Mama Punya Tangan, kah?

Athifah tengah kasak-kusuk di ruang makan ketika Mama yang sedang masak di dapur menawarkan, "Athifah, mau biskuit gabin manis kah?"
"Mau," jawab Athifah mantap.
"Ambil di lemari!" seru Mama.

ANak-anak

"Tidak punya tangan kah, Mama?"
reaksi ini membuat Mama mendelik tajam ke arah Athifah. Nona mungil itu tersenyum semanis madu.

"Kenapa bilang begitu?" sergah Mama.
Yang mau kan nona mungil ini. Biasanya dia tahu, tak baik menjawab seperti itu kepada orangtua.


Tapi Mama menangguhkan mengatakan sesuatu. Perlu sedikit waktu untuk mencerna perkataan Athifah, Athifah biasanya suka membalikkan kata-kata yang pernah Mama atau orang dewasa lain ucapkan. Orangtua selalu menjadi guru terbaik dan mama sangat menyadari hal ini.

Oma yang mendengar samar, meminta Mama menjelaskan apa yang dikatakan cucunya. Setelah dijelaskan, Oma tertawa terbahak-bahak.

"Biasanya kan Mama larang Dia untuk naik kursi untuk membuka lemari itu. Apalagi kalo Dia bawa kursi ke situ, tidak dikembalikannya kursinya," Oma mengira-ngira sebab dari perkataan Athifah.

Memang sih, lemari itu letaknya tinggi. Athifah harus menarik kursi dan naik ke atasnya untuk mengambil biskuit gabin di dalamnya. Mama lupa akan hal ini.

Akhirnya Mama tak mengatakan apa-apa lagi. Mama bergerak ke arah ruang makan, menuju lemari untuk mengambilkan Athifah biskuit gabin manis.

Makassar, 15 Agustus 2013


Share :

22 Komentar di "Mama Punya Tangan, kah?"

  1. biskuit gabin itu apa ya mbak? maaf lahir batin ya mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. itu lho Bund, cracker berbentuk kotak...ada yang rasa original, ada yang bertabur gula, bahkan sekarang ada yang bertopping abon.

      Delete
    2. mbak lidya belum pernah lihat ya, wah sama dengan saya nih...

      Delete
    3. Maaf lahir batin mbak Lidya. Iya benar, seperti yang mbak Khusna sampaikan :)

      Kata kuncinya sebenarnya "cracker", mas Agus, kalo cracker kotak2 mungkin pernah makan :)

      Delete
  2. biskuit gabin ya biskuit yang kotak kotak trus ada gulanya mbak, hampir mirip lah sama malkist...

    athifah emang lucu mbak, setiap perkataannya seperti pedang yang menghunus, hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar tentang biskuit. Tentang perkataan ... duh benar juga hehehe

      Delete
  3. Kekritisan Athifah membuat bundanya harus hati-hati ya mbak... Semoga Athifah jadi anak sholehah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Harus hati2 mbak Aamiin, terimakash do'anya :)

      Delete
  4. Baru sempat kemari nih mbak Niar. Mohon maaf lahir batin ya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waah saya juga belum sempat main ke blog mbak Niken. Maaf lahir batin juga ya mbak

      Delete
  5. heheh anak2 yang lugu... butuh pengertian untuk menjelaskan dengan baik. seperti bundanya benar bgtu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Harus diam dulu untuk mencerna. Kalo kebablasan malu hati juga Annur :)

      Delete
  6. athifah.. miiinta biskuitnya donk

    ReplyDelete
  7. Athifah...pinternya putri Bunda Niar niiih...
    Zaki saya juga sangat suka biskuit gabin yang bertabur gula Bund...hampir setiap hari ada stok di toples kedap...bisa dimakan gitu aja,atau dituangi susu kental manis...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalo di sini mah emaknya yang doyan bunda, dicelupin teh sukanya :)

      Delete
  8. hehehe... anak2 memang kritis ya.. Maaf lahir batin ya mba :)

    ReplyDelete
  9. Jaman sekarang subhaanaallah anak2 tambah kritis n smart, maafkan ya mbak meski telat mau ngucapin Met IED mubarak. Mhn maaf lahir n batin :)

    ReplyDelete
  10. Hmm.. perlu tolah toleh kanan kiri sekarang mbak kalau mungkin mau berkata.. ada intelejen kecil tuh hehehe

    minal aidzin ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yah begitulah ... :)

      Maaf lahir batin juga mas

      Delete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^