Ketika Konflik Tak Terelakkan

Tak dinyana, komentar yang saya anggap komentar ringan yang biasa membuat seorang kawan di sebuah grup tersinggung dan terjadilah konflik tak terelakkan. Awalnya saya merasa komentar saya tidak ada masalah. Saya tidak bermaksud menyinggung atau sengaja membuatnya sakit hati. Setelah saya sadari, memang itu sebuah komentar naif, yang kontan terlontar menyatakan yang terbersit di pikiran.

Berhari-hari saya shock. Seperti yang sering diguyonkan Soimah – artis itu, “Saya merasa kotor.” Saya merasa diri keterlaluan. Biasanya mencoba menuliskan yang baik-baik saja, lalu tiba-tiba ada yang tersinggung dengan komentar saya. Saya merasa tidak berguna.

Berhari-hari hal itu memenuhi kepala dan perasaan saya. Sampai-sampai detak jantung saya terasa begitu keras. Saya sudah meminta maaf kepada kawan tersebut. Ia memaafkan. Tapi perbincangan kami, tetap membuat saya kepikiran. Banyak hal yang tidak saya ketahui rupanya darinya. Saya terlalu merasa sok akrab.

Sumber: notaperfectmom.com

Saya teringat perselisihan yang pernah terjadi dengan adik kandung saya. Karena merasa akrab, komentar terlempar dengan ringan saja. Tak dinyana adik tersinggung. Begitu pun saya, pernah tersinggung olehnya. Syukurnya, kami akhirnya berbaikan. Namanya juga saudara.

Berhari-hari memikirkan itu membuat saya merasakan dampaknya akan tidak baik kepada diri saya sendiri. Saya memang seperti itu, suka stres sendiri bila sedang ada masalah dengan orang lain. Saya suka berlarut-larut menyalahkan diri sendiri hingga terpuruk. Saya merasa menjadi begitu kurang ajar karena mampu membuat seseorang tersinggung. Saya kemudian membuat beberapa pemikiran yang harus saya jalankan:
  • Mundur sejenak dari grup, tidak terlalu berinteraksi.
  • Lebih berhati-hati dalam berkomentar, jangan sok akrab karena saya tak tahu latar belakang orang yang saya komentari. Saya tak tahu suasana hatinya. Saya tak tahu apa sebenarnya yang terjadi padanya. Mungkin saja ada pergulatan batin atau perjuangan, atau masalah yang begitu berat yang sedang dijalaninya.
  • Lebih berbesar hati. Menjauhi menyalahkan teman tersebut, mencoba memaklumi permasalahan dan suasana hatinya.
  • Berhenti terus menyalahkan diri sendiri dan membuat diri lebih terpuruk. Saya sudah meminta maaf dan ia memaafkan. Itu sudah cukup.
Mudah-mudahan kekonyolan seperti ini tak terjadi lagi. Saya tak mau “merasa kotor” lagi. Sebab seperti hukum fisika, setiap aksi = reaksi. "Aksi" seperti kekonyolan saya itu menimbulkan dua reaksi. Membuat diri kami sama-sama bereaksi. Saya harus membenahi segala akibat pada diri saya. Alhamdulillah detak jantung saya normal kembali dan saya bisa menjadi lebih realistis dan jernih. Move on memang perlu usai konflik. 

Makassar, 22 Juli 2013


Tulisan ini diikutkan GA KETIKA CINTA HARUS PERGI




Share :

28 Komentar di "Ketika Konflik Tak Terelakkan"

  1. kalo aq biasanya orang yg tiba2 bertingkah tidak biasanya langsung kefikiran, emang aq ada salah ya? misal SMS ga di bales, padahal biasanya balas. terkadang sulit membedakan antara suudzon dan berhati2 jangan2 aq ada salah..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya sih, batasnya bisa jadi sangat tipis ...

      Delete
  2. Ane sebenernya bingung. Ini beneran terjadi atau hanya untuk ikutan giveaway. Kalau memang tulisan ini bentuk penyesalan atau instrospeksi, kenapa malah diikutkan giveaway kak? Bukankah kalau orang yang pernah tersakiti itu membaca tulisan ini, malah bisa tambah tersakiti.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lah mas Hadi, masa ini bentuk tulisan yang menyinggung? Ini lebih ke bagaimana saya menyikapi perasaan saya. Ttg bagaimana saya berusaha keluar dari perasaan yang bisa menjebak diri saya sendiri. Ada banyak orang macam saya yang bisa terperangkap dalam hal seperti ini. MEski masalah sudah selesai tapi pikirannya belibet terus.

