Awasi WC Sekolah, Stop Kekerasan Pada Anak!

Perhatian Indonesia sedang mengarah kepada sebuah taman kanak-kanak internasional yang seorang siswanya mengalami pelecehan seksual yang dilakukan oleh petugas-petugas di sekolah tersebut.

Sungguh biadab orang-orang itu. Hukuman maksimal selama 5 tahun sangatlah kurang bagi mereka. Di wajah mereka harus ada stempel “Pelaku Pelecehan Seksual Kepada Anak-Anak” atau apalah yang menandakan mereka itu pernah melakukan perbuatan biadab sehingga orang di sekitarnya harus waspada. Atau kalau perlu kasih hukum kupas anggota tubuh, sedikit saja. Hhh maaf, kasus ini sungguh membuat saya ikut emosional.


Tersebarnya identitas sekolah membuat saya bertanya-tanya, etiskah hal itu dilakukan media? Saya membayangkan betapa tidak nyamannya pihak sekolah, semua siswa, dan semua orangtua siswa di sekolah itu menjadi bulan-bulanan di berbagai media selama berhari-hari. Mudah-mudahan saja identitas orangtua korban tidak sampai terbongkar. Justru identitas pelaku yang harus dibuka dan disebarkan, biar kapok dan orang lain yang punya penyakit moral yang sama juga kapok.



Kejadian mengerikan yang dialami korban, bocah TK ini terjadi di WC sekolah. WC yang kebersihannya diawasi tetapi tidak demikian dengan keamanannya.

WC sekolah umumnya tidak begitu diperhatikan keamanannya oleh pihak sekolah. Letaknya yang biasanya terpencil dari bangunan utama bisa menjadi sasaran empuk orang-orang yang tak beres moralnya.


Rasanya mau menangis saya waktu mendengar ada anak sekolah dasar diperkosa di WC sebuah SD Negeri beberapa bulan lalu. Ini membuat saya teringat kepada kejadian lebih 30 tahun silam ketika masih duduk di bangku sekolah dasar.

Selama sekitar seminggu berturut-turut, seorang lelaki berkulit hitam bermata merah sering terlihat mengamati dari jendela, ke arah dalam kelas. Ketika itu jadwal sekolah ada yang masuk pagi, ada yang masuk siang. Lelaki berkulit hitam itu terlihat saat menjelang sore hari.

Tatap matanya seperti melemparkan api, nyalang sekali. Suatu ketika seorang teman perempuan masuk WC hendak buang air kecil. Betapa kagetnya ia melihat lelaki bermata nyalang itu bersembunyi di dalam WC. Karena kaget, roknya basah tersiram air. Kontan ia lari terbirit-birit ke luar WC, masuk kelas, menyambar tasnya, dan lari pulang!

Sayangnya guru yang diberitahukan kisah kepulangan teman tadi malah tertawa ketika seorang kawan menceritakan kepadanya, diiringi tawa banyak anak lain. Hal ini masih saya ingat sekali karena saya merasa heran, apa yang lucu dari hal itu? Bukannya kisah itu seharusnya membuat kami prihatin?

Beberapa hari kemudian, saya menuju WC untuk buang air kecil. Hati-hati saya dorong pintu dan mengintip ke dalam. Saya sangat terkejut. Apa yang saya lihat? Lelaki itu! Lelaki bermata nyalang itu! Ia melambai-lambai seraya menunjuk-nunjuk ke arah bagian atas celana panjangnya! Aih Tuhaaan, untung saya belum buang air kecil! Buru-buru saya kembali ke dalam kelas.

Saya tak menceritakan kejadian itu kepada guru. Mau cerita bagaimana, lha  beberapa hari yang lalu teman saya ditertawai. Saya tak menceritakannya kepada orangtua karena tak terbiasa terbuka kepada orangtua. Saya lupa menceritakannya kepada siapa. Mungkin tidak ada karena saya dulu sangat pendiam dan kuper.

