Tulisan ini merupakan kelanjutan dari dua tulisan sebelumnya:
Salah satu daya tarik pelatihan ini bagi saya
adalah materi MENULIS NON FIKSI, yang dibawakan oleh pak Uslimin, wakil pemimpin
redaksi harian Fajar. Ini sehubungan dengan minat saya kepada penulisan non
fiksi. Mengenai penulisan non fiksi ini, pak Uslimim memaparkan dua hal, yaitu
cara menulis berita dan ficer (feature).
Berita
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, berita
adalah: cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat;
kabar.
Pak Uslimin |
Tak semua hal bisa digolongkan berita. Berita
merupakan peristiwa yang dianggap laik berita (mempunyai nilai berita/news
value). Kriterianya adalah:
- Aktual (kekinian). Maksudnya baru saja terjadi, belum basi.
- Signifikansi (penting). Penting atau berpeluang mempengaruhi kehidupan orang banyak, atau kejadian yang mempunyai akibat terhadap kehidupan pembaca.
- Magnitude (besar). Peristiwa besar yang berpengaruh bagi kehidupan orang banyak, atau peristiwa yang menyangkut angka-angka yang bila dijumlahkan akan menjadi sangat menarik.
- Proximity (kedekatan). Peristiwa yang terjadi dekat dengan pembaca, biasanya bersifat geografis atau emosional
- Prominence (tenar). Menyangkut orang, benda, atau tempat yang terkenal atau sangat dikenal oleh pembaca
- Human interest (manusiawi). Peristiwa yang memberi sentuhan perasaan. Biasanya, peristiwa menyangkut orang biasa dalam situasi luar biasa, atau orang besar dalam situasi biasa.
- Konflik. Ada pertentangan antara dua pihak.
- Unik. Peristiwa tidak biasa atau langka
- Seks. Menyangkut kehidupan manusia, seperti perceraian, perselingkuhan.
- Ketegangan. Peristiwa yang sangat menegangkan
- Kemajuan-kemajuan. Tentang inovasi baru atau perubahan
Dalam menulis berita, harus dapat
mempertanggungjawabkan kebenaran, aktual, dan informative dari isi berita dan
memenuhi 6 unsur yang disebut 5W1H (what/apa, who/siapa, when/kapan,
where/di mana, why/mengapa, how/bagaimana) yang wajib dihafal
di luar kepala seorang jurnalis.
Syarat lain yang perlu dipahami oleh jurnalis
(baik juga diketahui oleh yang non jurnalis) adalah struktur piramida
terbalik. Jadi, struktur berita: inti informasi, data penting, dan informasi tambahan ditulis dalam format
seperti piramida tapi terbalik.
Inti informasi ditulis pada paragraf awal
(disebut sebagai "lead" atau "teras berita";
biasanya satu hingga dua paragraf). Untuk bentuk straight news,
diusahakan kaidah 5W1H sudah termuat semua di sini. Menyusul data penting pada paragraf-paragraf
selanjutnya, lalu penjelasan tambahan.
Mengapa bentuk piramida terbalik ini penting?
Alasannya adalah:
- Agar pembaca dapat segera mengetahui inti dari berita yang ingin diketahuinya dengan hanya membaca paragraph-paragraf awal berita.
- Untuk menyiasati keterbatasan ruang dan tempat. Sehingga jika naskah disunting, bisa dilakukan dengan lebih cepat tanpa menghilangkan substansi berita.
Reportase
(Ficer/feature)
“Reportase terbaik adalah yang bisa memancing
pembaca seakan hadir dan menyaksikan langsung objek tulisan kita,” demikian
papar pak Uslimin.
Dalam reportase tertuang apa yang diindera oleh
mata, telinga, hidung, lidah, dan kulit penulisnya saat meliput sehingga
pembaca ikut merasa mengalami apa yang kita tulis. Informasi yag diberikan kpd
pembaca mengandung unsur kemanusiaan yang seringkali terlewat dalam berita.
Kejadian atau keadaan diceritakan beserta aspek kehidupannya, bukan sekadar
5W1H.
Pak Uslimin memberikan contoh ficer yang pernah
dituliskannya, sebagai berikut:
Makiyah Marwah Jaman, Bayi yang Lahir di Pemondokan Jemaah Haji, Mekah “Ariari Dipotong Pakai Gunting Tahalul “Mungil. Rambutnya hitam lebat. Dahinya dipenuhi bulu halus. Dalam bungkus kain beralas selimut merah, dia terlelap damai.
Kelahiran Maiyah Marwah Jaman, Sabtu dinihari, 26 Oktober, sama sekali tak terduga. Bukan hanya oleh petugas kloter dan sektor serta jemaah lainnya. Tapi, juga oleh ibu-bapaknya sendiri; Ika binti Abd Razak, 43 tahun, dan Jaman bin Minin, 49 tahun. (dst, FAJAR edisi SENIN, 28 Oktober 2013).
