Anak Itu Menuduh Saya Berbohong

Anak Itu Menuduh Saya Berbohong? - SIAPA YANG "ANU" KO? Satu kalimat itu membuat saya bertanya-tanya. Pada beberapa kesempatan, saya mendengar para orang tua bertanya kepada anaknya yang menangis, "Siapa  yang 'anu' ko?" Dalam dialek Bugis/Makassar, ini berarti, "Siapa yang mengganggumu?" atau "Siapa yang membuatmu menangis?" Sering saya mendengarnya kalimat “siapa ‘anu’ ko” ini.

Menuduh bohong

Tidak baik membiasakan bertanya seperti ini karena secara tidak langsung mengajari anak untuk mencari orang lain sebagai sumber masalah padahal belum tentu dia menangis karena diapa-apakan oleh orang lain.

Kalau saya, memilih bertanya seperti ini: "Kenapa menangis?" karena itu lebih tepat. Anak-anak itu pintar mengarang. Kalau sejak semula dia diajak untuk mencari kesalahan pada orang lain, nantinya kalau dia menangis tanpa ada yang membuatnya menangis, bisa saja dia mencari-cari siapa yang bisa dituduhnya supaya dia bisa menjawab pertanyaan orang tuanya "dengan baik".

Saya pernah menghadapi seorang anak yang pintar sekali mengarang. Saat itu saya harus mengatakan sesuatu kepada ibunya tentang dirinya. Bukan pengaduan membabi buta dan sebenarnya saya tidak mengatakannya dengan sangat terus terang jadi seharusnya tidak ada yang tersinggung atau merasa dipojokkan karena saya sangat menjaga dan memperhatikan kata-kata yang saya keluarkan.

Detail ceritanya begini, ayah anak itu meminta suami saya ikut menjemput anaknya di sekolah. Saat itu ayahnya yang biasanya menjemputnya tiba-tiba saja berhalangan. Maka suami saya dimintai tolong untuk membawa anaknya pulang. Kami mengenal cukup baik satu sama lain sehingga sering saling meminta tolong seperti itu.

Namun anak itu keasyikan bermain. Dia tidak mau pulang. Singkat cerita, akhirnya anak itu mau juga pulang bersama suami saya setelah berpuluh-puluh menit berlalu. Athifah bilang, anak itu mau tinggal bermain dulu di sekolah.

Siang harinya, ada keperluan yang harus saya selesaikan di rumah anak itu kepada ibunya. Saya pun menceritakan apa yang terjadi - yaitu bahwa anaknya sulit diajak pulang, itu saja. Saya sama sekali tidak menyebut-nyebut bahwa si anak itu susah dibujuk karena dia ingin bermain-main sepuasnya.

“Ck ck ck ..... padahal Saya sudah bilang sama Dia dari kemarin, ikut saja sama bapaknya Athifah,” ujar ibunya.

Tiba-tiba saja dari dalam kamar, anak itu berteriak, "Dia bohong Ma! Saya tidak begitu!"

“Tadi Saya menulis pe er. Anaknya itu yang mau bermain,” lanjutnya lagi.

Anak itu membela dirinya secara berlebihan padahal saya tidak mengatakan seperti apa yang dia sangka saya katakan kepada ibunya. Saya merasa seperti ditonjok saat mendengar dia dengan gampangnya mengatakan saya berbohong.

Saya syok. Sepulang ke rumah, saya bertanya kepada Athifah. Athifah mengatakan sekali lagi bahwa anak itu ingin bermain. Suami saya membenarkan, bahwa dia lama menunggui anak itu.

“Memangnya ada pe er ya? Katanya tadi dia mengerjakan pe er, Kamu yang bermain,” selidik saya.

“Tidak ada pe er, Ma. Dan Dia tidak menulis tadi. Dia yang mau tinggal bermain!” tegas Athifah.

