Torch Relay dan Cerita Pelari dari Makassar

Saksi sejarah dan pencatat sejarah! Dua hal ini tidak pernah terbayangkan sebelumnya akan menjadi bagian dari hidup saya – sebelum saya aktif ngeblog, maksudnya. Contohnya sewaktu menghadiri Torch Relay (Kirab Obor) Asian Games pada tanggal 29 Juli lalu di Anjungan Pantai Losari lalu sekarang saya menuliskannya di blog ini!


Peristiwa ini entah kapan akan terjadi lagi (mengingat Indonesia terakhir menjadi tuan rumah Asian Games itu tahun 1962) – alasan itulah yang membuat saya membawa ketiga anak saya ikut melihat Kirab Obor Asian Games 2018 di Makassar. Pantai Losari tidak jauh dari rumah kami jadi mudah saja bagi saya dan anak-anak untuk menjangkaunya.

Euforia Kirab Obor Asian Games 2018 di Makassar


Saat tiba di Pantai Losari, sudah banyak warga menunggu kedatangan rombongan pembawa obor. Terik matahari yang menyengat Makassar pada pukul 14 lewat itu tak memengaruhi semangat hadirin. Kami  semua dengan setia menunggu obor yang dijadwalkan masuk area Pantai Losari pukul 14.

Bukan hanya peserta pawai, seperti drum band, siswa-siswi sekolah (dari tingkat SD – SMA), pramuka, dan paskibra (pasukan pengibar bendera) berpakaian putih-putih yang hadir. Bahkan masyarakat luas aneka usia pun ada di sana. Mulai dari bayi hingga nenek-nenek. Di dekat saya ada beberapa ibu yang saya taksir berusia di atas 50 tahun duduk menunggu dengan sabar.

Para pramuka sudah berbaris sementara yang dinanti masih lama datangnya
Api dari obor Asian Games (di sebelah kanan MC)

Menunggu lama tak masalah bagi kami yang ingin ikut merasakan euforia pelaksanaan Asian Games. Waktu terus berjalan hingga lewat ashar namun yang dinanti tak kunjung tiba. Usai melaksanakan shalat ashar di Masjid Amirul Mukminin – masjid terapung di dekat situ, saya dan anak-anak kembali berbaur dengan para penunggu obor.

Bukan tanpa alasan orang-orang ini menunggu. Saya kira mereka tahu kalau menjadi tuan rumah Asian Games itu sesuatu yang jarang. Pertama kali Indonesia menjadi tuan rumah itu pada pelaksanaan Asian Games ke-4, pada tahun 1962. Waktu itu ada 13 cabang olahraga yang dipertandingkan. Pada Asian Games ke-18 yang akan berlangsung bulan Agustus ini di Jakarta dan Palembang, akan dipertandingkan 40 cabang olahraga dengan 465 nomor pertandingan yang diikuti 12.000 atlet.

Mereka setia berpanas-panasan. HP jadi teman menunggu.

Waktu menunggu saya manfaatkan dengan berkeliling sejenak melihat-lihat apa saja yang ada di area Anjungan Pantai Losari yang memang selama ini sering menjadi tempat pelaksanaan event di kota ini. Panggung besar yang berdiri tak pernah sepi sejak kedatangan kami. Ada kuis dan pertunjukan dongeng yang dibawakan oleh Kak Heru di sana.

Di sekitar panggung ada booth-booth yang diisi sponsor dan UKM-UKM yang ada di kota Makassar. Saya sempat berlama-lama mengamati booth Alminana – bumbu instan masakan khas Makassar yang menyediakan bumbu instan untuk masakan-masakan khas seperti konro, kari, dan coto. Selain itu, ada beberapa lomba berlangsung, seperti lomba mewarnai dan lomba senam kesegaran jasmani.

Bagian dari marching band
Suasana sekitar booth-booth dan bendera negara-negara peserta Asian Games di
Anjungan Pantai Losari saat Torch Relay.

Pukul 16 lewat barulah rombongan pembawa obor masuk ke area anjungan. Arak-arakan api yang menyala di ujung obor lewat di depan mata saya. Susah-payah saya mencoba menangkap moment itu karena begitu banyak orang berdiri di hadapan saya.

