#PrayforSulSel: Optimisme Setelah Bencana di Awal 2019

#PrayforSulSel Optimisme Setelah Bencana di Awal 2019Sepertinya musim hujan telah menuju puncaknya. Dua hari yang lalu hujan begitu derasnya mengguyur bumi. Tak butuh waktu lama, beredar kondisi terkini banjir Makassar dan dari berbagai daerah di grup-grup Whatsapp. Banyak yang kebanjiran. Warga Kabupaten Gowa yang tinggal di sekitar Sungai Jeneberang diperintahkan untuk mengungsi. Pintu waduk terpaksa dibuka supaya tak jebol dan menimbulkan bencana yang lebih dahsyat lagi!


Hingga keesokan harinya, keluarga besar yang melihat berita tentang banjir Makassar di televisi menghubungi saya. Saya pastikan keadaan kami baik-baik saja. Sepuluh tahun kemarin, kami kerap kebanjiran semata kaki. Alhamdulillah sejak pengerjaan got dekat sini pada bulan Desember lalu, kami terselamatkan.

Cerita banjir berulang di rumah kami hanya setempat, pada beberapa rumah sekitar yang letaknya rendah juga merasakannya. Pernah menawarkan ide biopori kepada ayah saya tapi beliau menolaknya. Katanya sudah pernah menjalankannya tapi tak berhasil. Padahal apa yang dilakukan Ayah tak persis sama dengan biopori yang harus diukur jarak antar lobang dan ada tatacara tersendiri dalam prosesnya.

Tim relawan mengevakuasi warga korban banjir di
Kelurahan Paccerakkang, Makassar.
Sumber foto: antarafoto dari sinarharapan.co

Suatu anugerah jika di tahun ini kami terbebas. Tapi memang dua hari yang lalu itu hujan sangatlah deras. Sudah terlihat air mencoba masuk dari dapur. Namun syukurnya, curah hujan berkurang sehingga air tak sempat masuk ke dalam rumah.

Namun tak demikian dengan banyak warga kota ini beserta warga di kabupaten-kabupaten lain. Kawan saya, Abby Onety terpaksa mengungsi ke rumah ayahnya di kampung. Beruntung letak rumahnya cukup tinggi sehingga tak disapa banjir. Berbeda halnya dengan rumah kerabat saya di kawasan Tamarunang, tak begitu jauh dari rumah Abby. Tahun ini rumah kerabat tersebut digenangi air hingga batas leher orang dewasa.

Allah Maha Penolong masih menyayangi kita. Hari ini cuaca cukup cerah. Air di mana-mana mulai surut. Data gabungan dari Badan Penanggulan Bencana Daerah Provinsi Sul Sel, Dinas Kesehatan Provinsi Sul Sel, dan Dinas Pertanian Provinsi Sul Sel pada pukul 23 Januari pukul 18.15 menyebutkan bahwa sedikitnya 70 rumah rusak, 2000 terendam. Bencana kali ini memakan sekurangnya 9 korban jiwa, sepanjang sepuluh ribuan kilo meter jalan, dan sejumlah fasilitas serta infrastruktur (selengkapnya bisa dilihat di gambar).

Foto: Dok BNPB

Sementara itu data yang dirilis BPBD Sulsel melalui Crisis Media Center Pemprov Sul Sel hingga 23 Januari 2019, pukul 23:10 Wita; total korban, Kepala Keluarga terdampak 3.914 (KK), 5.825 jiwa, 26 orang meninggal dunia, jumlah hilang 24 jiwa, sakit 46 jiwa dan mengungsi 3.321.

Kemarin kami mendengar berita duka, kerabat suami saya meninggal dunia pada bencana tanah longsor di Malino, Kabupaten Gowa. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan. Tadi malam ada kawan yang mengabarkan ibu dari kawannya meninggal dunia. Baru tadi pula saya melihat status seorang kawan mengenai kerabatnya yang ditemukan meninggal dunia. Ya Allah, semoga tidak ada lagi korban jiwa dan keadaan bisa kembali  (mendekati) seperti sedia kala.

