, Mba? Aduuh, ada anak kecil dibawah umur lagi.
ReplyDeleteProgram2 semacam dahsyat dan sejenisnya memang harus digogod lagi sama KPI. Sana-sini orangnya sama lagi. :D
Harus .. harus .. kalo memang kita semua mencintai kebaikan
Deleteiya mba, tayangan seperti ini sama sekali ga cocok buat anak2, mudah2an semua dapat mengambil hikmah, aamiin.
ReplyDeleteIya mbak
DeleteCapek jg lihat tv lokal q mbk...untg di siak blm beli tv jd aman...ibu kos jg srg lht tv berita....miris ya....bgttttt :(
ReplyDeleteMudah2an ada yang memperbaiki ke depannya ya mba
Deleteini buan pertamakalinya Rafi dibuat egini ya mbak, diacara lain pernah juga di hipnotis oleh uya kuya
ReplyDeleteYang dirileksasi itu mbak? sy sempat nonton, yang sama adiknya dan asistennya? Tapi itu kan siaran tunda dan sepersetujuan orang yang dirileksasi. Kalo yang ini ... siaran langsung. Kalo seperrsetujuan Rafi berarti settingan? Kita dibohongi dengan acara setting berarti ya?
DeleteHiks settingan pun acara begini tak layak ... tidak bagus ...
yes beneran memang ada yang aneh dengan acara tv kebanyakn sekarang gan, bentuknya sama
ReplyDeleteAcara TV sekarang banyak yang aneh gan
Deletemantap :D gan Keep Posting Ane Dukung ^_^
ReplyDeleteBlogwalking Lirik Lagu Reggae - Andrekocak Blog
Sip gan
DeleteIya mbak Niar.....mirip2 acara sebelumnya cuman yang ini artis...gak mendidik ya..
ReplyDeleteSebelumnya yang mana ya mbak?
DeleteYang ini ... iya .. gak mendidik :(
Setuju banget deh ama mbak Niar.. Sekarang ini banyak sekali tayangan televisi yang leluconnya enggak mendidik, cenderung mem-Bully seseorang. Padahal kalo ini disaksikan oleh anak2 bisa bernahaya. Anak2 bisa mengganggap bahwa membully seseorang itu hal yang wajar... aaaahh kapan dunia pertelivisian Indonesia menayangkan hal2 yang lebih cerdas dan mendidik...
ReplyDeleteOrang awam akan menganggapnya wajar. Apalagi stasiun2 tv suka acara2 mengerjai sekarang ini :(
Deleteacara-acara televisi lokal makin aneh dan ga manusiawi ya Mbak... mudah-mudahan...para pembuat acara itu bisa lebih mendengar suara hatinya ketimbang memperhatikan rating acara. kalau semua stasiun televisi bikin acara yang mendidik, dan secara serentak menghilangkan unsur hiburan yang penuh celaan, vulgar dan semacamnya, yakin deh kualitas manusia indonesia bakal lebih baik. karena ngga dipungkiri, sekarang ini, tivi sudah jadi makanan sehari-hari. kalau makananannya sudah jelek, maka yang keluar pun jelek. :(
ReplyDeleteSaya suka komennya. Rating pun seberapa besar sih? Paling banyak juga mewakili 40 - 80juta orang. Padahal masyarakay Indonesia kan ada 240juta? Jadi, rating pun sebenarnya tidak mewakili semua orang Indonesia kan?
Deletekalo saya kok mikirnya jangan-jangan ini cuma settingan, jadi rafinya juga udah diskenario mo ngomong kayak gitu atas kesadaran dia, buat naikkin rating
ReplyDeleteSettingan pun tetap ini gak pantas mbak. Karena "pesan" yang terlihat jelas adalah BOLEH mengerjai orang sampai segitunya. Apalagi orang tahu Cinta punya kemampuan "lebih" (ada yang bilang supranatural atau cenayang) yang bisa bikin orang "tak berdaya". Jadi kesannya, yang seperti ini wajar. Padahal tidak kan, sama sekali tak wajar
DeleteResiko bayaran tinggi mkin kata tv nya ya mba....