Latihan Menulis
Berita
Pak Uslimin meminta para peserta workshop untuk
menuliskan berita (straight news) mengenai workshop ini. Hasilnya
langsung dievaluasi oleh pak Uslimin. Berikut catatan dari pak Uslimin:
- Sajikan jumlah data yang akurat. Akurasi amat berkaitan dengan jumlah. Jangan malas menghitung. Kalau jumlah yang ingin diceritakan tak sampai 50, hitung saja. Kalau kesulitan dalam menyebut jumlah, sebutkan perbandingan.
- Untuk menampilkan detil, kalau menyebut kata “di antaranya” jangan dituliskan semua. Misalnya dalam menyebutkan beberapa komunitas yang hadir dalam workshop ini, ambil sampel 5 komunitas yang mewakili semua kalangan.
- Jangan melabel, jangan pakai “Pak”. Langsung saja sebut namanya.
- Dalam menulis lebih baik pernah salah karena pernah menulis daripada tidak pernah salah karena tidak pernah menulis
- Bagusnya, menulis diniatkan pula untuk ibadah.
Ki-ka: bu Zul Khaeriyah, Lisa, Tari, dan bu Yospina |
OPINI
Opini adalah pendapat, pikiran, atau pendirian
(ide). OPINI bersifat pribadi, subjektif, dan bukan fakta. Tapi, sebuah opini
bisa lahir dari rangkaian fakta yang terstruktur dan sistematis. Misalnya berangkat dari fakta bahwa para
koruptor berlatarbelakang pendidikan yang bagus bahkan agama tapi tidak
menjamin mereka melakukan korupsi. Selain itu opini yang ditulis bisa pula
dengan cara mengomentari opini orang lain.
Anatomi opini:
- Pembukaan (pendahuluan)
- Isi (batang tubuh)
- Penutup (simpulan)
Langkah menulis opini:
- Pilih topik yag dikuasai
- Pilih topik yang diminati (misalnya hobi)
- Kumpulkan bahan (pantau data terakhir dari koran, majalah, atau internet. Dari data yang terkumpul bisa menyajikan data statistik mengenai topik tulisan sehingga bisa mengulasnya lebih actual).
- Buat perencanaan (misalnya dengan membuat outline).
Bagaimana menuliskannya?
- Pancing perhatian pembaca dengan kalimat menarik.
- Tulis dengan gaya yang hidup: pilih kata populer, pilih kata kerja untuk menunjukkan kesan gerak, buat kalimat efektif.
- Buat aliran pembahasan yang mengalir melalui pergantian alinea per alinea
- Pilih kata penghubung yang menarik antaralinea
Tips lain:
- Gunakan kalimat pendek
- Gunakan bahasa yang mudah dipahami
- Gunakan bahasa sederhana dan jelas pengutaraannya.
- Gunakan bahasa tanpa kalimat majemuk
- Gunakan bahasa berkalimat aktif bukan pasif
- Gunakan bahasa kuat dan padat
- Gunakan bahasa positif, bukan negatif
Selanjutnya pak Uslimin memberi dua tugas kepada
para peserta workshop, yaitu menulis opini terkait masalah perempuan dan
reportase mengenai pengalaman yang paling menarik di komunitas masing-masing.
Tugas ini harus disetor paling lambat pukul 8 pagi keesokan harinya.
Badan saya mulai terasa lelah, tapi saya masih
bersemangat. Tak salah saya bela-belain meninggalkan rumah untuk menimba
ilmu di sini. Saya merupakan salah seorang dari 14 perempuan di antara jutaan
perempuan di Makassar yang mendapatkan peluang ini. Wow, betapa
beruntungnya saya.
Saatnya beristirahat sejenak, mendirikan shalat
ashar dan menikmati secangkir teh beserta kudapannya sebelum masuk materi
berikutnya.
Makassar, 28 November 2013
Bersambung ke tulisan berikutnya
Share :
Makasih sharingnya mbak Niar. Musti di catet nih ^^
ReplyDeleteMakasih dah mampir Mbak .. moga bermanfaat :)
Deletewah nambah ilmu lagi..keren, trmakasih mak...
ReplyDeleteMakasih dah mampir ya Mak :)
DeletePaling ga bisa kalo disuruh nulis berita...huhuhu
ReplyDeletethanks mbak, info yang sangat bermanfaat ini mah :D
ReplyDeleteIlmunya bermanfaat sekali ini buu. Ijin copy paste untuk catatan belajar aku sendiri ya.
ReplyDeleteTerima kasih sudah berbagi :D
Masyaallah... wah keren...
ReplyDeletekopi materinya yah? moga2 bisa juga mengisi materi yang sama nantinya