Di
antara keempat perempuan hebat ini, satu orang sudah menyelesaikan studi S3 sementara
3 orang lainnya sudah menyelesaikan studi S2 mereka. Masya Allah, keren ya
sahabat-sahabat saya ini? 😍
Foto
yang saya pajang hanya di time line, tak saya jadikan foto profil. Yang
membuatnya pun bukan saya.
Foto
itu “hasil” dari perbincangan di grup kelas kami. Adi Jo membuatkan untuk saya
dan Uli, lalu Uli membuatkan foto kami berlima. Ah, jadi pengen cerita
mengenai kisah persahabatan kami di SMP dulu.
Nama gank
kami adalah 5 DARA. 😆
Tiga
orang dari kami: saya, Ifa, dan Rini sekelas di sekolah dasar tapi masuk SMP-nya
ndak janjian. Sedangkan Uli dan Ira, berasal dari sekolah berbeda. Kami
masuk sekolah ini setelah melalui penyaringan yang cukup ketat.
Waktu
itu ujian akhir semasa sekolah dasar bernama EBTANAS (Evaluasi Belajar Tahap
Akhir Nasional), mengujikan 5 bidang studi. Hasilnya disebut NEM (Nilai Ebtanas
Murni). Waktu itu yang bisa masuk SMPN 6 yang NEM-nya di atas 38 atau rata-rata di atas 7,5.
5 Dara, 1986 – 1989.
Nama
itu kami pilih karena ... hm ... karena apa ya haha, lupa. Yang jelas, istilah
itu simple untuk mewakili kami berlima. Para siswi kelas B SMPN 6 dalam
rentang waktu 1986 - 1989 yang sok-sok nge-gank.
Pulang
sekolah atau kalau guru tak masuk, biasanya nongki di rumah Ifa atau
rumah neneknya Rini. Sesekali ke rumah Ira. Beda dengan anak jaman now yang
seringnya nongkrong di kafe.
Terakhir kumpul lengkap tahun 2014. |
Dulu,
kami biasanya jalan kaki saja dari sekolah ke rumah Ifa atau naik pete-pete
(angkot). Yang jelas ke mana-mana itu naik pete-pete, disambung jalan kaki atau
naik becak. Anak sekarang simple, ada ojek online.
Kami
punya pengalaman saat hujan deras, jalan kaki sembari berpayung. Ketika angin
kencang datang, si payung hitam besar sontak jadi semacam antena parabola. Si
payung menghadap ke atas dan menampung curahan hujan. 😂
Kami
pernah bikin photo shoot di Fort Rotterdam dengan aneka kostum yang
berasal dari lemari Ifa pakai roll film yang dibeli secara patungan
terus pergi cuci foto. Menunggui hasilnya atau pergi lagi, nanti baru diambil.
Beberapa
kali kami makan mie pangsit gratis di warung mbahnya Rini, pernah ke Malino
bareng keluarganya Ifa. Sepanjang perjalanan diiringi lagu-lagu dari kaset Hary
Moekti yang diputar berlang kali sampai-sampai saya hafal lagu Laron-laron Desa.
Terus ..... apa lagi, ya. 🤔
SMPN 6 tampak depan sekarang. Sumber: http://smp6makassar.blogspot.com |
Ah
iya, setiap PORSENI (Pekan Olahraga dan Seni), kami berlima masuk tim vocal group. Saya percaya
diri saja bersama mereka padahal kualitas suara saya sebenarnya mengecewakan
hahaha. Koreografernya Ifa – cewek aktif nan kreatif dan berjiwa pemimpin itu.
Ifalah
yang suka mengatur apa-apa, termasuk kalau giliran kelas B bikin mading
(majalah dinding). Dia yang merencanakan dan lebih banyak mengambil keputusan.
Entah kenapa kami nurut saja sama dia. Tapi anaknya memang kharismatik, sih. 😁 Suatu kali kami pakai tikar bambu yang dipiloks sebagai wadah mading
itu ... lupa ide siapa itu, sepertinya sih ide si Ifa.
Sekarang,
apakah masih ada sekolah yang aktif majalah dindingnya dan diselenggarakan oleh
tiap kelas? Dulu di SMP, tiap kelas dari kelas 1 hingga kelas 3 harus membuat
majalah dinding. Tiap kelas mading-nya dipajang selama sebulan.
