Begitulah teriakan khas dua atau tiga pagandeng juku' (penjual ikan) yang setiap hari lalu-lalang di depan rumah.
Tiba-tiba timbul ide iseng di kepala mama.
"ATHIFAAAAAH!" seru mama sambil melirik putri mungilnya.
Nona mungil itu tersenyum manis. Ia berkata, "Bukan. Masak dia jual Athifah?"
"Iya ya," kata mama sembari tersenyum.
"Masak semua orang beli?" lanjut nona mungil ini lagi masih dengan senyum terkembang di bibirnya.
"Iya ya," sahut mama.
"Baru anaknya mama dijual?" sambung Athifah masih dengan senyum paling manisnya.
"Iya ya," mama menjawab.
Mereka berdua tersenyum bersama.
Makassar, 26 Juni 2012
Dia tahu koq, sedang digoda he he he
Share :
asiknya kalo lagi bercanda dengan anak-anak ya mbak....
ReplyDeleteIya mbak :) Rasanya "nyeesss" :)
DeleteAlhamdulillah.. Sedikit senyuman dari cerita ini. Di saat pening akan Tugas Akhir. Haha..
ReplyDeleteAthifah.. Athifah.. Pengen cubit pipimu. :D
athifaaahh ...!
ReplyDeleteapaaa ...?
ada yang baru ...
*iklan
;p
Mama cuma bisa jawab 'Iya ya' :D
ReplyDeleteOOT...
ReplyDeleteCoba kujawab ya Mbak:
Kalau menurutku sebaiknya orang yang sakit diberi tahu pantangan makannya :) Agar mereka lebih berhati2 ...
Tapi memang kadang kala kalau sdh melihat derajat keparahan penyakit, banyak dokter justru kasihan melarang makan ini itu. Wong tak dilarang saja nafsu makan si sakit sudah menurun drastis. Jadi banyak kejadian kurang asupan makanan pada si sakit itu karena menuruti pantangan dokter.
Kalau aku pribadi juga akan lihat kondisi Mbak, kalau keadaan umumnya baik maka makanan baiknya selektif, beri tahu pantangannya. Kalau keadaannya parah, biarkan dia makan sesuai seleranya...