Welcome Super September

Dalam sebuah tulisan yang saya publish tanggal 16 Agustus lalu di Kompasiana, saya merinci ada 11 hal positif yang bisa dipelajari ketika mengikuti perlombaan 17 Agustusan. Ide tulisan itu adalah pengalaman putri saya – Athifah ketika mengikuti lomba-lomba menjelang hari kemerdekaan.

Tak ada satu lomba pun yang berhasil Athifah menangkan di bulan Agustus ini. Saya tanyakan padanya, apakah ia kecewa. Nona mungil ini mengangguk. “Tak apa kecewa sedikit, Nak. Seperti yang Mama bilang sebelumnya, yang paling penting dari berlomba bukanlah menang atau kalahnya tetapi bagaimana Kamu menjalani prosesnya. Athifah bisa belajar banyak dari sebuah lomba,” nasihat saya kepadanya.

Saya mengatakannya bukan tanpa dasar. Sejak memutuskan untuk aktif ngeblog (setelah sebelumnya sempat ngeblog selama 3 tahun lalu vakum selama 2 tahun), saya bukan hanya sekadar menulis. Saya mengikuti banyak lomba menulis. Baik yang kategorinya besar maupun kecil. Termasuk juga mengikuti kuis-kuis di media sosial. Hitungan kasar saya, sih kira-kira ada 500-an bahkan mungkin 600-an atau 700-an lomba yang saya ikuti.

Tahukah kawan, apa manfaat terbesar dari berbagai lomba itu? Apakah hadiah-hadiah yang saya peroleh ketika memenangkan lomba? Bukan! Hadiah-hadiah jelas merupakan manfaat. Namun manfaat terbesar yang saya maksud adalah pengaruhnya bagi pengembangan diri saya. Perlombaan membawa saya kepada ketertarikan memenuhi tantangan dan menikmati prosesnya. Di samping itu, saya senang bisa belajar banyak hal dari persiapan mengikuti lomba. Seperti mengumpulkan bahan tulisan, membaca referensi, dan menggunakan aplikasi baru.

Kalau menang, alhamdulillah. Kalau kalah? Tidak masalah! Masih ada lomba-lomba lain menanti. Kekalahan bukan akhir dunia, kan? Tidakkah saya kecewa saat kalah? Kadang-kadang. Namun, makin ke sini saya semakin bisa bangkit dari rasa kecewa. Sering kali malah tidak ada rasa kecewa. Kalau kecewa pun, ukurannya kecil. Tidak sampai memengaruhi keadaan saya.



Setiap kekalahan menjadi semacam “bantal pengalas” bila “terjatuh” (baca: “kalah”) lagi. Jadi, semakin lama, dengan semakin tingginya bantal kekalahan yang saya punyai, kekalahan berikutnya tidak membuat saya sakit lagi.

Itulah yang ingin saya ajarkan kepada putri saya, melihat semangat berlombanya yang sudah muncul kini. Saya yang telat punya semangat berlomba saja bisa belajar banyak, saya harap dia pun bisa belajar banyak.

Well, saya tadi cerita tentang 11 hal positif yang bisa dipelajari dari perlombaan 17 Agustusan, ya? Nah, ini dia kesebelas hal tersebut:
  1. Melatih sportifitas melalui kejujuran dalam berlomba, di antaranya dengan menyelamati pihak yang menang serta menerima kekalahan.
  2. Melatih kebesaran jiwa dengan tidak terpengaruh kepada besarnya dukungan sekitar. Pada sebuah lomba, putri saya tak mendapat dukungan sama sekali. Kawan-kawannya malah mendukung pihak lawan. Di kalangan anak-anak pun ternyata hal seperti ini bisa saja terjadi. Dia sempat bertanya, “Masa, teman-temanku tidak ada yang mendukung, Ma?” Saya menghiburnya dengan mengatakan bahwa tidaklah penting dukungan orang-orang, yang penting dia berusaha sebaik-baiknya dalam berlomba.
  3. Belajar menikmati proses sebagai sebuah pembelajaran berarti.
  4. Belajar mengukur kemampuan sehingga tahu di mana kekurangan diri dan belajar lebih baik lagi.
  5. Berani tampil di depan orang banyak tanpa peduli ada yang mengagumi ataupun mencemo’oh.
  6. Berlatih konsentrasi dalam menyimak dan melakukan instruksi yang diberikan.
  7. Berlatih dan berani menerima tantangan lalu menyelesaikannya.
  8. Jika terbiasa berlomba, kekalahan tak mudah menjatuhkan. Sebaliknya, kemenangan tak mudah menjadikan diri sombong.
  9. Belajar menerima keragaman. Bahwa banyak orang yang lebih bagus, atau sama bagusnya dengan kita dan tidak mudah mencemo’oh orang lain.
  10. Belajar memanfaatkan waktu untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat.
  11. Jika terbiasa berlomba, secara perlahan pribadi tangguh akan terbentuk dan ketika dibutuhkan dalam hidup, anak bisa bersikap tangguh.