Alhamdulillah,
tidak berkonflik semasa sekolah. Keseharian kami riang-riang saja meskipun
menghadapi guru galak. Sekelas kami pernah dihukum guru Geografi karena diuduh
menertawakan dirinya.
Padahal
kejadiannya, sebelum beliau masuk kelas ada teman yang kentut dan seisi kelas
terbahak-bahak. Pas lagi ramainya kami tertawa, ibu guru Geografi masuk kelas
dan beliau pun baper karena mengira kami menertawakannya.
Setelah
mendewasa dan menua sesekali 5 DARA eh 5 MAMAK ini masih ngumpul tapi jaraaang
sekali lengkap berlima. Paling sering bertiga atau berempat. Kalau bertemu,
kelima mamak bermata plus ini membincangkan masa lalu dan masa sekarang,
sesekali masa depan. Saling menguatkan jika ada yang perlu dikuatkan atau
dihibur.
Ah, semoga
kita semua selalu baik-baik saja, ya sahabat.💚💚💚💚💚
Makassar, 16 Maret 2020
Baca
juga:
Share :
wih jadi throw back sepertinya mba hehe.
ReplyDeleteKak Niar hebat bangeettt, bisa ingat detail cerita masa muda dulu :)
ReplyDeleteAku dulu juga punya sahabat, semacam geng syariah gitu *halaaahhh
Tapi aku lupaaa detail perjalanan kami kayak gimana :)
Aihh seru ya sahabatan dari masih muda, aku sahabatan SMA masih suka kumpul juga sometimes. Pokoknya punya sahabat asyik ya bikin hidup jadi seru 😀
ReplyDeleteEmang anak SMP sukanya ngegank ya? Jadi inget masa SMP juga punya temen gank. Isinya cuma ketawa ketiwi, sesekali jalan ke mal kalau hari Minggu. Sayangnya tidak berlanjut sampai sekarang. Justru yang akrab banget sama teman2 SMU. Sampai sekaramg masih saling kontak dan sesekali meetup. Ah jadi kangen sama mereka 🖤
ReplyDeleteDuh senang sekali ya punya kenangan dengan teman sekelas jaman dulu. Tahun Kakak SMP, saya baru masuk SD tuh Kak. Hehehe...
ReplyDeletesaya jaman sekolah jg nongkrongnya di rumah teman. ke cafe mah kalu ada yg bayarin, wkwkw. eh tali persahabatannya kuat yaaa... hebat deh silaturahmi tetap terjaga
ReplyDeleteHihihi jadi pingin ikutan nulis, di SMP dulu saya juga punya sobat, kami selalu ber4 😀😀😀
ReplyDeleteSeru banget ya kalau punya teman dekat, aku sih punya juga sahabat sekolah, sudah pada merantau, kalau kangen sering WA aja.
ReplyDeleteAih jd ingat zaman masa2 SMP punya grup PAGODA tp.sampai saat ini ga pernah terhubung lagi nih..
ReplyDeleteMasyaAllah asyiknya ya mbak masih bisa ngumpul dengan teman-teman SMP. Saya gak bisa lagi karena jauhan tempat tinggalnya dengan teman-teman. PAs mudik udah gak sempat lagi mikirin itu, fokus ke keluarga besar dulu.
ReplyDeleteSenangnya punya sahabatan awet hingga sekarang. Aku asli ga ada lagi
ReplyDeleteSahabat datang dan pergi
Bacanya aku kaya ada disana.. detail sekali kaya baca novel hehe... semoga semua sehat selalu yaa kak
ReplyDeletePadahal kejadiannya, sebelum beliau masuk kelas ada teman yang kentut dan seisi kelas terbahak-bahak. Pas lagi ramainya kami tertawa, ibu guru Geografi masuk kelas dan beliau pun baper karena mengira kami menertawakannya. < -- Hahaha, langsung ngakak nih. Kelas kami pernah juga mengalami hal seperti ini, dan gurunya bapak-bapak yang langsung baper. Kami pun dihukum, langsung ujian di saat itu juga. Hahaaha.
ReplyDeleteHihi, aku lgsg ngakak baca kejadian si guru bapernya, Niar. Permnah ngalami hal seperti ini juga waktu di SMA tapinya.
ReplyDeleteBapak guru kami baper berat dan kami langsung dihukum. Hukuman yang ga tanggung-tanggung, UJIAN saat itu juga. Haha.