Rombongan pembawa obor ini bukanlah orang-orang biasa. Mulai dari Menteri Sosial – Idrus Marham, Wali Kota Makssar – Ramdhan Pomanto, artis Daniel Mananta, Deputi II Chef de Mission (CdM) Kontingen Indonesia untuk Asian Games 2018 – Irjen Pol. Royke Lumowa, jajaran INASGOC (Indonesia Asian Games Organizing Committee, Panitia Nasional Penyelenggara Asian Games 2018), para mantan atlet nasional (seperti Malik Faizal – mantan atlet selancar) Sul Sel, jajaran staf Pemda Kota Makassar, para sponsor, dan para pelari pendamping lainnya.

Paskibra SMA-SMA di Makassar di atas panggung
UKM bumbu instan masakan tradisional

Cerita dari Dudi Firdaus – Pelari Pendamping Obor Asian Games 2018 dari Makassar


Well, pelari pendamping juga menjadi hal yang menarik bagi saya. Sebelum nonton Torch Relay ini, saya sempat mewawancarai teman sekelas saya saat SMA – Dudi Firdaus yang menjadi salah satu pelari pendamping terpilih untuk menjadi bagian dari rombongan pembawa obor. Yang paling menarik di bagian ini adalah – di usia 44 atau 45 tahun ini, Dudi masih aktif berolahraga lari dan dia juga aktif mengajak teman-teman sekelas kami di SMA untuk ikut kegiatan lari dengan run camp NRvC (NightRunverCity) yang rutin digelar beberapa kali setiap pekannya.

Ndak terbayangkan oleh saya, bagaimana bisa dia masih aktif berlari bahkan sampai mengikuti turnamen lari segala. Padahal di usia seperti kami, aneka penyakit sudah mulai menggerogoti ditambah lagi kemalasan berolahraga makin menjadi karena merasa sudah tua. Boro-boro berolahraga  lari, yang lazim di antara kami adalah istilah “lari dari kenyataan”. Nah, ini dia obrolan saya dengan Dudi:

Bagaimana ceritanya sampai sekarang Dudi masih aktif melakukan olah raga lari?


Kegiatan olahraga memang sudah suka dari masa sekolah,  apa lagi yang berbau atletik. Olahraga harus dijadikan suatu kebiasaan dan gaya hidup. Usia bukan halangan, nah. Harus diingat di usia seperti ini jangan pernah berpikir kita ini makin lemah malah harus sebaliknya karena Allah sudah menganugerhakan kita badan di mana badan kita harus dijaga dengan cara olahraga yang teratur dan konsisten. Usia boleh bertambah tapi power harus tetap strong. Buang rasa jenuh saat berolahraga.

Dudi Firdaus (ke-5 dari kiri). Sumber foto: Dudi Firdaus

Buat Dudi, apa arti pentingnya bisa terpilih sebagai pelari pendamping?


Ini pengalaman yang akan dirasakan sekali seumur hidup. Dan ini juga hasil seleksi jadi bangga rasanya (dalam artian buka sombong) – ini suatu bentuk kesyukuran kami yang terpilih walaupun hanya sebagai pelari pendamping pembawa api Asian Games.

Bagaimana prosesnya tuh bisa sampai dipilih sebagai pelari pendamping?


Prosesnya dari pihak penyelenggara menginfomasikan ke seluruh grup runner khususnya wilayah Sulawesi Selatan untuk seleksi dengan mengirim data diri dan media sosial kegiatan lari setiap runner.

Dudi (di depan). Sumber: dari Dudi

Dudi harus melakukan apa sebagai pelari pendamping?


Harus membuat kegiatan ini sukses dan semeriah-meriahnya serta mengajak masyarakat untuk makin menyukai olahraga seperti lari.

Dudi dan para pelari pendamping Torch Relay, "bertugas" sampai malam hari.
Stamina harus fit. Sumber foto: Dudi Firdaus



Menurut Dudi, bagaimana peluang pelari Indonesia di ajang ini? Bisakah kita mendapatkan banyak medali emas? Di bidang apa yang paling kuat (berprestasi) pelari Indonesia?


