Di usianya yang kelima tahun ini, Afyad masih
cadel. Ia menyebut “tito” untuk Kiko – sejenis minuman kemasan yang biasanya
dimasukkan ke dalam freezer kulkas,
untuk dijadikan es. Tetapi karena anak-anak tak saya biasakan minum es karena
ketiga-tiganya alergi (terhadap) dingin, mereka meminum Kiko yang bersuhu
ruangan.
Ayah saya yang disapa Ato’ (kakek, Bugis) oleh
cucu-cucunya menjadi langganan Afyad – orang yang diajaknya ke warung bila
ingin jajan. Kalau sesekali saja tak mengapa. Kalau yang dibelinya memang Kiko
saja tak mengapa.
Sekali waktu Ayah saya menyerah. “Kemarin,
katanya mau beli Kiko. Sampai di warung, Afyad dan Athifah langsung masuk ke
dalam. Afyad mengambil tiga susu Ultra, dan Athifah mengambil Kiko dan tiga Teh
gelas,” Ayah mengadukan kelakuan cucu-cucunya kepada saya.
Sumber asal gambar: www.kaskus.co.id |
“Eeeh, tidak boleh begitu dong sama Ato’. Kiko
saja yang diambil!” saya berseru kepada keduanya.
Saya lupa mewanti-wanti Ayah kalau mau memenuhi
permintaan cucu-cucu mereka supaya menegaskan dari rumah apa yang mau dibeli,
itu saja yang diambil. Walau harga jajanan di warung sebelah tak mahal, saya
biasanya menegaskan pada mereka apa yang boleh diambil. Biasanya sih, sesuai
permintaan dari rumah. Atau kalau mereka mengambil dua jenis barang misalnya,
saya meminta mereka memilih salah satunya. Ini supaya mereka tidak terbiasa
konsumtif.
Takutnya kalau anak-anak terbiasa konsumtif sejak
kecil, bisa terbawa sampai besar. Kalau sekarang barang yang diincar seharga
Rp. 500 – Rp. 1.000, bisa sebanyak beberapa kali dalam sehari. Sekian tahun ke
depan dalam sehari bisa saja mereka menghabiskan uang jutaan rupiah dalam
sehari untuk hal-hal yang tak penting. Na’udzu
billah min dzalik. Semoga Allah menghindarkan anak-anak saya dari perilaku
konsumtif.
Makassar, 15 Desember 2014
Share :
Bener juga, berarti nanti kalau ponakan-ponakan saya minta jajan, mesti ditegaskan lagi kepengennya apa.. trims sharingnya.. :)
ReplyDeletebetul itu kak, bahaya sekali kalo terbiasa mi dari kecil suka jajan. Makasih sharingnya. Cocok buat pembeljaran kita2 yg belum nikah, hihihihi
ReplyDeleteMugniar, apa kabar?
ReplyDeleteBetul banget, selain menghinadri anak-anak untuk konsumtif, mereka juga diajarkan buat konsisten.
Kalau dari rumah mau beli Kiko, ya Kiko aja. Bukan ditambahin sama susu ultra atau teh gelas...hehe, pinter-pinter banget ya mereka...mumpung sama Ato'nya...
anak2ku juga mak kalo belanja dr rumah udah diwanti2 nanti cuma beli ini dan itu. kalo nggak, bablas...kantong emaknya bolong.
ReplyDeletesifat konsumtif berawal dari kebisaan jajan ya mbak...., emang mesti tegas dlm mendidik anak2...
ReplyDeletePembelajaran yang baik tg hidup berhemat kepada anak2.. Terima kasih sharingnya, mbak..
ReplyDelete