Showing posts with label Memantaskan yang Pantas. Show all posts
Showing posts with label Memantaskan yang Pantas. Show all posts
Para Lajang: Pilih-Pilih ?

Para Lajang: Pilih-Pilih ?

“Jangan suka pilih-pilih,” begitu kata banyak orang kepada kawan yang masih melajang hingga kini.

Usia kawan itu sepantaran dengan saya.

Apa ia menyenangi kehidupan melajang? Tidak, ia tak memilih. Jodoh memang belum menjadi peruntungannya.

Apa memang ia pilih-pilih?

Tidak dan iya.
Baca selengkapnya

Ternyata Sebagian Besar Masyarakat Kita Adalah Balita

Sumber gambar: www.garutnews.com

Saya sudah lupa kapan tepatnya suara DAR DER DOR petasan mulai menyusahkan banyak orang di bulan Ramadhan. Rasanya sudah cukup lama. Yang jelas hal ini amat sangat menjengkelkan. Orang-orang (tidak selalu anak-anak) yang bermain petasan itu apa tidak berpikir ya kegunaan/manfaat kegiatan yang tidak ada nilai positifnya itu? Atau mereka mendapatkan manfaat dengan membuat orang sekampung terkaget-kaget? Mbok mikir dong, apakah orang-orang yang turut mendengar petasan turut merasakan kegirangan mereka? Jawabannya kan hanya “Iya” atau “Tidak”. Kalau “Iya”, mbok didata dulu, berapa banyak orang yang turut bersukacita itu? Saya yakin hanya segelintir!
Kalau jawabannya “Tidak”, nah ... berbesar hatilah dengan mencari petasan yang volume suaranya bisa dikecilkan. Maka orang-orang yang kekurangan tidur bisa lebih panjang tidurnya, maka bayi-bayi yang terbangun kaget lalu menangis bisa tidur lebih pulas, dan manula-manula bisa lebih panjang harapan hidupnya karena jantung mereka bisa kembali bekerja dengan normal.
Baca selengkapnya

Yang Dirintis dan Dirindu : Dokter yang Penuh Empati

Dr. Hunter "Patch" Adams
Sumber foto: www.electronicintifada.net
Film drama komedi produksi tahun 1998 ini berdasarkan kisah nyata tentang Dr. Hunter "Patch" Adams" yang terkenal dengan metode penyembuhannya yang tidak lazim dan melawan pakem tradisional kedokteran. Kisahnya dimulai dengan Hunter Adams (Robin Williams) yang depresi lantaran ditinggal pacarnya namun secara sukarela masuk ke rumah sakit jiwa lantaran ingin sembuh.
Baca selengkapnya
"SAYANG"

"SAYANG"

Barusan bertemu lagi dengan orang kesekian yang "menyayangkan" pilihan mulia saya yang "hanya" sebagai ibu rumah tangga.

Ya Allah, hanya Engkau yang bisa membuka pikiran dan hati mereka:
  • Bahwa karir bukanlah sumber kebahagiaan sejati.
  • Bahwa pilihan ini tak patut disayangkan.
  • Bahwa saya dan ibu-ibu di seluruh dunia yang sepemikiran dan sehati dengan saya sedang menggenggam kebahagiaan sejati yang tak diketahui oleh mereka yang tak berkubang (atau yang betul-betul dekat dengan mereka yang berkubang) dalam dunia ini. Dan kebahagiaan itu kami yakini akan terus kami kejar sampai mati dan sampai nanti di akhirat sana.
Baca selengkapnya
JANJI - Adakah Kau Tertunai?

JANJI - Adakah Kau Tertunai?

           Siapa sih yang tak pernah berjanji? Semua orang pernah kan? Balita saya, Athifah – saja pernah (pssst, tapi ia belum mengerti artinya, besok-besok ia bisa langgar janjinya lalu berjanji lagi .. he he he).
           Harusnya setiap janji ditepati kan? Iya. Kalau tak ditepati sekarang, di akhirat nanti ditagih apa kita bisa bayar? Tidak. Eh, bisa ding, bisa ... dibayar pakai amalan kita atau dosa orang yang menagih kita, maksudnya kita yang menanggung dosa orang yang menagih kita. Ih seraaaam.
Baca selengkapnya