“Janganlah kamu jadikan (nama) Allah dalam sumpahmu sebagai penghalang untuk berbuat kebajikan, bertakwa dan mengadakan ishlah di antara manusia. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Al-Baqarah: 224 ).
Banyak
sekali hal sehubungan tentang adab. Salah satunya dalam berhubungan dengan
sesama manusia.
Baru-baru
ini, seseorang japri kepada saya tentang sebuah program untuk amal. Karena
nomornya tidak ada di dalam daftar kontak saya maka saya bertanya dia siapa dan
dapat dari mana nomor saya (dengan kata "maaf" terlebih dulu).
Pesannya langsung saya jawab karena kebetulan saya sedang memegang HP. Lalu
saya katakan juga kalau HP saya baru di-reset
(karena ada trouble). Kalau saya mau
ngotot-ngototan, saya bisa saja tidak melakukan itu. Saya bisa mengacuhkan saja
pesannya dan ngotot mengatakan yang salah dia bukan saya, kan? Tapi karena
melihat programnya bagus dan minta di-share
makanya saya menyapanya. 😇
Sayang
sekali, pesan saya tidak dibalasnya sama sekali padahal dia membaca pesan saya
(gampang kan mengetahui pesan saya dibaca atau tidak). Saya sedikit tersentak.
Merasa sangat disayangkan kalau hal yang mengusung dakwah seperti itu tidak
memperhatikan adab/etika. Selama hampir satu jam, saya menunggu pesan saya tak
juga kunjung dibalas. Pun setelahnya tak kunjung dibalas.
Alangkah baiknya kalau memiliki tujuan mengirim pesan pribadi seperti itu dimulai dengan salam, memperkenalkan diri dulu dari mana, dapat dari mana nomor saya lalu menyampaikan hajat. Atau jawab saja pertanyaan saya, saya kan sudah bertanya baik-baik, dengan permintaan maaf pula karena nomornya tak ada dalam list saya. Terus terang, ini bukan kali pertama saya mendapatkan pesan yang kontennya bertujuan mengumpulkan derma tetapi pengirim pesannya tak memperhatikan adab. Sangat disayangkan.
Kalau
ujug-ujug minta sumbangan seperti
itu, tidak didahului sapaan terlebih dahulu dan sapaan saya tak dijawab pula,
rasanya itu seperti ada orang yang ujug-ujug
masuk rumah, tanpa kata-kata pembuka, langsung bicara kepada maksud dan tujuan tanpa
memberikan salam sama sekali. Saat ditanya dia diam saja, hanya menatap saya
selama puluhan menit hingga berjam-jam. Nah coba bayangkan, bagaimana perasaan
kita mendapatkan tamu seperti itu. Apa yang Anda lakukan kalau tamunya seperti
itu? 😅
Kalau
kita masih ingat pelajaran di sekoah dasar dulu bahwa hak kita dibatasi oleh hak orang lain,
dalam hal yang seperti ini kita perlu memperhatikan adab. Adab terhadap orang
yang disampaikan pesan, tentunya merupakan perbuatan baik yang tidak boleh
dilupakan. Kalau bahasa umumnya: "Bersikaplah yang etis".
Kawan,
jika suatu hari saya berbuat khilaf di mata Anda, seperti kasus yang saya ceritakan
ini. Tolong tegur saya, ya. Please jangan
membuat saya membayar harganya di akhirat.
Makassar, 25 September 2017
Share :
iya nih, saya juga pernah dapat yang seperti itu tanpa ada salam sapa terlebih dahulu
ReplyDeleteRasanya tidak enak, ya Mbak?
Deletebisa juga org tsb hanya mengatasnamakan suatu badan amal, pdhl niatnya buruk
ReplyDeleteAda yang seperti itu?
DeleteBanyak memang orang berseliweran di dunia maya tanpa memegang pakem aturan dan asas kepatutan dan kesopanan. Karena merasa tidak saling ketemu muka dan bertukar sapa secara langsung jadi kayak kucing nyelonong ke dapur. silangsungang mi nda sopan. bae ji kalo nda buka kulkas, comot cemilan, dan .... ah kayak begitu mi.
ReplyDeleteIh, apa mi kalo buka kulkas dan comot cemilan -_-
DeleteDiapai mi bagusnya itu, dih?
Kalau ketemu yang begituan, aku juga pasti bakal kesel. :'( Nggak salam nggak apa, ujung2nya minta sumbangan.
ReplyDeleteNah, kan. Wajar kan kalau saya kesal.
DeleteBetul sekali. Yang terpenting, kita harus menjaga sikap etis. :)
ReplyDeleteNah, Mbak Esti setuju :)
Deleteorang yg aneh ya mba :D.. aku prnah ngalamin, tapi konteksnya ga utk minta sumbangan sih... Pas aku tanya itu siapa krn nomornya ga ada di kontakku, malah dibilang, "sombong banget sih ga save no ku" . Hadeuuuuh aku males tuh layaninnya.. yg ada aku bls cuekin dan ga mau lanjutin lg wa nya... jangan2 malah org yg punya maksud nipu :D
ReplyDelete