Besar harapan kami atlet Indonesia berjaya di event ini karena semua peserta mempunyai peluang besar. Jangan pernah memandang sebelah mata, khusus buat cabang atletik sprinter kita Lalu Muhammad Zohri bia memberikan yang terbaik. Para pelari marathon kita seperti Agus Prayogo, Johary, Bara dan lain-lain, semoga memberikan yang terbaik.

Kasih tahu saya dong, siapa atlet lari favorit Dudi dan kenapa memfavoritkannya?


Banyak atlit favoritku utamanya di jarak marathon. Sepertinya semua jadi favoritku. Tidak adil rasanya kalau aku tidak memfavoritkan mereka, di antaranya Jauhari Johan – triatlon dan marathon, Barrakumbara – marathon, Agus Prayogo – marathon.

Lomba mewarnai
Atraksi marching band

Atlet Lari Asian Games 2018 dari Sulawesi Selatan


Lalu saya pun penasaran, siapa sih atlet lari asal Sulawesi Selatan yang nanti akan berlaga di Asian Games 2018? Masak sih Sul Sel tidak punya atlet lari yang tangguh?

Beruntung suami saya punya kawan seorang pelatih lari yang menceritakan bahwa ada pelari asal Sulawesi Selatan yang akan ikut berlaga di Asian Games 2018, yaitu Pak Rijal Fikri. Darinya saya tahu nama Syamsuddin Massa asal Kabupaten Jeneponto yang dipersiapkan berlaga di nomor 5000 meter. Syamsuddin Massa yang sekarang menjadi mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar ini terpilih menjadi petarung Indonesia di Asian Games usai mengikuti Kejurnas Atletik sebagai wakil Sul Sel di Jakarta beberapa waktu lalu sebagai peraih 1 medali emas dan 1 medali perunggu pada nomor lari 3000 dan 5000 meter.

Kami mendukung Asian Games 2018 dari Makassar.

Well, mari kita dukung Jauhari Johan, Barrakumbara, Agus Prayogo, Syamsuddin Massa, dan semua atlet dari semua cabang olahraga yang akan mengharumkan nama bangsa di Asian Games 2018 ini. Asian Games akan berlangsung pada 18 Agustus – 2 September 2018 di Jakarta dan Palembang. Negara kita menargetkan 20 – 22 medali emas dengan peringkat 10 besar dalam ajang ini. Semoga dengan dukungan bersama dari semuanya, Indonesia bisa mencapainya, ya.

Bukan Sekadar Euforia Tanpa Makna


Video Cuplikan Torch Relay di Anjungan Pantai Losari

Sayangnya saat para pelari berbaju biru ada di sekitar panggung di Anjungan Pantai Losari, saya tak menemukan yang mana Dudi. Saya menyerap euforia selama berada di sana dan berharap ajang torch relay yang sudah melintasi Bulukumba sebelum ke Makassar ini akan bermanfaat bagi semangat nasionalisme dan sportivitas warga Makassar yang menyaksikannya. Lebih dari sekadar sebuah euforia yang menyebabkan kita terpekik tanpa makna dan menyingkirkan sejenak polemik yang ada di sekitarnya. 

Secara garis besar ada 19 rute yang dilalui Kirab Obor Asian Games 2018 dari Sabang hingga Merauke yang kesemuanya melewati 51 titik. Namun tak semua orang Indonesia bisa menyaksikannya dengan mata kepala sendiri. Sungguh, menjadi saksi sejarah torch relay ini adalah peristiwa yang kemungkinan besar hanya terjadi sekali seumur hidup. Sayang sekali kalau tak ada kesan mendalam setelah menjadi salah satu saksinya.

Makassar, Agustus 2018


Share :

43 Komentar di "Torch Relay dan Cerita Pelari dari Makassar"

  1. Jadi api obor Asian Games ini dibawa secara estafet begitu ya mba, para selebriti juga ikut dipilih membawa nya juga ya,

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ternyata ada selebriti juga, Mbak. Tapi satu saja, sih di antara nama-nama yang saya lihat. Kawan saya, Dudi Firdaus yang menyampaikannya kepada saya.

      Delete
  2. dan aku cukup baca blog mbak aja hehehee....secara nih mbak, yang ini kemarin ga lewat Bengkulu :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehe, seru ya Mbak. Warga Makassar antusias, mendukung dari jauh.

      Delete
  3. Mantap nih bisa menjadi saksi sejarah, bisa sebagai kenangan tak terlupakan ya Mba..

