Lomba Blogging Idol Pewarta Warga Hoki 2012: 5W + 1H dan Kebenaran

Dunia maya yang teramat luas ini semakin semarak dengan semakin banyaknya blogger baru yang bermunculan. Blog memang menarik untuk menjadi wadah berkreasi karena memungkinkan siapapun menuangkan dan membagi segala macam gagasan dan pengalamannya dalam bentuk tulisan, gambar, dan video.

Apalagi di zaman sekarang, internet tidak hanya bisa diakses melalui modem dan komputer pribadi tetapi bisa juga melalui warnet, cafe ber-wifi, juga bisa melalui gadget. Maka ngeblog bisa dilakukan di mana saja  dan kapan saja.

Memberitakan apa saja yang berada di sekitarnya, entah itu kejadian, kegiatan, profil daerah, kuliner, tempat wisata, dan lain-lain membuat seorang blogger sekaligus menjadi seorang pewarta warga. Melalui tarian jemarinya di atas keyboard, jurnalisme warga terusung. Seorang blogger bukan sekadar pewarta biasa, ia juga bisa menjadi corong bagi ketidakadilan yang mungkin saja terjadi, pengontrol jalannya pemerintahan, dan penyuara permasalahan-permasalahan sosial. Melalui sejumlah 112 juta blog[i] yang tersebar di seantero dunia maya, bisa diperoleh beragam berita yang menghibur, menarik, dan bermanfaat.

Sumber gambar: http://sajadi4.wordpress.com

Maka, adalah sebuah keharusan bagi seorang blogger untuk menuliskan konten dengan baik. Caranya adalah dengan memenuhi unsur berita 5W + 1H.

5W + 1H itu adalah: what, who, when, where, why, dan how

What à apa yang ditulis, tema apa yang diangkat
Who à siapa saja yang terlibat dalam tulisan kita
When à kapan terjadinya
Where à di mana terjadinya
Why à mengapa terjadi, bisa dibahas latar belakang atau alasan terjadinya
How à bagaimana terjainya, proses, atau lika-likunya

Keenam unsur ini sebenarnya harus dipenuhi oleh sebuah berita[ii] sementara untuk bentuk-bentuk tulisan lain seperti feature, esai[iii], atau catatan harian biasa tak perlu semuanya tercakup dalam tulisan.

Jurnalisme warga (citizen journalism), itulah sebutan untuk “pekerjaan” yang dilakukan warga biasa dalam mengumpulkan, menulis, dan mengedit sebuah tulisan yang dibuatnya untuk berbagi kepada khalayak. Blog merupakan salah satu media yang digunakan[iv].

Tahun lalu, ada kejadian yang menghebohkan Kompasiana – sebuah portal yang menjadi media bagi para pewarta warga dalam berekspresi melalui blog. Seorang kompasianer (sebutan untuk orang yang menjadi anggota dan menulis di Kompasiana) – sebuat saja namanya Titi yang berprofesi sebagai perawat menjadi selebriti Kompasiana. Tulisan-tulisannya, walau sederhana selalu mengundang banyak pembaca sejak ia menuliskan “kisah” tentang bayi yang meninggal akibat ibunya lalai karena asyik BBM-an. Tulisan tentang kejadian mengenaskan itu meraup lebih dari 340 ribu pembaca[v]. Titi pun menjadi selebriti Kompasiana dan ditetapkan menjadi salah satu dari 10 nominator Kompasianer Favorit 2011.

Beberapa orang yang menyimak adanya kejanggalan dalam tulisan Titi menemukan fakta bahwa tulisan itu sama sekali tidak valid. Kejadian yang diceritakan hanyalah rekaan Titi semata. Penelusuran ke lokasi yang diceritakannya dalam tulisan-tulisannya pun makin menegaskan kebohongannya. Usaha konfirmasi dari pihak penanggungjawab Kompasiana diabaikan Titi. Akhirnya ia dicabut dari daftar nominator dan akunnya diblokir.

Meski keenam unsur berita di atas terpenuhi namun ada satu hal yang amat mendasar – yaitu KEBENARAN diabaikan oleh penulisnya maka hanya sampahlah yang dituliskannya. Pembaca biasanya berasumsi apa yang dibacanya adalah sebuah kebenaran maka kewajiban penulis untuk berkomitmen menuliskan kebenaran.

