Masih
terdengar suara Afyad sedang mengutak-atik pintu berjeruji besi di ruang tamu.
Saya bisa mendengarnya dari kamar kami. Saat sedang asyik di depan notebook,
terdengar pintu pagar terbuka. Saya pikir itu suami saya yang tadi sempat
keluar. Ia sedang ada urusan di dekat rumah dan tidak mungkin lama. Saya
menebak-nebak sembari masih sibuk di depan notebook.
Tak
lama kemudian saya keluar kamar. Bertepatan dengan itu ibu saya bertanya, “Mana
Afyad?”
“Keluar
dengan bapaknya,” saya menjawab demikian karena Ibu itu orangnya suka panik dan
kalau panik emosinya gampang terpancing.
Sumber: www.shutterstock.com |
Sebenarnya
saya tak yakin dengan jawaban saya sendiri. Saya melihat pintu pagar sedikit
terbuka. Apa iya, Afyad keluar dengan
suami saya. Kenapa tadi itu sama
sekali tak terdengar suara suami saya? Astaghfirullah, jangan-jangan Afyad
keluar sendiri!
Saat
Ibu masuk ke dalam, buru-buru saya mengecek pintu ruang tamu. Pintu kayu masih
terbuka lebar. Gerendel pintu besi bagian atas tidak terkunci sementara bagian
bawahnya hanya tergeser seadanya, terlihat seolah-olah mengunci padahal tidak
demikian.
Kalau
Afyad yangmembuka pintu besi tadi, bagaimana dia keluar? Oalaah, ada meja plastik
di situ. Meja itu meja tempat bermain anak-anak. Terbuat dari plastik tapi
cukup kokoh untuk dipanjat anak-anak. Bisa saja tadi Afyad naik di atas meja
itu dan membuka gerendel bagian atas pintu besi berteralis itu. Berarti Afyad keluar rumah sendirian!
Saya
lari ke dalam rumah mencari HP, hendak menelepon suami saya untuk memastikan
keadaan dan memintanya segera mencari Afyad jika benar Afyad keluar sendiri.
Secepat kilat saya mengambil jilbab dan berlari keluar rumah. Saya tak
memberitahu siapa pun, takut membuat Ibu panik.
Tiba
di depan pagar saya bingung, hendak ke kiri atau ke kanan? Insting saya
membimbing saya untuk ke arah kanan. Baru lima meter saya melangkah, di
tikungan muncul seorang tetangga menggandeng anak perempuannya dan … Afyad yang
sedang tersenyum lebar. Terima kasih ya Allah!
“Anak
ta’ jalan sendiri. Jauh mi di sana,” perempuan itu – saya tak tahu namanya tapi saya tahu
rumahnya, menunjuk ke arah timur laut. Berarti Afyad tadi hendak keluar, ke
arah lorong tiga.
“Saya
perhatikan dia, Saya bilang … keluar sendiri ki ini, ndak na tau mamanya
dia keluar,” tambahnya lagi.
“Iya,
dia manjat tadi, buka pintu terus keluar. Terima kasih di’, terima kasih,” senang sekali saya melihat Afyad pulang. Afyad
bebas untuk kedua kalinya hari ini tapi ia pulang. Saya bersyukur, walau tak
sering keluar rumah, tetangga sekitar mengenali saya dan anak-anak. Kalau
keluar rumah saya suka menegur mereka atau sekadar tersenyum sembari
mengangguk.
Terima
kasih ya Allah, Kau menolong saya sekali lagi, melalui tetangga yang baik hati.
Memang benar adanya, kami harus berbaik-baik pada tetangga.
Makassar, 3 April 2014
Afyad
pernah “bebas” sebelumnya dan ditemukan oleh tetangga yang lain, kisahnya bisa
dibaca di tulisan berjudul Afyad Bebas
Share :
syukurlah mak ada tetangga yang baik hati dan mengantar pulang Afyad.
ReplyDeleteAlhamdulillah mbak Susan :)
DeleteAnak anak memang kadang punya ide ajaib untuk keluar yg kadang kita ngga duga mak. Aku jadi ingat anakku raisyah yg pernah keluar rumah lewat teralis jendela hihihi..
ReplyDeleteWah... kebayang betapa paniknya saat itu Mak.
ReplyDeleteTerus terang aja, banyaknya berita kejahatan di televisi membuatku jadi paranoid dan mudah cemas/khawatir akan keselamatan anak, Mak.
Iya Mak, makin tua dunia makin banyak hal2 aneh
DeleteHehe, dik Afyad banyak ide untuk ngebuka pintu pagarnya. Puji syukur gak sampai jauh yah, Bun. untung ada tetangga yang menuntun pulang ke rumah.
ReplyDeleteIya alhamdulillah tidak jatuh. Dia manjat2 buka pintu besi. Untung juga ada tetangga yangbaik :)
Deletealhamdulillah,untungnya ada tetangga yang lihat ya mbk...g kebayang gimana paniknya tiba2 anak g ada di rumah
ReplyDeleteIya mbak .. alhamdulillah
DeleteAfyad,, cepet gede ya sayang, biar Ibunya nggak hawatir terus
ReplyDeleteAamiin :)
DeleteAlhamdulillah...
ReplyDeletemakanya jangan ng'blog mulu atuh...ajakin jalankeliling kampung masuk kelorong lorong supaya rasa penasaran afyda ngga menggunung dan kabur sendiri....hehehe
Ahahaha tahu saja si Akang ini kalo mamanya lagi ngeblog :D
Deletewaduh bisa bahaya kalau anak sampai hilang dari pandangan mata. Syukurlah masih ada yang mengenalinya
ReplyDeleteIya alhamdlillah sekali :)
DeleteIni kenapa Afyad gak pamit aja pas mau ke luar rumah, Mba?. Kayak mau kabuuur. Hihihi
ReplyDeleteSangat berrisiko keluar sendirian.
Memang dalam rangka kabur hihihi
Deletewih untung dak hilangji kodong,,, cepatji didapat... ;) Alhamdulillah
ReplyDeleteIyye :)
DeleteAllhamdulillah ada yang mau membantu ya mbak
ReplyDeleteAlhamdulillah mbak :)
Delete