      Saya yakin kalau pun dibaca sama yang bersangkutan, dia tidak akan merasa tersakiti karena tidak ada unsur menyakiti di sini. Saya kan sudah menyatakan akan berusaha lebih hati2.

      Delete
  3. saya sering ngalami ini juga mbak...tapi ya sudah lah yang penting saya tdk ada maksud seperti itu. biarkan pikiran kita bebas mbak.. orang banyak macem2 karakternya, mgk dia tdk bisa memilah/ sering terbawa perasaan jadi sensitif.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak, lebih kepada sikap kita sendiri kan. Supaya lebih berhati2 dalam berinteraksi, supaya tidak ada lagi orang yang tersakiti oleh kita

      Delete
  4. Mba...sisi positifnya jarang ketemu org yg cepat menyadari seperti mba mugniar. Tapi sisi lain Ternyata terus2an merasa bersalah juga Engga Baik utk komunikasi selanjutnya ya
    ..

    Makasih mba Udah Berbagi. Tunggu pengumumannya ya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya berusaha memperbaiki yang sudah terlanjut mbak. Kata2 tidak bisa ditarik atau dihapus. Hanya bisa diusahakan untuk diperbaiki. Memang ada dampaknya kepada saya, tapi itu masalah saya sendiri, harus saya yang membereskan sendiri. Terimakasih ya mbak

      Delete
  5. begituah ketika bermuamalah di dunia online, kita mengangap itu sepele bagi orang bisa tersinggung, mudah2n lebih menjaga perkataan ya kak..ini sebagai pelajaran yg bisa diambil hikmahnya :)

    ReplyDelete
  6. pernah ngalamin, maksud hati biasa aja yang nerima beda. Ya sudahlah, saya nggak mikir. Namanya dunia maya, karena tak berhadapan muka, kita gak bisa liat mimiknya. Jadi salah paham bisa terjadi kapan saja

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salah paham bisa di mana saja. Bagi saya, jadi satu petunjuk kalo saya harus berbenah diri lagi jeng ...

      Delete
  7. Hal spt ini memang sering terjadi... tak hanya lewat dumay tapi di dunia nyata pun begitu. Seringkali kita salah berkata-kata hanya karena kita tak tahu situasi dan kondisi yang kita ajak bicara spt itu. Bisa jadi karena sedang ada masalah, atau sedang gak mood dalam bercanda... sehingga bisa sangat sensitif dan mudah tersinggung. Semoga gak mengalami kejadian spt itu lagi ya, Mak. :)

    ReplyDelete
  8. Mbak mirip saya deh. Saya juga suka keceplosan begitu tapi tiba2 menimbulkan reaksi yg di luar dugaan dari tmn yang kita komentari. Saya sering menyesal dan mundur sejenak dari dunia maya, Introspeksi diri dan seringnya malah nyalahin diri sendiri. Laaah kok sama ya? :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waah kita punya karakter mirip ya mbak? :)
      Menyalahkan diri sendiri perlu, tapi tidak boleh terlalu juga. Sependapat kan mbak? :)

      Delete
  9. Aku juga sering mengalami Mbak..ke empat tips itu setuju aku :)

    ReplyDelete
  10. terima kasih sudah diingatkan mbak, saya juga harus jaga komentar ya kadang kita berniat guyon tapi tidak bisa diterima orang lain ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih kembali mbak Lidya. Terutama, tulisan ini buat saya pribadi dan buat anak2 saya. Alhamdulillah bila ada yang sependapat :)

      Delete
  11. terimakasih mbak Niar...
    yang penting jaga hati, jaga lisan dan jaga diri
    yang pasti temannya bukan aku kan mbak...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih mas Insan. Bukan koq mas hehehe

      Delete
  12. hemm, saya juga pernah mbak

    namun akhirnya saya mencoba berbesar hati, setiap manusia tak luput dari kesalahan, baik sengaja atau tidak

    namun untuk lebih baiknya itu mencegah komentar2 yang tidak baik, agar nggak sampai salah maksud, gitu mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yup. Mungkin lebih baik untuk tidak sok akrab ya mas. Karena kalo merasa sok akrab bisa saja komentar kita tak bisa diterima orang. Jadi, yang biasa2 saja, seperti terhadap orang yang baru dikenal ...

      Delete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^