Untungnya lelaki bermata nyalang itu tak berlama-lama berada di sekolah kami. Tapi saya pernah bertemu lagi orang yang seperti ini, satu kali, di dalam angkot. Ketika itu tinggal saya bersama seorang sahabat perempuan dan seorang lelaki penumpang angkot itu. Tiba-tiba saja lelaki penumpang angkot itu menarik perhatian kami dan memperlihatkan sesuatu dari balik retsleting celana panjangnya! Ya Allah, lemasnya luar biasa. Buru-buru saya dan sahabat saya menyetop angkot dan turun. Alhamdulillah tak ada yang terjadi kepada kami selain degupan jantung yang amat keras!

***

Mudah-mudahan kasus anak TK ini membangkitkan kesadaran sekolah-sekolah untuk lebih meningkatkan kewaspadaannya di dalam lingkungan sekolah, terutama dalam mengawasi WC sekolah. Anak-anak kecil, seperti anak TK, kelas 1, hingga kelas 3 sekolah dasar baiknya mendapat perhatian ekstra saat ke WC, dan anak-anak yang lebih besar senantiasa diperingatkan untuk hati-hati menjaga diri mereka.

Saya pribadi mengingatkan anak-anak untuk baca do'a sebelum keluar rumah dan masuk WC. Saya yakin do'a bisa mencegah dari hal-hal buruk. Bagi yang masih di sekolah dasar, sebisa mungkin saya minta untuk tidak ke WC sekolah kecuali mendesak dan ada temannya. Jam sekolah yang pendek masih bisa disiasati dengan buang air kecil sebelum berangkat sekolah.

Ada baiknya saya share juga tips dari The Urban Mama melalui twitter (https://twitter.com/theurbanmama), berlaku untuk anak laki-laki dan perempuan:
  1. Ajarkan. Berikan pendidikan mengenai seks pada anak saat mereka sudah mulai bisa diajak bicara. Contoh: ingatkan bahwa hanya mama & papa mereka yg boleh menyentuh daerah vital mereka, hanya saat mandi & jk mrk mmg masih perlu dimandikan. Jika orang lain yg melakukannya, meski itu kerabat dekat, minta anak-anak untuk memberitahukan kita orang tuanya. Terkadang sentuhan yg bersifat pelecehan, baik nyaman atau tidak,  dilakukan oleh mereka yang "dear & near". Ingatkan anak utk memberitahu. Ingatkan anak agar jangan takut atau malu untuk memberitahu orang tua, atau guru jika terjadi di sekolah.
  2. Dengarkan. Dengarkan cerita anak, bangun komunikasi dan relasi; yaitu komunikasi dari hati ke hati, tidak hanya mendengar saja.
  3. Kuatkan. Ajari/ikutkan anak-anak olahraga dan beladiri sagar mereka memiliki mental yang tegar serta fisik yang kuat.
Semoga masalah ini menjadi pembelajaran berharga bagi kita semua untuk lebih hati-hati menjaga anak-anak kita. Mudah-mudahan ada peraturan yang bisa memaksa sekolah untuk memberi perhatian ekstra mengenai keamanan menggunakan WC bagi siswa-siswinya (bisa tidak ya?).


Makassar, 16 April 2014


Share :

33 Komentar di "Awasi WC Sekolah, Stop Kekerasan Pada Anak!"

  1. Turut geram kak tentang kasus si anak TK tadi. Dan sy rasa apa yang kak niar alami, tidak sedikit yang permah mengalami hal yang sama. Puluhan bahkan ratusan berita di media terwarnai oleh kasus pelecehan seperti ini. Apalagi di zaman internet sekarang ini dimana rangkaian produk pornografi semakin mudah terakses..... TFS kak, terutama tipsnya.

    ReplyDelete
  2. Aduh mbaa gurnya kok ngga peka ya, malah ngetawain muridnya. Orang luar masuk sekolah seenaknya harusnya ngga boleh, apalagi sembunyi dalam WC

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hhh iya mbak, pdahal beliau guru yang baik. saya senang sama cara ngajarnya dan caranya menghadapi anak2 :)

      Delete
    2. Lagi2, lingkungan dalam sklh yg kita pikir aman, malah jd tmpt menakutkan.Rasanya mau nangis dan marah dengar kasus ini, mak.

      Delete
  3. Aduh, mengerikan ya mak.. Alhamdulillaah mak ga sampai kenapa-kenapa ya.. Sekarang saya juga jadi lebih protektif sama batita saya, bagaimanapun dia masih kecil harus extra menjaga dan mengawasinya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mak, ini jaman yang mengerikan untuk perkembangan anak2. Memang harus ekstra waspada

      Delete
  4. Astaghfirullah kak ngeri banget... Tmn kakak yg diteetawakan itu kasian sekali...