Menurut gubernur Sulawesi Selatan – Nurdin Abdullah, banjir bandang terjadi akibat pendangkalan dam sungai Bili-bili dan diperparah dengan terjadinya eksploitasi sumber daya hutan di daerah hulu.  Hal itu dikatakan Nurdin Abdullah usai mengikuti perayaan karnaval Pesona Tana Luwu di kota Palopo, Sulawesi Selatan, Rabu (23/01/2019). “Ini adalah gejala alam yang luar biasa. Penyebab banjir akibat pendangkalan dam sungai Bili-Bili yang sudah serius untuk ditangani,” katanya (sumber: artikel yang tayang di Kompas.com dengan judul "Gubernur Sulsel: Banjir Bandang Disebabkan Pendangkalan Sungai dan Perusakan Hutan", https://regional.kompas.com/read/2019/01/23/11141991/gubernur-sulsel-banjir-bandang-disebabkan-pendangkalan-sungai-dan-perusakan).

Data bencana 23 Januari pukul 18.15
Di kota Makassar sendiri terjadi banjir di beberapa wilayah, area resapan air sudah sangat berkurang karena pembangunan di mana-mana. Drainase yang sebenarnya sudah diperhatikan pengelolaannya oleh pemerintah kota sejak awal masa pemerintahan walikota yang sekarang.

Saya merasakan dan melihat sendiri perubahan drastis dari upaya perbaikan drainase, dibandingkan pada masa pemerintahan walikota sebelumnya. Hanya saja, kondisi memang sudah makin buruk. Segala komponen alam saling terkait, beresonansi memberi pelajaran kepada warga kota dan provinsi ini.

Semoga saja dengan peringatan alam kali ini, semua warga lebih menyadari artinya menjaga lingkungan. Terlebih para pembesar wilayah, baik di tungkat provinsi maupun kabupaten/kota. Semoga ada upaya signifikan dari kita semua, sekecil apapun itu – minimal tidak buang sampah sembarangan lagi sehingga kita terhindar dari bencana berjamaah serupa ini. Memang telah terjadi bencana. Memang perlu introspeksi diri tapi tentunya tak boleh berlarut-larut dalam pesimisme. Ini baru awal tahun, kawan. Mari sama-sama optimis menyongsong masa depan yang lebih baik.

Makassar, 24 Januari 2019



Share :

21 Komentar di "#PrayforSulSel: Optimisme Setelah Bencana di Awal 2019"

  1. Innalillah, ternyata banyak korban akibat musibah kemarin. Tapi betul yang Dek Niar bilang, kita harus memupuk optimisme bahwa segala yang terjadi sebaiknya diambil hikmahnya. Semoga saja warga Sulawesi Selatan khususnya dan masyarakat seluruh Indonesia bisa lebih bijak menjaga alam ini. Aamiin

    ReplyDelete
  2. Betul kak, bencana adalah cara kerja alam berkomunikasi buruk dengan manusia. Sepertinya kajian water critical cities harus dipermantap terutama naturalisasi sungai dan area resapan.

    ReplyDelete
  3. amiin kak.. Ngeri lihat berita dii.. Saya sendiri alhamdulillah sekitar rumah aman, jalan ke kantor juga amaan. semoga segera ditemukan korban-korban dan cuaca mulai bersahabat.

    ReplyDelete
  4. Turut berduka, mak Niar. Cuaca memang sedang tidak bersahabat di mana-mana, Yogya pun hujan setiap hari, kadang amat deras disertai angin.
    Semoga Makassar tidak larut dalam kesedihan.

    ReplyDelete
  5. Betul.. semoga kejadian ini membuat kita semua makin sadar akan arti pentingnya menjaga lingkungan agar tetap bersih dan terawat. Tanaman jgn di eksploitasi tapi harus dijaga kelestariannya.

    ReplyDelete
  6. Semoga ditabahkan dan dikuatkan untuk saudaraku di sana. Salam semangat dari Bandung

    ReplyDelete
  7. Semoga banjir dan tanah longsong tidak akan terulang lagi yaaa. Sekarang konsentrasi menyalurkan bantuan, mengantisipasi datangnya hujan deras, dan bersiap memulai perbaikan akibat bencana saat keadaan mulai membaik. Semoga nda mi lagi kodong.

