Tentang Kawan yang Merobek Perolehan Nilai Nolnya

Pulang sekolah, Athifah dengan bersemangatnya bercerita tentang kawan sekelasnya yang dihukum oleh ibu guru. Pasalnya Ray (nama samaran) merobek perolehan nilai nolnya di buku pe er. Ibu guru menghukumnya, dengan menambah jam belajar khusus bagi Ray. Ray pun menangis.

“Tidak boleh begitu ya, Mama? Tidak boleh merobek nilai nolnya. Orang kan  harus menerima kenyataan?” kata gadis mungil ini dengan bijak.

Mama nyaris terkikik. Entah dari siapa lagi Athifah mendengar kalimat “harus menerima kenyataan” itu.

Dan ketika Athifah terus memperpanjang pembahasan dengan mengatakan bahwa ia akan menerima kenyataan jika mendapatkan nilai nol, Mama buru-buru menghentikannya.


“Sudah … sudah. Tidak usah dibicarakan lagi,” Mama merasa perlu menyela karena terkadang ada ujian yang tiba-tiba datang setelah sebuah pernyataan dikeluarkan. Mama tidak ingin putrinya mendapatkan ujian itu. Dan kalau tak dihentikan, Athifah akan membahas berulang kali, seperti biasanya.

Athifah menceritakan tentang Ray, “Ray itu yang dulu melempar pinsil dan hampir kena mataku, Ma.”

Mama ingat peristiwa itu. Beberapa hari setelah peristiwa pelemparan pinsil, Papa mengadukan Ray pada mamanya yang menjemput Ray di sekolah karena perilaku agresif Ray membahayakan anak lain. Untung saja pinsil yang dilempar “nyaris” kena saja. Kalau dilakukannya lagi dan kena, bagaimana?

Namun reaksi yang dikeluarkan mama Ray di luar dugaan Papa dan Mama.  Mama Ray berkata, “KAU LEMPARI TEMANMU PINSIL SAMPAI HAMPIR KENA MATANYA? MO KO SAYA KASIH PATAH TANGANMU?

Oh God, pantasan Ray merobek perolehan nilai nolnya!


Makassar, 13 Agustus 2014


Share :

16 Komentar di "Tentang Kawan yang Merobek Perolehan Nilai Nolnya"

  1. Buset, emaknya horor banget hahaha!

    ReplyDelete
  2. Kadang anak anak bisa menirukan apa yang diucap orang tuanya Anak sekarang sudah bisa merekam isi pembicaraan orang dewasa. Bahkan IKLAN di TV pun bisa dihafal dengan mudah oleh anak. Kosa kata tertentu yang biasa diucapkan oleh orang tua, orang dewasa kini sudah bisa DITIRU anak anak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Memang Pak Asep. Anak saya Athifah pun demikian

      Delete
  3. Kodong takutki dimarai mamanya jadi narobek :(

    ReplyDelete
  4. awaski tangan ko dinarobek si mama! Kodong! :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Begini, Eksak:

      Awas ko, tanganmu dirobek mamamu, kodong :)))

      Delete
    2. Oooh bukan .. begini mungkin lebih cocok ...

      Kodong .... Awaski tanganmu, nanti dirobek mamamu ....

      Aih jdi bingung sendiri saya hahaha

      Delete
  5. ekstra hati2 ya ke anak kalau bicara,,agar mereka nggak niru yg kita ucapkan juga,,

    ReplyDelete
  6. wuii... sadisnya. Tapi memang kadang kita harus bersikap tegas sih ya, walo ga harus pake kata2 spt itu. Ada nih cerita anak2 ngambil uang koin di bagasi depan motor suami, ketahuan dan suami bilang dg tegas muka sangar (bukan bentak2) kalau itu haram hukumnya, dosa besar kalau di Arab tangan bisa dipotong.
    Tak tau bagaimana ya komentar ortu mereka kalau dengar seperti itu... :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mak.... anak2 perlu mendapatkan "efek jera" juga/ Kalo tidak, dikiranya itu wajar saja, tapi ya jangan seperti ibunya si Ray itu ya ...

      Delete
  7. Anak2 belajar dari orang tuanya, terlebih dari ibunya. So, bener kata mbak Dwiex hati2 bicara kepada anak. Ajarkanlah tutur kata yang baik-baik...

    ReplyDelete
  8. itulah... anak merupakan cerminan orang tua
    =======================
    pakan kelinci pedaging

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^