ReplyDeleteMungkin .... efek rating tinggi
Deletesetuju mba..
ReplyDeletecuman saya msh penasaran, itu bener2 hipnotis atau cmn skenario..
Hanya mereka dan Tuhan yang tahu. Apapun itu, kesannya "mengerjai sampai segitunya itu wajar" :(
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteTerlalu, saya sudah bombardir dengan twit di @RaffiAhmadLagi @Bos_Uyakuya @Cinta_Kuya @Astrid_Kuya
ReplyDeletethanks sudah ikut memperhatikan mak Mugniar
Terimakasih Mak. Sy pun sudah ngetwit @Bos-Uyakuya, SY yakin Uya dan Astrid punya nurani karena saya pun sebenarnya telah bbrp kali nonton SUka Suka Uya. Ada pelajaran yg saya dapat dari situ.
Deleteaduuuuhhh,makin banyak acara yg mmbuka rahasia orang bgini ya mba,,*geleng2 kepala*
ReplyDeleteKalo siaran tunda, saya masih diam mak. Ini siaran langsung soalnya.
DeleteYa sebetulnya tidaklah pantes , membongkar usrusan pribadi didepan umum... Tapi hal itu sering kali dipakai tuk acara TV dan malah jadi kegemaran banyak orang untuk menyaksikannnya
ReplyDeleteHeran deh kalo orang menganggap itu hiburan. Apalagi siaran langsung, Kalo siaran tunda, bisa dibilang ada proses di belakang layar yang kita tak lihat, bisa saja persetujuan dari korban diminta lalu ditayangkanlah acara itu. Habis perkara (walau tak bisa dibenarkan juga). Tapi siaran langsung?
DeleteHiks.
Acara2 di telivisi lokal memang semakin marak diisi dengan kegiatan menertawakan, membully, dan meremehkan orang lain, yang dianggap menjadi sebuah acara lawakan yang menghibur. Aku heran, dimana nilai menghiburnya kalo sdh menepiskan hati nurani seperti itu ya, Niar?
ReplyDeleteKayaknya sudah saatnya deh tulisan2 seperti ini diperbanyak, ya walau pun tidak berefek secara lgsg pada penghentian tayangan acara, setidaknya mampu memberikan alert bhw msh banyak masyarakat Indonesia berhati nurani, yang menginginkan tayangan berkualitas, karena media televisi juga adalah guru bagi perbaikan akhlak manusia kan?
Sepakat banget dengan ulasan Niar!
Iya Kak. ALhamdulillah masih banyak teman2 blogger di Indonesia yang peduli dengan "kesehatan" tayangan kita. Terimakasih kak Al. Sudah saatnya orang2 media hati2 dlam menayangkan tayangannya karena banyak jurnalis warga di sekeliling kita yang peduli dan bisa menuangkannya lewat tulisan
Deletewah memang mba,, acara tv sekarang semakin ga mutu. kasihan kalau sampai anak2 ikut menonton, takutnya malah ikut2an.
ReplyDeleteIya mbak
DeleteAku jg kurang suka sama acara yg membuka aib pribadi hostnya ke publik, kadang keliatan bgt mereka ga nyaman dengan acara buka2an seperti itu.
ReplyDeleteTp demi memuaskan pemirsa tipi, hak kek gitu jdi terbiasa buat mereka, ga ada rahasia lg. :(
Mereka menikmati dan sebagian masyarakat menikmati. Walaupun demikian yang tidak menikmati sebenarnya jauh lebih banyak, itu yang mereka abaikan.
DeleteMemang makin banyak tayangan yang meremehkan membully dan semacamnya jadi bahan tertawaan dan tontonan yang sama sekali gak lucu,,,gak cuma tayangan Uya Kuya, yg lainya juga masih banyak.
ReplyDeleteMudah2an dengan stasiun TV segera intropeksi adgn tayangan2 yang gak bermutu dan gak mendidik di hapuskan saja.