    ReplyDelete
  8. saya setuju kak. Dalam menhadapi bencana kita harus membangun optimisme, bukan dengan sikap pesimis yang malah membuat kita jatuh dan susah bangkit dari keterpurukan

    ReplyDelete
  9. semoga kita semua belajar dari bencana ini. tapi satu hal yang saya lihat dari berbagai bencana yang terjadi, ada banyak orang yang menglurkan tangan membantu sesama. ini yang harus terus kita jaga, kebersamaan.

    ReplyDelete
  10. #prayforsulsel semoga cobaan ini segera berakhir.. Wah, selain bloger ,Ibu Mugniar juga ada bakat jadi pers. Datanya lengkap dan akurat. .

    ReplyDelete
  11. Semoga segera pulih ya kak. Kata teman di sana, ini banjir terparah sejak 20 tahun terakhir.

    Saya jadi ingat, waktu tinggal di Makassar dulu saya tidak pernah tenang setiap kali turun hujan. Selalu deg-degan akan datangnya banjir. Awal-awal kebanjiran sempat sedih dan panik. Tapi lama-lama ya sudah terbiasa, mencoba berdamai dengan keadaan.

    Sejak pindah ke Lombok, perasaan tidak tenang saat hujan tetap terbawa. Saat mama dan kakak menikmati tidur siangnya di kala hujan (kan adem tuh..), saya tidak bisa. Masih trauma dengan banjir di Makassar :(

    ReplyDelete
  12. Eh... ada namaku. Iya... kejadian ini semoga menjadi pelajaran buat yang gak peduli lingkungan menjadi org yang sangat care terhadap lingkungan sekitarnya. Semoga kejadian seperti ini tak terulang lagi

    ReplyDelete
  13. Aamiin. Sya stuju kak. Ini memang sebuah fenomena alam yg terjadi setiap tahun. Kbetulan selama banjir dmakassar sya jga sdah balik ke kampung, sehingga tidak merasakan bgaimana kondisi rumah yg d mkassar. Smoga baik2 saja.

    Iya kak. Mari kita mndoakan yg terbaik saja buat korban bencana dan kota yg terkena dampak bencana. Sya jga biasanya prihatin dengan orang2 yg slalu mengait2kan bencana ini dengan politik. Ktanya pemimpinya tidak becus lah, pemimpinnya kafir lah dam sebagainya. Mereka tidak tau klo tidak bisa mmbantu setidaknya dengan doa, tidak perlu menyalahkan pihak tertentu lagi. Setidaknya diam dan mndoakan saja sudah cukup dripada mmperburuk mental para korban bencana.

    ReplyDelete
  14. Sedihnya kak kalo diikuti beritanya sekaligus peringatan untuk kita semua supaya turut menjaga lingkungan dan perkuat ibadah. Untungnya selama bencana ini orang-orang turut membantu para korban alhamdulillah. Semoga Sulsel cepat pulih!💜

    ReplyDelete
  15. Innalillah, ngeri-ngerinya ini bencana alam kak. Yang dataran rendah kebanjiran, dataran tinggi kena longsor masya Allah. Fray for our Sulsel 🙏🙏

    ReplyDelete
  16. Sedih bacanya, apalagi karena kerusakan itu diakibatkan oleh tangan-tangan manusia. Semoga semua korban banjir senantiasa berada dalam lindungan Allah

    ReplyDelete
  17. baru kali ini saya merasakan ketakutan ketika hujan deras melanda. Ceria bendungan Bili-Bili, dan statusnya yang sempat naik ke waspada, membuat saya teringat dnegan bencana di tempat lain. Namun, selebihnya kita memohon pertolongan kepada Tuhan. Mudah2an yang dikena musibah, ditabahkan dan dilapangkan hatinya, amiinnn

    ReplyDelete
  18. kemarin sempet baca di status Abby tentang yg dia alami...semoga tahun ini bencana berkurang dan kita lebih introspeksi utk jaga lingkungan dan bertaubat

    ReplyDelete
  19. semoga di tahun ini tidak terulang lagi bencana bencanya yang melanda negri kita. dan kita semua di lindung oleh Allah.. aamiin

    ReplyDelete
  20. benar kak, bencana adalah cara kerja alam berkomunikasi buruk dengan manusia. Sepertinya kajian water critical cities harus dipermantap terutama naturalisasi sungai dan area resapan.

    ReplyDelete
  21. semoga bencananya cepat berlalu ya mba dan warga yg terdampak bencana bisa memulai kehidupannya lagi.

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^