Saya langsung mengatakan pada putri saya untuk tidak terlalu akrab dengan anak itu karena berbahaya, dia punya potensi mengadu domba orang. Untungnya tadi saya tak mengadukan hal yang sebenarnya kepada ibunya. Kalau saya mengadu tadi, dengan mengatakan yang sebenarnya, bisa-bisa saya bertengkar dengan ibunya. Baru 8 tahun lho anak itu ... dan dia pintar mengarang, tepatnya: berbohong!


Makassar, 20 Desember 2014

Saya percaya orang masih bisa berubah. Apalagi anak-anak, dia bisa saja berubah. Mudah-mudahan potensi manipulatif itu tidak melekat selamanya di dalam dirinya dan orang tuanya sadar kalau anaknya pintar memanipulasi kepercayaan mereka.



Share :

27 Komentar di "Anak Itu Menuduh Saya Berbohong"

  1. bohong... kamu tukang bohong... #malahnyanyi

    anak yang punya sifat kayak gini emang perlu dijauhi...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Fiyuuuh .... saya pikir memang harus diwaspadai

      Delete
  2. Waduh, saya juga sering menemukan anak seperti itu bunda..

    ReplyDelete
  3. kadang suka heran,,,,, anak usia segitu pinter ngarang.., meniru ortunya kah??? *gak mau su udhon sih....,

    ReplyDelete
  4. Anak kecil meniru. Klo saran saya sih mak, ada baiknya mak Mugniar juga nggak usah terlalu dekat dengan orang tuanya, mak.

    Saya juga punya tetangga yg begitu. Dibandingkan anak kompleks lainnya, saya mungkin yang paling dekat dengannya. Pergi sekolah pun dengan mobil sekolah yg sama (tapi kami beda sekolah). Pas SMP kelas 3 tiba2 dia tidak mau berbicara bahkan duduk sebelahan dengan saya di mobil jemputan. Makin lama kami makin jauh. Saya bingung dengan perubahan sikapnya yang terlihat benci sekali dengan saya. Suatu kali saat sudah SMA saya pernah dengar tetangga bilang dia ngomongin keluarga kami. Awalnya saya tidak percaya, tapi kalau melihat perubahan sikapnya ya ada kemungkinan. Bertahun-tahun berlalu, kami sekeluarga baru tahu kalau si Ibu dari teman saya itu memfitnah keluarga kami, padahal selama itu kami berusaha tetap berhubungan baik dengan keluarga tetangga itu krn simpati dengan ibunya yang sudah janda dan kalau bicara lemah lembuuut sekali. Kami jadi tahu darimana mantan teman saya itu belajar...

    Naudzubillah.. Jangan sampai kita jadi orang seperti itu, naudzubillahi min dzalik.

    ReplyDelete
    Replies
    1. mobil jemputan, bukan mobil sekolah.. *ralat*

      Delete
    2. Ya Allah .. seram amat ...

      Saya perhatikan anak itu sempat membuat orang-orang percaya sebuah hal yang jadinya bagi saya seperti fitnah kepada seseorang (orang dewasa pula). Entahlah bagaimana tapi saya tidak begitu percaya sepertinya ada yang dilebih2kan dari apa yang dikatakannya.

      Makasih Mak sharing dan sarannya ...

      Delete
  5. Saya hanya bisa berdo'a semoga anak-anak terhindar dari sifat seperti itu. Amin

    ReplyDelete
  6. Aku pernah ketemu anak yang suka sekali berbohong...tepatnya sih suka mengarang cerita...padahal dia itu masih kecil lho... Entah apa jadinya bila dia sudah besar nanti apakah perilaku suka berbohong/suka ngarang bisa berubah ya? Atau malah makin menjadi? Yang mengherankan kenapa orangtuanya tak peduli kesannya seperti cuek saja dengan perilaku sang anak...?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Orang tuanya tidak jeli ya Mbak?Duh ini harus jadi warning buatku juga spy memperhatikan omongan anak2 sendiri ... dan selalu berdoa agar mereka menjadi orang yang baik