    ReplyDelete
  5. Geram geram geram!!!!!! Shiiit! Apa isi otak org2 itu ya!!!!! اَسْتَغْفِرُ اَللّهَ
    Pengalaman mbak niar juga pernh sy alami,klo sy wktu itu di hampiri seseorg kemudian pura2 menanyakan alamat,pas sy jelasin tiba2 dia buka celananya...kontan sy lari terbirit2.....hadeehhhhhh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya ampuun banyak ya orang2 sakt jiwa berkeliaran :(

      Delete
  6. Miris bgttttt rasanya..yg g terima itu hukumannya.. Gila.5 tshun aja???emg g ngebayangin gitu traumanya brp tahun??bisa2 seumur hidup ;(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Biar sebanding mereka bagusnya dikasih hukuman yang bisa dikenang seumur hidup :(

      Delete
  7. miriiiiiissss, muless...baca berita ttg kekerasan thp anak itu . ya allah...tuh pelaku memang saiko abis mak :(

    ReplyDelete
  8. Semoga berita ini membuat kita semua semakin waspada, tidak hanya dilingkungan sekolah namun juga lingkungan rumah, gak ada yang bisa menebak perilaku orang-orang disekitar kita bukan ? mungkin tayangan-tayangan Sinetron yang banyak menampilkan bullying juga seharusnya ditegur atau dihentikan dengan tayangan yang lebih mutu. suka sebel kalo nonton TV Nasional sekarang.......:)

    ReplyDelete
  9. miris sekali ya bu ketika kita mendengar berita2nya...memang sepertinya hukuman 5 tahun itu sangatlah tidak adil, merenggut masa depan seorang anak selama hidupnya masa hanya dihukum 5 tahun

    ReplyDelete
  10. harus lebih waspada lagi yambak sama anak-anak

    ReplyDelete
  11. Astaghfirullahaladziim.... saya setuju mak... harusnya pelaku kekerasan terhadap anak ada label di jidatnya kek, yg menunjukan bahwa dia itu mempunyai kelainan. Gemmmeesss....

    ReplyDelete
  12. Makasih banyak share nya Mak Niar. Semoga banyak pihak menjadi lebih peduli pada keamanan di sekitar sekolah, terutama WC sekolah.

    ReplyDelete
  13. dulu waktu saya SD ada istilah "nyamul"... siswa laki yang nakal2 entah ngangkat rok, entah nggrepe siswi cewek yang dianggap cakep... dan yang ngajarin itu orang-orang yang dibilang lumayan gede. (di tempat saya dulu anak SD main sama anak SMA dll itu biasa)... waktu SMP di lain wilayah.... ternyata masih sama saja....apalagi sudah mulai tahu apa itu sex .... gender... plus sudah ada warnet... yang bahkan malah ada folder tersendiri untuk konten dewasa...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya ampun???
      Terima kasih sharingnya, saya harus ekstra waspada. Kalo dulu saja begitu, apalagi tahun2 mendatang ya?

      Delete
  14. sedih campur marah mak, waktu baca beritanya... kok tega, kasus kayak gini terus2an aja di indonesia.. katanya sekolahnya blm ada ijin dr kemendikbud, dulu2 kmana, apa gak ada yg inspeksi?? duh... semoga stop smpai disini saja, pihak sekolah dan keluarga jd hrus mawas diri...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya ya katanya TKnya itu belum ada izin. Waduh :(
      memang membuat geram ya mak kasus kayak ini :(

      Delete
  15. ya allooh mbaaak... aku juga miris banget lihat berita, kok makin banyak kekerasan seksual ke anak anak jaman sekarang. dan itu dilakukan oleh ornag orang terdekat, misal guru ngaji, petugas kebersihan, pengantar jemput....

    sedekat apapun orang orang itu, ternyata kita gak boleh lengah ya harus waspada terus mnerus.

    jadi was was banget
    ketakutan tiap anak berangkat sekolah

    ReplyDelete
  16. semoga kita semua dilndungi alloh ya tante

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^