Kelemahan
saya dalam ngeblog, di antaranya adalah foto. Saya tidak betah mencari
foto-foto yang bagus. Berbeda dengan orang yang memang hobi fotografi, dia akan
mencari foto yang benar-benar bagus. Kalau perlu 10 foto di antara ribuan.
Kalau saya, aih boro-boro. Mending saya menulis tulisan baru lagi daripada
mencari foto-foto bagus lagi. Asalkan ada yang sudah cukup bagus, itu saja yang
di-upload. Mending saya mengerjakan
tulisan untuk lomba daripada menekuni foto berlama-lama, hehehe.
Berbeda
dengan Winarni yang memang hobi foto-foto. Kelihatannya dia memang enjoy mencari foto yang terbaik. Betah
bermain dengan konsep, properti, komposisi, dan pencahayaan. Demi mencari
foto-foto terbaik. Hal tersebut mendukung aktivitasnya yang bukan hanya sebagai
blogger di www.winslicious.com dan www.inart.web.id, melainkan juga mendukung
kegiatan entrepreneurship dalam dunia
kuliner – khusus kue.
Tapi
saya ingin belajar melakukan pemotretan dengan cara yang lebih baik. Salah satu
caranya adalah belajar sedikit-sedikit mengenai teknik memotret. Dan saya
berharap bisa mendapatkannya di workshop Food Photography gratis yang diselenggarakan oleh DiLo pada Jumat lalu ini. Well, memotret produk
mirip-mirip dengan memotret makanan, toh ....
Hari
Jumat, itu mata saya mengantuk luar biasa. Pas waktu shalat Jumat, saya tak
bisa menahan kantuk. Bangunnya, masih harus memberi makan kepada dua krucil
terkecil. Habis itu baru bisa bersiap pergi. Rencana workshop mulai jam 2
siang. Baru mau siap-siap, saya ingat belum memasukkan jemuran ke dalam rumah.
Haduh, pasti terlambat.
Untungnya
saya tidak terlambat. Saat tiba di DiLo, Jalan DR. Ratulangi, Inar (Winarni)
masih mempersiapkan peralatan presentasinya. Beberapa ibu membawa bocah,
termasuk saya. Saya malah membawa bocah dan bapaknya hihi. Suami saya memang
niat ikut juga. Kami sepakat membawa Afyad – si bungsu ikut serta. Kedua
kakaknya masih di sekolah.
Presentasi
Inar didukung oleh tampilan foto-foto yang pernah dibuatnya. Keren-keren. Ada
hal-hal teknis yang harus diperhatikan dalam memotret makanan yang disampaikan
Inar.
Food photography adalah sebuah foto yang dalam pengambilannya memerlukan beberapa persiapan sebelum pengambilan gambar.
Berbeda
dengan food documentation yang tidak
butuh persiapan khusus, sekadar mendokumentasikan makanan. Ini yang selama ini
saya kerjakan, ternyata hehe. Dalam food photography,
makanan dipresentasikan melalui foto.
Komponen
dalam food photography, yaitu:
1)
Konsep
Misalnya:
bright, moody, colorfull, black and white,
dan lain-lain.
![]() |
Salah satu konsep foto Winarni. Foto: Winarni (winslicious.com) |
2)
Pencahayaan
Untuk
lighting, ada available light dan artificial
light. Available light misalnya,
cahaya alam. Sedangkan artificial light misalnya
dengan menggunakan flash, flash, lampu
studio dan menggunakan alat seperti softbox,
octabox, diffuser, dan sebagainya. Inar sendiri prefer menggunakan cahaya alami.
3)
Komposisi
Bisa
menggunakan rules of third, diagonal, atau dead center. Saya agak lama mempelajari
rules of third. Jadi ceritanya,
secara otomatis, kebanyakan orang akan melihat empat titik di bagian tengah dari grid-grid dalam
bantuan fotografi. Maka, obyek kita fokuskan di salah satu titik itu. Perbedaan
antara diagonal dan dead center bisa dilihat pada foto-foto
Inar di bawah ini.