      Delete
  7. Kenapa nggak disalurkan buat cerpen ya? Kasian potensi berkhayalnya buat berbohong. Dan lagi dia kok nggak sopan nuding orang tua berbohong? Artinya, selain mulutnya penuh dusta, tata kramanya pun nggak ada. Duh, kalo aku jadi dirimu sori2 aja mo berhubungan sama mereka sekeluarga lagi..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mudah2an dia jadi penulis fiksi -_-

      Saya sekarang lebih waspada, Mak :(

      Delete
  8. waduh, masih kecil udah suka nuduh, mungkin karena takut dimarahin ibunya... hehe
    *aku dulu gitu gak ya..
    tapi gak bagus juga, nanti kalo besar suka ngadu domba

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya ... takut dimarahi. Saya juga kaget koq berani2nya menuduh saya di depan saya begitu ya? Padahal tuduhannya salah. Anak lain kan pasti takut tuh, kalo diadukan orang dewasa kepada ibunya bisanya cuma diam, menunggu (pasrah) teguran ibunya. Ini koq tidak. Tapi saya piir lebih bagus begitu jadinya saya tahu model anak itu. Seandainya dia bilangnya setelah saya pulang .... saya tidak akan tahu perangainya

      Delete
  9. aku kadang sebel banget mak ama anak yg seperti itu, tapi kita juga harus berlaku bijak ya,,,kalo bisa kita harus bisa merubah sifatnya :)

    ReplyDelete
  10. saya tidak mengatakannya dengan sangat terus terang jadi seharusnya tidak ada yang tersinggung atau merasa dipojokkan karena saya sangat menjaga dan memperhatikan kata-kata yang saya keluarkan.

    duh... seperti dejavu, mak... memang sebaiknya anak yang bersifat seenaknya menuduh seperti ini dijauhi saja..

    ReplyDelete
  11. biasanya orangtua yg terlalu galak juga berpotensi membuat anak jadi pembohong jg. si anak tahu dia bakal dimarahi makanya dia mencari cara supaya tdk dimarahi ya dengan cara mengatakan yg tdk benar. jadi kalo anak berbuat salah, jangan dimarahi. cukup diberi tahu dengan lembut namun tegas, supaya dia tdk ada kepikiran utk berbohong ketika suatu saat melakukan kesalahan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalo sepenglihatan saya, orang tuanya tidak galak. Mereka cenderung mengikuti apa yang dimaui anaknya, Mbak.

      Delete
  12. Berbohong itu sudah masuk karakter yang biasanya berawal dari meniru-niru kebohongan kedua orang tuanya walaupun sebenarnya kebohongan yang dilakukan orang tuanya adalah untuk kebaikannya. Maka sebaiknya sebagai orang tua menghindari kebohongan-kebohongan kecil dengan anak anaknya.

    ReplyDelete
  13. Terkadang, anak berbohong krn untuk melindungi diri mbak. Bisa jadi karena terlalu sering dimarahi jika melakukan kesalahan. Atau takut kalau dimarahi.
    Menurut saya, jangan dijauhi, tapi waspada tetap harus. Kalau bisa diarahkan, entah bekerja sama dengan guru BK, atau berbicara dari hati ke hati kepada orang tuanya. Akan sulit memang, tapi jika dijauhi, dia bisa jadi akan semakin seperti itu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalo sepenglihatan saya, orang tuanya tidak galak. Mereka cenderung mengikuti apa yang dimaui anaknya, Mbak.
      Anak ini pernah membuat fitnah terjadi di lingkungannya. Mengatakan sesuatu yang hanya di pikirannya. Orang tuanya percaya dan akibatnya, nama baik seseorang rusak.
      Sampai sekarang masih bergaul dengan anak saya, sih. CUma saya tetap waspadai karena anak ini kelihatan punya tabiat2 yang tidak saya sukai (selain dari cerita di atas). Dan untuk saat ini, belum memungkinkan untuk berbicara dgn orang tuanya.

      Delete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^