Menyusuri Jejak Para Abdullah dari Masa Lalu

Judul buku: Para Abdullah di Sekitar Rasulullah
Penulis: Haeriah Syamsuddin
Penerbit: Khazanah Intelektual
Tahun terbit: 2013 (Juni)
ISBN: 978-979-3838-60-1
Ketebalan: 126 + viii halaman
Ukuran: 20 cm x 13 cm

Dari ketertarikannya kepada beberapa sahabat bernama Abdullah (konon semuanya ada kira-kira 300 orang), akhirnya penulis berhasil menulis buku yang memuat kisah kehidupan dan keunggulan 20 orang sahabat Rasulullah SAW yang bernama Abdullah.

Bukan hal mudah mengingat ada sumber kisah-kisah para sahabat yang tertulis di dalam kitab berbahasa Arab sedangkan penulis mengakui keterbatasannya dalam menggunakan bahasa tersebut pada launching bukunya di pelataran Masjid UMI (Universitas Muslim Indonesia) beberapa waktu lalu. Untungnya, sang suami yang fasih berbahasa Arab mendukung aktivitas menulisnya dan membantu menerjemahkannya. Maka buku ini pun hadir meramaikan khazanah pengetahuan sejarah Islam di toko-toko buku di tanah air. Sungguh sebuah buku yang patut diapresiasi!


Sebagian kecil dari para Abdullah yang terdapat dalam buku ini sudah pernah saya baca kisahnya. Sebagian besar belum, baru pertama kali saya dapatkan informasinya melalui buku ini.

Yah, saya memang bukan pembaca sejarah yang baik. Menurut saya, kebanyakan buku yang mengulas tentang tokoh Islam dituliskan dalam bahasa yang kaku sehingga saya malas membacanya. Tapi buku ini berbeda, penuturannya ringan dan mengalir, membuat saya tak bosan membaca halaman demi halaman di dalamnya.

Yang membuat buku ini makin menarik adalah bahwa penulisnya merupakan seorang ibu rumah tangga (dengan 5 orang anak) yang seusia dengan saya, saya kenal baik dengannya, dan dia tinggal dekat dengan rumah saya, di daerah Rappocini dan setelah buku ini, berturut-turut dia menerbitkan 2 buku solo lagi. Amazing kan ya?

Mari kita lihat siapa-siapa ke-20 orang sahabat bernama Abdullah yang ada di dalam buku ini:
Abdullah bin Umar – sahabat yang senantiasa berusaha menyerupai Nabi (dalam tingkah lakunya, tentu saja).

  • Abdullah bin Abbas – sang ulama umat.
  • Abdullah bin Amr bin Ash – sahabat yang sangat kuat beribadah.
  • Abdullah bin Zubair – bayi Muhajirin pertama.
  • Abdullah bin Mas’ud – betisnya lebih berat dari Gunung Uhud.
  • Abdullah bin Rawahah – penglima ketiga Perang Muktah.
  • Abdullah bin Jahsy – amirul mukminin pertama.
  • Abdullah bin Ummi Maktum – sahabat buta yang meraih syahid.
  • Abdullah bin Khuzafah as-Sahmi – sahabat yang bertemu dua raja besar (Kisra – sang raja Persia dan kaisar Romawi).
  • Abdullah bin Ja’far – bapak para dermawan.
  • Abdullah bin Abu Aufa – sahabat terakhir yang meninggal di Kuffah.
  • Abdullah bin Salam – pemuka Yahudi yang masuk Islam.
  • Abdullah bin Amru bin Haram – syahid Perang Uhud.
  • Abdullah Dzul Bajadain – pakaiannya diganti dengan pakaian surga.
  • Abdullah bin Mughaffal – sahabat yang tertinggal dari Perang Tabuk.
  • Abdullah bin Zaid – bermimpi mendengarkan azan.
  • Abdullah bin Abdul Asad – saudara sesusuan Nabi.
  • Abdullah bin Qais – sang da’i umat.
  • Abdullah bin Ibnu Ubay – sahabat mulia meski ayahnya seorang gembong munafik.
  • Abdullah bin Abu Quhafah – manusia terbaik setelah Nabi.
Beberapa kisah para Abdullah menempati berlembar-lembar halaman buku sementara beberapa yang lainnya dituliskan dengan teramat singkat, membuat saya makin penasaran dengan kisahnya. Tapi mungkin saja ini karena keterbatasan dalam menemukan sumber yang valid.