Iya, makin marak. Semoga ada usaha memperbaikinya dari KPK dengan menegur stasiun2 tivi yang menayangkannya.
DeleteHehehe KPI maksud saya mbak Lies. Gara2 lagi marak berita Anas, jadinya tulis KPK :D
DeleteSaya setuju dengan mbak. Acara semacam ini memang harus di akhiri. Tidak mendidik. Untung televisi di rumah rusak. bisa terganggu otak keponakanku.
ReplyDeleteEits, semoga komentku tdk dianggap sedang curhat ya.
Mudh2an ada solusi untuk yang lebih baik ke depannya. Terimakash supportnya :)
Deletestop bully :)
ReplyDeleteStop, dalam bentuk apapun, terutama tayangan2 tivi :)
Deletesetuju....ayoooo doprak aja siaran TV yang tak ada manfaatnya tu mbak,,,biar negara ini tak rusak dengan ulah meraka
ReplyDeleteMudah2an ada perbaikan ya mbak Titiek
Deletesaya setuju mak...dan banyak cara untuk menyampaikan bahwa acara ini memang tidak bagus..toh buktinya setelah dishare di twitter, tanggapannya positif dan mudah-mudahan bisa membawa perubahan...thanks for sharing mak..
ReplyDeleteMudah2an .. saya yakin pihak Uya, Astrid, dan Dahsyat masih punya hati nurani ^_^
Deleteakhir-akhir ini banyuak muncul tontonan yang dianggap "menghibur" tapi kosong nilai pendidikannya bagi anak-anak..., lawakan yang lucu di buat-buat...., omongan yang sifatnya hinaan fisik dll.
ReplyDeletesepertinya //mereka cuma mementingkan rating dan keuntungan sendiri tanpa memikir dampaknya bagi masyarakat...
Sy harap ke depannya mereka mengoreksi tayangan yang kelihatannya menghibur pdhl tidak itu mak :(
DeleteInsyaallah klo dikritik terus ya mrk berubah mak...kan mrk jg msh ingin tetap acaranya exis....duh kok jd berprasangka buruk...hihi...yah mudah2an kedepannya jd baik lah agar masyarakat indonesia mempunyai tontonan yg bs menjadi tuntunan...
ReplyDeleteSaya percaya, orang2 yang punya hati nurani tentu memperhatikan masukan yang berharap tayangan ke depannya menjadi lebih baik, mak. Tujuan terbesar postingan ini adalah berharap mutu tayangan ke depannya semakin baik. Jangan lagi ada acara yang kelihatannya menghibur tapi sejatinya tidak.
DeleteHiburan di TV yang katanya menghibur, sebenarnya ga menghibur, malah bikin spot jantung. TFS, mak. Jadi lebih waspada awasi anak-anak :)
ReplyDeleteItu juga salah satu poinnya, mak .... kelihatannya menghibur tetapi sebenarnya tidak
Deletesaya mendukung acara ini dihentikan.
ReplyDeleteHarus ditinjau ulang oleh pihak berwenang negeri ini
DeletePrihatin dgn acara2seperti itu..bully membully dijadikan tontonan..yg nonton lama2 meniru..:(
ReplyDeleteMereka kira ini tayangan menghibur. Padahal pesan yang ditangkap penonton tak hanya itu. Anak2 akan melihatnya sebagai: "boleh mengerjai orang sampai sebegitunya"
Deletesaya kadang gerah dengan acara-acara seperti itu, tapi kenapa terus ada pasti alasan mereka hanya rating dan rating. memangnya moral masyarakat diukur dari rating semata -_-"
ReplyDeletesetujuuuu...saya termasuk orang yang 'alergi' menonton acara 'bully-bullyan' yang ditayangkan secara live hingga saat ini. Solusinya stop 'menikmati' tayangan tsb walaupun sifatnya ingin menghibur, melucu, melawak dan sejenisnya...
ReplyDelete