Ketangguhan penting, karena akan sewaktu-waktu dibutuhkan dalam hidup. Sementara ketangguhan tak akan mungkin turun dari langit ketika dibutuhkan. Kita perlu melatih diri untuk menjadi tangguh.

Ide gambar kartun dari: evilnymphstuff.wordpress.com
Lantas, dengan demikian apakah semua lomba yang pernah saya ikuti itu membuat saya menjadi perempuan tangguh? Weh, saya tidak berani mengklaim. Saya hanya bisa bilang sedikit-demi sedikit, saya jadi punya bekal untuk jadi perempuan tangguh. Sampai sekarang pun sebenarnya saya masih terus belajar menangguhkan diri. Mudah-mudahan bisa belajar bareng anak.

Dalam berbagai lomba yang diikutinya di bulan Agustus ini, setidaknya Athifah belajar banyak hal dari kekalahannya. Dia juga sudah tahu kalau dia tak perlu terlalu memikirkan apa yang sudah terjadi. Toh di depan sana menanti Super September. Akan ada hal-hal baru yang dipelajarinya di bulan September termasuk pertambahan eh pengurangan usianya.

Super September”, meminjam istilah Mataharimall.com yang sejak tahun lalu meluncurkan hal baru untuk menyambut hari kelahirannya, aneka promo dan diskon meriah hingga 99% untuk semua kategori termasuk fashion, elektronik, groceries, lifestyle, dan lain-lain. Akan ada juga kuis-kuis menarik dengan berbagai macam hadiah. Ah, ya ini salah satu yang menarik di bulan September nanti.

Makassar, 26 Agustus 2016


Share :

18 Komentar di "Welcome Super September"

  1. pantesan ajah tiap kali publish selalu saja tak kuat jika membacanya hanya setengah, pasti artikelnya selalu mengajak untuk menuntaskan bacaannya hingga titik terakhir....lomba nulisnya jadi hobi sih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Soalnya selalu ada tantangan menarik, Mang Lembu :D

      Delete
  2. Yang pasti di setiap proses yang kita lalui, selalu ada pelajaran yang bisa kita dapatkan.

    ReplyDelete
  3. saya pernah ikut lomba dan menang, Alhamdulillah... kemudian ikut lomba lagi dan ternyata jalah.. ya tunggu aja ada lomba lagi. Selama tidak tertipu saya masih terima

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar, yang paling tidak enak kalo pelaksana lombanya abal2 .... bisa bikin emosi hehehe

      Delete
  4. September ceria akan segera datang ya, bun. :D Semangat~

    ReplyDelete
  5. Super sekali semangatnya, Mbak. Saya juga sering kalahnya daripada menang kalau ikut lomba. Tapi ya tak apa meskipun sedih. Buat latihan untuk bertahan kalau kalah lagi hehe. Jadi tak sabar nunggu superseptember dari MM :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaa Mas. Ternyata selalu saja ada lomba dan kuis. Kalo tidak bangun2, lomba2 dan kuis2 lain lewat deh hehehe

      Delete
  6. anak2 saya kemarin ikut lomba gustusan juga kalah semua, sempat mereka kecewa namun hanya sebentar. karena masih ada lomba2 yg lain yg bisa dimenangkan :) Bravo utk Athifah :)

    ReplyDelete
  7. Mbak kita sama, aku dah ngeblog lama lalu vakum tahunan krn mengurus anak. Menganggap lomba juga proses menyenangkan utk ketangguhan hehe toooosssss.

    Aku jg menunggu September nih :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hayuuk tossss :)

      Mari kita tunggu Super September :D

      Delete
  8. Ketika mengikuti lomba dengan semangat dan kejujuran itu sudah merupakan kemenangan tersendiri ya, Mbak :)

    ReplyDelete
  9. Wahh selalu suka postingannya kak Niar , banyak motivaSinyaaaaa ! Sy pernah ikut lomba blog menang trus ikut lg eh kalahji malah jd malas ma lg hahahhahaha huhuhu semoga kembali membara semangatku ikut2 lomba lg

    ReplyDelete
  10. Sepakat dgn proses yg lebih penting dari pada hasill kakk :) kak kerenn !

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^