    ReplyDelete
  4. sekilas pengen jadi obor Asian Games hihi, diarak kemana-mana

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mbaak ahahah, saya ngikik baca komen Mbak Nurul ni :D

      Delete
  5. Harus dan wajib banget dukung bersama ya mba Niar
    Demi suksesnya Asian Games!

    --kindly visit my blog: bukanbocahbiasa(dot)com

    ReplyDelete
  6. Bener banget kak, event ini bukan sekedar euforia tapi penuh makna. Bangga banget Indonesia jadi tuan rumah lagi setelah puluhan tahun!

    Dan pendamping pembawa obor itu orang-orang pilihan lho.. Malah ada iparku yang pelari juga, sampai bela-belain suru suamiku tanya ke Kadispora bagaimana biar bisa ikut jadi pendamping obor.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaa, kebanggaan tersendiri juga bisa berlari mendampingi obor Asian Games, ya. Itu prestasi pribadi juga.

      Delete
  7. Sayang saya ndg ada kesempatan buat liat obor itu pas di Makassar. Padahal pengen banget liat secara langsung T_T

    ReplyDelete
    Replies
    1. Keren padahal, cuma itu, panas ki cuaca waktu itu hehehe

      Delete
  8. Pasti acaranya rame dan seru yah mba bisa langsung menyaksikan langsung

    ReplyDelete
    Replies
    1. Asli, rame dan seru, Mbak :)

      Delete
    2. Meskipun nonton dari layar kaca, serasa melihat langsung acara obor yang diarak

      Delete
    3. Iya Mbak ya, kayak mengikuti langsung

      Delete
  9. Merinding rasanya melihat kegiatan tersebut kak... Acara yang luar biasa diadakan di Indonesia

    ReplyDelete
  10. Waah.. serunya torch relay yg di anjungan pantai losari.. sygnya sy standby-nya di depan monumen mandala pas torch relay :(

    ReplyDelete
  11. Aku ngamatin dari jauh nih pelaksanaan torcg relay ini mba. Seru banget saat berbagai daerah sigap menyambutnyaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mbak Lida. Diarak keliling Indonesia, masyarakat menyambut gembira.

      Delete
  12. Waah, seru mbak bisa langsung liat kirab obornya yaa

    ReplyDelete
  13. Wow serunya di...semoga Syamsuddin Massa mendapatkan medali emas. Aamiin.

    ReplyDelete
  14. di usia 44 atau 45 tahun ini, Dudi masih aktif berolahraga lari ..luarbiasa. patut dicontoh, aku pun hobby lari tapi ga cepat sih...hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gapapa, Mbak Eni yang penting olahraga yaa. Mantap Mbak Eni.

      Delete
  15. Asiknya bisa menyaksikan langsung. Dari yg pertama di Mrapen udah sampe sana ya bund 😍

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Nyi. Sekarang dalam perjalanan ke Jakarta lagi ya.

      Delete
  16. Semuanya semangat ya menyambut Asian Games. Pesta olahraga ini bawa rezeki jg buat pengusaha2 kecil menengah. Semoga sukses penyelenggaraannya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin ya. Semoga bawa rezeki buat semuanya dan pedagang kecil ndak sulit mengakses pusat2 keramaian Asian GAmes ya Mbak.

      Delete
  17. Ohh.. teman SM aki sama Dudi Firdaus? Tawwa pasti senangmi itu diwawancarai sama sahabat sendiri. Sukses untuk atlit2 makassar

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yes, teman SMA-ku. Ikut bangga jadi saya tuliskan juga :)

      Delete
  18. Seru ya jika wilayah kita di lewati obor Asian games JD ajang kumpul dan menampilkan pariwisata serta kuliner kas daerah ny . Semangat indonesia

    ReplyDelete
  19. suasananya menarik sekali, semua orang berpartisipasi menyambut Asian Games 2018

    ReplyDelete
  20. beruntungnya bisa nonton langsung. Aku lihat di TV aja ikut merinding melihat kemeriahannya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, seru banget kalau bisa menyaksikan sendiri

      Delete
  21. Seru banget bisa nonton ini secara langsung ya mbak. Semoga banyak event semacam ini di Indonesia

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^