Abdullah yang paling saya favoriti dalam buku ini adalah Abdullah bin Abu Quhafah (halaman 112 – 121) yang ternyata merupakan nama asli dari Abu Bakar Ash-Shiddiq ra. Gelar Ash-Shiddiq disematkan padanya oleh Allah di dalam surah Az-Zumar ayat 33 (karena ia membenarkan pengalaman Nabi dalam Isra’ Mi’raj sementara banyak yang mendustakannya) dan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Anas:

Sesungguhnya Rasulullah SAW menaiki Gunung Uhud bersama Abu Bakar, Umar, dan Utsman. Kemudian Gunung Uhud berguncang. Rasulullah kemudian bersabda, “Diamlah Uhud, di atasmu ada Nabi, Ash-Shiddiq (yaitu Abu Bakar) dan dua orang syuhada (Umar dan Utsman).” – H. R. Bukhari.

Selain kisah di atas, saya kagum dengan kisah masuk Islamnya Abdullah bin Salam yang sebelumnya adalah pemuka Yahudi (halaman 71 – 75). Diceritakan, ia mengajukan 3 pertanyaan yang hanya bisa dijawab oleh seorang nabi asli, yaitu: apakah tanda awal datangnya hari kiamat, makanan apakah yang dimakan oleh penduduk jannah (surga), dan mengapa seorang anak dapat serupa dengan ayah atau ibunya.

Di dalam sebuah hadits diceritakan jawaban dari ketiga pertanyaan tersebut:
Tanda permulaan hari Kiamat adalah munculnya api yang mengumpulkan manusia dari timur (masyriq) ke arah barat (maghrib). Kemudian makanan pertama yang dimakan penduduk jannah adalah potongan yang menempel pada hati ikan. Terakhir jika air mani laki-laki memancar mendahului air mani perempuan maka anak yang lahir akan serupa dengan ayahnya dan jika air mani perempuan mendahului air mani laki-laki maka anak yang akan lahir serupa dengan ibunya (H. R. Bukhari).

Setelah diberi jawaban tersebut oleh Rasulullah, Abdullah bin Salam pun masuk Islam. Mengagumkan, bukan?

Buku ini sangat menambah wawasan saya. Kisah-kisah di dalamnya membuat saya berdecak kagum dan menitikkan air mata. Betapa iman mampu menggerakkan mereka untuk memiliki keinginan kuat untuk mati syahid! Betapa kecintaan mereka kepada Rasulullah dan kepada Allah sedemikian besarnya!

Walau saya bukanlah dari golongan sahabat yang tentu saja derajat keimanan saya terlalu jauh (lebih rendah) dibandingkan kualitas keimanan mereka namun saya berharap bisa meniru sedikit saja dari apa yang telah dicontohkan oleh beberapa dari mereka. Pokoknya, buku ini highly recommended-lah bagi siapa pun yang sedang meniti jalan cinta kepada Sang Rabb!

Makassar, 31 Oktober 2014

Tulisan ini diikutkan Indiva Readers Challenge




Share :

5 Komentar di "Menyusuri Jejak Para Abdullah dari Masa Lalu"

  1. Bagus ya bukunya
    sayangnya covernya memuat gambar makluk

    ReplyDelete
  2. Kisah-kisah ya isinya.. pasti membuat keimanan kita makin bertambah dan bangga kepada ISLAM ya mak :)

    ReplyDelete
  3. Salut sama idenya dengan menuliskan rangkain cerita berseri ini. Bisa menambah wawasan kita dan menjadikan diri kita lebih bijaksana

    ReplyDelete
  4. Tambah pengetahuan. Dua jawaban terakhir saya baru tahu.

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^