![]() |
Rules of third, perhatikan 4 titik di tengah. Foto: Winarni (winslicious.com) |
![]() |
Contoh "diagonal". Foto: Winarni (winslicious.com) |
![]() |
Contoh "dead center". Foto: Winarni (winslicious.com) |
4) Styling
Catatn
khususnya adalah: dalam hal ini, bisa bermain dengan complementary
color, silakan cek di Google, warna yang mana merupakan komplementer dari warna
yang mana. Bisa memadupadankan warna yang saling kontras. Untuk setting, disiapkan sebelum makanan
selesai dimasak. Sebab kalau selesai dimasak baru mau mempersiapkan, keburu
makanannya tidak tampak segar lagi. Bila perlu, tambahkan minyak agar mengilap
atau menggunakan lelehan saus.
Untuk properti, Inar memberikan
kiat-kiat berikut:
- Pilih peralatan makan dengan warna yang netral seperti putih atau silver
- Miliki talenan sebagai properti andalan
- Siapkan setidaknya 2 warna back ground (hitam dan putih). Dalam hal ini, Inar membawa kertas stiker yang digunakan sebagai back ground dari obyek yang dibawanya. Ini catatan penting untuk saya. Saya terpikirnya memakai jilbab sebagai alternatifnya. Bisa kan?
- Miliki item bernuansa etnik. Misalnya nih, baki kayu bermotif khas Toraja.
- Miliki serbet aneka warna.
Untuk
editing, bisa memperlengkapi diri
dengan aplikasi khusus editing memakai
ponsel. Inar memberikan beberapa contoh. Bisa juga kalau mau browsing sendiri, ada banyak sekali
aplikasi untuk mengedit. Misalnya Snapseed, Pics art, VSCO. Saya sendiri
memakai Square Instapic, biar bisa langsung di-upload di Instagram dengan
ukuran yang lebih kecil.
Untuk
editing, Inar menekankan, “Semakin
sedikit editing-nya, semakin bagus.”
![]() |
Praktik foto saya |
![]() |
Praktik foto saya |
Setelah
mempresentasikan materinya, Inar mempersilakan para peserta untuk memotret dua
macam kue buatannya: kue taart (lupa tanya namanya apa) dan eclair. Para peserta praktik dengan
antusias. Tiga orang pemuda dari Kofipon (Komunitas Fotografi Ponsel) juga ikut
membagikan pengetahuannya saat praktik. Saya juga memerhatikan cara mereka
mengambil gambar.
![]() |
Suasana belajar. Asyiknya, anak-anak bisa santai sementara para mamak belajar :)) |
Bagian
akhir dari acara hari ini tak kalah mengasyikkannya: makan kue bersama. Wiih.
Kue buatan Inar lezat, lho kawan. Keberuntungan hari ini berlipat ganda. Bukan
hanya dapat wawasan gratis dari Inar plus praktik memotret dengan kue
bikinannya yang cantik, juga dapat mencicipi kuenya dengan gratis. Wow,
beruntung sekali saya bisa hadir pada workshop Food Photography ini. Terima kasih Inar dan DiLo Makassar.
Makassar. 16 Oktober 2016
Share :
Saya juga agak telat karena tiba-tiba harus membersihkan Eci dulu. Hehehe. Dimaklumilah mama-mama rempong. Saya senang sekali waktu workshop banyak anak kecil yang ikut mamanya.
ReplyDeleteAwal-awal foto produk saya juga pake alas jilbab saja, baru-baru ini baru menambah koleksi alas foto biar lebih variatif.
Terima kasih sudah datang kak, mohon maaf jika ada kekurangan.
HAhaha saya juga biasa begitu. Sudah siap mau berangkat tahu2 harus ke WC lagi, membersihkan anak.
