Bocah Mandi Sampo

Punya anak tiga itu seru. Ngos-ngosan tiap hari itu sebuah kepastian. Apalagi di masa-masa balita mereka. Ketiga anak saya tak ada yang tenang. Sepanjang hari bergerak, bermain, bereksperimen, dan bereksplorasi.

Affiq dulu amat efektif memanfaatkan waktunya. Saya sampai heran melihatnya bergerak. Seperti sudah dia rencanakan dari malam sebelumnya. Dari satu mainan ke mainan lain, dari satu laci ke laci lain, dari satu kamar ke kamar lain. Ia selalu saja sibuk, tak pernah berdiam dalam waktu lama.

Tak pernah Affiq mau berada di sekitar saya. Ia tak peduli saya ada atau tidak. Yang penting misi eksplorasinya jalan terus. Saat usianya 4 tahun, saya pernah mendapatinya berada di dekat gudang dan terlihat agak teler. Ketika saya periksa, minyak tanah yang tersimpan di sudut gudang sudah berkurang. Saat saya hirup udara yang keluar dari mulutnya, tercium bau minyak tanah.

Sumber: www.canstockphoto.com
Berbeda dengan Athifah. Athifah seperti umumnya anak perempuan. Ia selalu berada di sekitar saya. Tetapi ia tak suka duduk manis lama-lama. Ia juga suka bereksplorasi. Afyad sedikit berbeda dengan kakak-kakaknya. Ia aktif juga tapi masih sesekali mencari saya untuk bermanja-manja atau sekadar minta susu.

Saat ini Afyad jarang sekali tidur siang. Sekalinya tidur siang, di malam hari ia terbangun dan bakal terjaga sampai dini hari. Ia mirip dengan Affiq dulu tapi jauh lebih lasak. Sudah bermacam-macam eksperimen ia lakukan. Ia pernah melakukan hal-hal ini:
  • Menuang nyari semua Rinso cair ke lantai.
  • Melempat telur ke atas lantai.
  • Menuang semua deterjen ke dalam ember dan mencoba mencuci.
  • Melumuri dinding dengan – maaf – kotorannya (mungkin maksudnya mau mengecat).
  • Membongkar tumpukan pakaian yang sudah saya seterika.
  • Menghapus semua file data saya dan papanya.
  • Menghabiskan setengah isi pasta gigi dan melumurinya di lantai dan lemari kayu.
  • Menghabiskan body lotion dengan cara menggosok-gosokkannya di meja-meja.
  • Di waktu lain ia menghabiskan body lotion dengan melumuri tubuhnya.
  • Nyaris menghabiskan correction pen milik Affiq di lantai dan mengecatnya di kaki, wajah, dan tangannya.
  • Dua kali merendam HP saya di dalam air.
  • Menyiram HP Affiq dengan susu.
  • Membuka kran kontainer Pure It, menghabiskan airnya, dan menikmati air yang membanjir di lantai ruang makan.
  • Menekan-nekan lemari penyimpanan beras hingga beras mengucur di tempat penampungannya lalu memasukkan air ke dalamnya.
  • Menghabiskan gula dari tempat penyimpanannya dan memasukkannya ke dalam gelas berisi air.
  • Melakukan aneka macam eksperimen dengan barang-barang di dalam kulkas, seperti memasukkan cabe rawit ke dalam botol berisi air.
  • Dan lain-lain.
Beberapa hari yang lalu, ia “terpaksa” mandi sampo. Begini ceritanya …

Saat itu, rasanya baru saja mendengar suaranya sedang bermain. Tiba-tiba ia menangis keras. Terdengar dari suara tangisnya, ada hal yang amat tak nyaman sedang terjadi padanya.

Saya berlari mendekatinya. Bersamaan dengan itu, suami saya juga menghampiri Afyad. Aroma sampo tercium amat tajam. Terlihat Afyad berlumuran sampo, mulai dari rambut hingga kakinya. Ia tak dapat membuka matanya karena kepedihan.

Serempak kami membawanya ke kamar mandi. Saya mengambil kain kering untuk mengelap wajahnya. Beberapa kain digunakan untuk mengelap wajah dan kepalanya. Kami harus mengelapnya terlebih dulu, tidak bisa langsung mengguyurnya dengan air karena banyak sekali sampo di atas kepalanya. Pasti butuh waktu lama dan air banyak untuk membersihkannya.

Sementara Afyad tidak suka kepalanya diguyur, ia bisa mengamuk sejadi-jadinya. Menangani situasi krusial seperti ini harus tepat, semua dampak harus secepatnya dipikirkan. Kami membutuhkan waktu selama kira-kira 20 menit untuk membersihkannya dari sampo. Kepalanya harus dilap berkali-kali dulu sebelum mengguyurnya dengan air.

Alhamdulillah, urusan mandi sampo selesai juga. Hasilnya amat memuaskan. Seandainya ada lomba, Afyad pasti menjadi pemenangnya, sebagai bocah paling wangi sedunia. Tapi, sampo yang baru dibeli sehari sebelumnya nyaris habis. Isinya hanya tersisa kira-kira lima persen saja.

Makassar, 2 April 2014



Share :

10 Komentar di "Bocah Mandi Sampo"

  1. aq kalo mandiin ponakan kadang kasian kalo kebanyakan sampo hihi, pedes di mata

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalo dalam kondisi normal, mandi normal maksudnya, Afyad ini malah sulit dipakein sampo. Dia maunya ya yang kayak ini :D

      Delete
  2. punya anak 3 sekaligus kita bergerak terus ya mbak jadi sehat deh :)

    ReplyDelete
  3. hihi lucuu-lucu yah tingkahnya :D
    aktiiiif bangeeeet.. nanti kalau udah pada besar, pasti teringat terus yah sama tingkah lucu-lucunya mereka :)

    ReplyDelete
  4. MasyaAllah maaakk.... yang ngeri ketika Affiq main minyak tanah. Kalo Afyad merendam HP dlm air, kalo anak saya Farras ingin memotret di dalam air pakai kamera pocket. Otomatis itu kamera langsung rusak hehehe...

    ReplyDelete
  5. Anak 3 ya? aku baru 2 nambah lagi jangan ya hihihi

    ReplyDelete
  6. Hahahaaa anak2ku cewe mak, habis isi beauty caseku untuk nyoba2. Sekarang sudah abegeh lebih2 lagi. Tapi sering juga emaknya yg gantian ngeresehin beauty case anak2

    ReplyDelete
  7. Ya Allah, lucu banget ya mak si kecil Afyad...... ga beda jauh sama anak saya ...... ada aja yang dikerjain ....hahaha....dasar anak-anak #Ferdias Bookelmann

    ReplyDelete
  8. Kalau sedja sih ndak doyan mainin shampoo atau sabun gitu. Jadi dia tuang ya seperlunya. Tapi airnya itu lhooo...kalau lagi mandi bakalah marah deh kalau keran airnya dimatiin. Padahal air di baskomnya sudah penuh. Hiks -_-

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^