 |
Sumber gambar: www.garutnews.com |
Saya sudah lupa kapan tepatnya suara DAR DER DOR petasan mulai menyusahkan banyak orang di bulan Ramadhan. Rasanya sudah cukup lama. Yang jelas hal ini amat sangat menjengkelkan. Orang-orang (tidak selalu anak-anak) yang bermain petasan itu apa tidak berpikir ya kegunaan/manfaat kegiatan yang tidak ada nilai positifnya itu? Atau mereka mendapatkan manfaat dengan membuat orang sekampung terkaget-kaget? Mbok mikir dong, apakah orang-orang yang turut mendengar petasan turut merasakan kegirangan mereka? Jawabannya kan hanya “Iya” atau “Tidak”. Kalau “Iya”, mbok didata dulu, berapa banyak orang yang turut bersukacita itu? Saya yakin hanya segelintir!
Kalau jawabannya “Tidak”, nah ... berbesar hatilah dengan mencari petasan yang volume suaranya bisa dikecilkan. Maka orang-orang yang kekurangan tidur bisa lebih panjang tidurnya, maka bayi-bayi yang terbangun kaget lalu menangis bisa tidur lebih pulas, dan manula-manula bisa lebih panjang harapan hidupnya karena jantung mereka bisa kembali bekerja dengan normal.