DeleteMakasih ya Inar, bermanfaat sekali sharing-nya
aih, seharusnya saya yang ikut ini, saya suka gemes kalau foto saya gak sreg di hati
ReplyDeleteIya yaah. Mbak Lidha, di mata saya, gambar-gambar or foto2nya selalu mantap :D
DeleteTerimakasih tipsnya, Mak Niar. Saat ini saya lagi mau bikin studio mini dari kardus, karena rumah saya enggak kebagian cahaya matahari, cuma pantulannya saja.. ^^
ReplyDeleteOiya ya Mak, bisa juga dengan bikin studio mini dari kardus :)
Deletekepengen dehvikutan belajar supaya foto2 jadicantik
ReplyDeletembak Niar cukup ditel nulisnya, jadi bisa belajar sedikit2
terima kasih ya
Terima kasih Kak Monda. Kak Monda sih, foto2nya oke2 ..... :)
DeleteAku ngg telaten mbak klo motoin makanan soalnya pengen lsg dimakan hahaha
ReplyDeleteHahaha samaaaa
Deletewuuiih,, hasil jepretanya gokil bgt yaa..semoga berkah ilmunya.
ReplyDeleteTerima kasih Mas Purwa :)
Deletesaya juga pengen belajar food fotography ini Mbak, selama ini masih ala kadarnya, belum tahu tips triknya soalnya,
ReplyDeleteYuk sama2 belajar Mbak :)
DeleteHuuuaaa... kapan Food Photography ke Balikpapan?
ReplyDeletePengen belajar lebih banyak lagi dan langsung eksekusi :)
Hm, siapa tahu besok2 Inar mau ke Balikpapan? :)
DeleteKeren nih kak caranya, kalau tidak salah itu namanya rules of third bukan sih?
ReplyDeleteYup, cocok. Itu ada penjelasannya di atas. :)
DeleteSaya juga tidak betah sampe harus lukis2 telur misalnya, tapi suka liat hehehe
ReplyDeleteSamaaa Ilaa. Saya juga suka liat ji. Kalo setelaten itu melukis telur, duh jamang-jamang hahaha.
DeleteWihh...langsung bagus tawwa hasil fotonya kak Niar o.O
ReplyDeleteeh jadi selama ini....hahahhaha..
*kabuuurrrr
Yeee saya kan mengakui ji naah.
Delete*kejaaar* :D
Saya juga belajar motret supaya tampilan di blog lebih oke deh.
ReplyDeleteWaah keren Mbak.
DeleteDengan foto yang biasa-biasa aja blog mbak ini udah keren, apalagi kalau foto-fotonya yang lebih dari biasa mabk...
ReplyDeleteAih, jadi ... fotonya biasa2 saja yah ?
DeleteEh :D
kirain mau makan poto dulu itu termasuk food photography, ternyata perlu konsep juga ya. ha ha
ReplyDeleteKalau saya mah kalo mau makan ya makan saja, tidak pake foto2 dulu hihih.
DeleteYang ini karena mau difoto jadi ditahan dulu makannya :D
Kecee,kalau ada di Solo saya pengin ikutan Mba.
ReplyDeleteFoto2 saya masih jelek euy.
Wah seru. Ngiri banget bisa ikut acara begini. Gak nyangka deh, ternyata mau moto itu dikonsep dulu. Aku mah langsung jebred. Makanya hasilnya gak bagus. Well noted, mbak Niar. Tfs...
ReplyDeletewah...desain webnya bagus...salam kenal, saya newbie dalam dunia blogger dan website. mohon bantuannya umpan balik ya ^^ butuh-it.blogspot.com terima kasih
ReplyDeletewah saran yang boleh saya ikuti ini.
ReplyDeletekebetulan walau sudah lama di fotografi, saya kurang mengenal food fotografi.
tapi ternyata dari demand indsutri banyak juga yang minta genre food fotografi.
ah kebetulan saya juga baru bikin blog fotografi.
kalau silahkan mampir ke gariswarnafoto[dot]com
terima kasih buat sarannya