Jika The New Yorker yang terbit sejak 1925 memiliki jabatan fact checker dalam mekanisme kerja mereka yang khusus bertugas mengecek mengenai kebenaran fakta yang dimuat dalam sebuah tulisan mulai dari ejaan nama-nama, angka, warna, buku, argumentasi, kutipan, dan sebagainya guna memastikan keakuratan fakta yang sampai di hadapan para pembacanya[vi]. Maka tak ada pihak yang memegang otoritas memeriksa keabsahan tulisan yang sudah diunggah ke dalam blog. Hanya sang penulis dan Tuhanlah yang tahu akan nilai kebenaran dari tulisan yang dibuatnya.

So, para blogger, mari menulis hanya kebenaran dan kebaikan selain melandaskannya pada unsur 5W + 1H. Karena 5W + 1H tanpa kebenaran adalah bualan semata. Tak peduli sebagus apa pesan yang dikemas di dalamnya, seperti kasus Titi di atas yang seolah-olah ingin berpesan agar para ibu berhati-hati dalam mengurus bayinya, pesan itu tak berarti apa-apa bila dibungkus dalam kebohongan.

Makassar, 25 November 2012


Tulisan ini diikutkan dalam Lomba "Blogging Idol Pewarta Warga"



Daftar bacaan:

  • 9 Elemen Jurnalisme, oleh Andreas Harsono, dari http://ajisolo.wordpress.com/2008/08/10/9-elemen-jurnalisme-oleh-andreas-harsono/
  • Tulisan-tulisan “Resensi Buku “Pewarta Warga” COMBINE Resource Institution”,  “Blog Sebagai Media Citizen Journalism”, dan “Jurnalisme Warga dan Nadia Abdullah Jurnalis Warga Revolusioner” dari blog http://www.tigabelase.com
  • Menulis Itu Gampang: Rumus 5W + 1H, dari http://www.sudutpandang.com
  • Tips Menulis: Piramida Terbalik dan 5W+1H, dari http://bataknews.wordpress.com
  • Buku Jurnalisme Sastrawi, Antologi Liputan Mendalam dan Memikat, terbitan KPG (Kepustakaan Populer Gramedia bekerjasama dengan Yayasan Pantau)







[i] Asri Tadda, dalam materi Blogpreneur dan Internet Marketing dalam Kopdar Blogger Nusantara, 10 November di Makassar
[ii] Bedasarkan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), BERITA adalah: 1. Cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat; kabar; 2.Laporan; 3. Pemberitahuan; pengumuman
[iii] Jarar Siahaan dalam http://bataknews.wordpress.com
[iv] Imam FR Kusumaningati, mengutip Steve Outing dalam 11 bentuk citizen journalism, dalam blognya http://tigabelase.com
[v] Dari tulisan “Cerita Panjang Akun Bernama Titi” di Kompasiana
[vi] Dari buku Jurnalisme Sastrawi: Antologi Liputan Mendalam dan Memikat, terbitan KPG (Kepustakaan Populer Gramedia bekerjasama dengan Yayasan Pantau)


Share :

8 Komentar di "Lomba Blogging Idol Pewarta Warga Hoki 2012: 5W + 1H dan Kebenaran"

  1. Walaupun blog pribadi dan suka-suka kita mau menulis apa, tampaknya tetap harus ada fakta dan tanggung jawab terhadap isi tulisan ya Niar..Aku baru baca tentang kasus kompasioner Titi itu. Kok ya nekat banget berbohong dengan membawa nyawa anak orang yah..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya kak, seharusnya begitu *tulisan ini utk mengingatkan saya juga*
      Ttg Titi itu, saya semoat sebal waktu itu karena merasa dibohongi. Tulisannya sudah memperkainkan kenaifan naluri keibuan saya. Menyebalkan sekali ketika ketulusan perasaan kita dipermainkan orang.

      Delete
  2. Setuju, Mba Niar..
    sukses ya untuk kontesnya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Trimakasih mbak. Sayangnya web penyelanggaranya sulit diakses

      Delete
  3. semoga sukses dengan kontesnya ya mbak, semangatnya luar biasa banget nih ikutan kontes

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^