Tadi malam ada berita, anak usia 14 tahun mengemudikan mobil dan menabrak 15[i] orang di 5 lokasi berbeda di Makassar. Sampai tulisan ini dibuat saya belum tahu nasib semua korbannya, yang pasti banyak yang masuk rumah sakit dan belum ada – mudah-mudahan tidak ada, yang meninggal. Mengapa sampai 15 orang di lokasi-lokasi berbeda? Karena ia dari sebuah tempat, menabrak orang kemudian lari lalu menabrak lagi, lari lagi, menabrak lagi, lari lagi. Begitu hingga lima kali.
Saya jadi ingat cerita seorang sopir taksi mengenai anak perempuannya yang baru kelas 5 SD tetapi berbadan bongsor. Beberapa kali putrinya itu meminta izin supaya bisa mengendarai sepeda motor ayahnya tetapi tidak pernah diizinkan. Suatu siang saat ayahnya sedang tidur, ia mengambil diam-diam kunci motor ayahnya dan mengendarai sepeda motor itu. Namun malang, sampai di kanal ia tak bisa menguasai kendaraan itu sehingga membawanya terjun bebas, masuk ke dalam kanal. Peristiwa itu mendatangkan hikmah, anak itu jera membawa sepeda motor lagi.