I'm Ready for the Next Battles

Di sela-sela rutinitas harian, saya ngeblog termotivasi dan bertujuan untuk membangun prasasti sejarah saya, untuk mendokumentasikan keseharian dan renungan saya, semoga bisa menjadi warisan bagi anak cucu saya kelak dan ada manfaat yang bisa mereka petik dari tulisan-tulisan saya. Mengingat motivasi dan tujuan, membuat ngeblog saya lancar. Kemudian saya merasakan pengalaman yang menyenangkan dalam mengikuti lomba, pernah merasakan menang, dan mendapatkan hadiah. Ketika kalah, dan kekalahan itu dapat mengancam aktivitas ngeblog, saya harus segera mengambil sikap …
***
Dari banyak lomba yang saya ikuti, yang paling berat adalah lomba blog #10daysforASEAN. Dalam lomba ini peserta harus menyetor 1 tulisan setiap harinya dengan tema yang ditentukan panitia. Temanya tidak ringan, membuat saya harus belajar banyak, menganalisanya, lalu membuat tulisannya.

Dikelilingi 3 bocah dalam rentang usia beragam (12 tahun, jalan 7 tahun, dan jalan 4 tahun) serta aneka kerjaan rumahtangga, membuat ini bukan hal yang mudah. Beberapa kali saya harus begadang untuk menyelesaikan tantangan itu karena saya tak mungkin melakukannya di pagi hari. Sebab di pagi hari,saya terganjal dengan pekerjaan rumah yang harus diselesaikan “sambung menyambung” hingga batas waktu yang ditentukan panitia (pukul 10 pagi).

Gambar dari: depositphotos.com
Banyak yang sama berdebar-debarnya dengan saya dalam menunggu pengumuman. Mereka sama berjuangnya dengan saya. Banyak pula yang ibu rumahtangga seperti saya, hebat-hebat pula. Tanggal 15 September adalah hari yang ditunggu-tunggu. Siang itu saya buka notebook, on-kan modem dan meluncur ke twitter land. Rupanya sudah ada link yang menuju ke pengumuman 10 finalis #10daysforASEAN di situ. Langsung saya kebut ke TKP.

Dalam hati saya ada yang berbisik, “Bersiaplah kalau-kalau tak ada namamu di situ!” Tapi jantung tak bisa diajak kompromi, dia berdebar-debar saja tak karuan saat mengeja satu demi satu nama yang tertera. Sepuluh nama terlewati, tanpa nama saya di antaranya.

Walau sudah tahu kalah adalah sebuah kemungkinan dan saya sudah biasa kalah, tetap saja ada rasa semacam “tidak lulus ujian padahal sudah belajar keras” (rasa macam apa itu ya? Coba saja bayangkan sendiri deh J).  Hu hu hu, saya tak suka rasa itu. Maunya biasa saja, santai saja. Saya kan sudah biasa kalah? Atau harus lebih sering kalah supaya terbebas dari rasa seperti itu? Mungkin ya … kekalahan itu seperti bantal pengaman lho. Semakin banyak bantal pengaman itu bertumpuk, maka saat kita jatuh dari sebuah kompetisi yang berikut tak ada rasa sakit di badan kita.

“PLAK … AYO BANGKIT,  MENGASIHANI DIRI SETELAH MENGALAMI KEKALAHAN BISA MENYURUTKAN SEMANGAT MENULIS DAN NGEBLOG!” saya membayangkan sedang menggampar diri saya sendiri.

Saya punya angan-angan menyikapi pujian sama dengan menyikapi celaan. Pun menyikapi kemenangan sama dengan menyikapi kekalahan. Saya ingin merasa damai dalam kondisi apapun. Sebahagian apapun atau seduka apapun.

Maka, anggap ini pelajaran hidup. Kembali kepada tujuan dan motivasi saya dalam ngeblog. Eh, tujuan atau motivasi? Kayaknya dua-duanya deh, ya tujuan ya motivasi juga. Oke, begini, kan sudah berulang kali saya bilang saya itu ngeblog untuk membangun prasasti sejarah saya. Jadi, seharusnya memang tidak masalah dong menang atau kalahnya? Toh satu tulisan itu bisa dianggap satu komponen prasasti? Kemudian, segala ilmu yang saya peroleh dalam pengerjaan tulisan kan tidak ada yang sia-sia. Iya kan?

Sebelumnya saya sudah punya modal untuk bangkit: saya tidak berpikir untuk mempertanyakan kapabilitas dewan juri dan saya tidak mau membanding-bandingkan diri saya dengan para pemenang, karena dua hal ini bisa menjerumuskan saya ke dalam perangkap bernama ujub.

Saya pun yakin, Yang Maha Kuasa selalu tepat sasaran dalam memberikan rezekinya. Ia tak pernah menukar rezeki makhluk-makhluknya. Nah, apa lagi? Saya tidak punya alasan lagi untuk tidak bangkit.

Maka inilah saya, dengan dikelilingi 3 bocah dalam rentang usia beragam yang memiliki kebutuhan dan kepentingan yang berbeda-beda serta dikelilingi aneka kerjaan rumahtangga tangga tanpa asisten rumahtangga yang membantu, saya kembali kepada motivasi dan tujuan saya dalam ngeblog. I’m ready for the next battles. Menang atau kalah, bukan masalah.

Makassar, 16 September 2013


Cerita inidiikutsertakan dalam 2nd Give Away Ikakoentjoro’s Blog



Share :

24 Komentar di "I'm Ready for the Next Battles"

  1. wah ternyata situ pekerja keras juga yah, hebat saya salut banget.
    ^_^

    ReplyDelete
  2. semangat mba.. aku salut sama semua peserta yang berhasil ngeblog 10 hari itu, temnaya berat2 pula. AKu aja ndak berani daftar :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Belajarnya saat mau nulis saja mbak. Gak nyangka temanya berat. Tadinya saya pikir nulis bebas saja. Yaah pengalaman berharga sih sebenarnya, tidak ada ilmu yang sia2 :)

      Delete
  3. bener bangeets tante, tanpa ada alasan mengapa kita harus nge-blog sepertinya akan ogah2an juga buat update hehe...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul sekali, itulah yang membuat kita bertahan :)

      Delete
  4. Tetap semangat Mbak Niar...gak menangpun tulisanmu berbobot Mbak...bernas !

    Oya sukses GAnya yaa...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aih terimakasih mbak Lies yang tulisannya juga keren2, sering menang lomba pula :)

      Delete
  5. Sepertinya peserta yg kalah di lomba ini memang banyak yg galau. gimana enggak? temanya susah-susah dan nulisnya 10 artikel :D
    Selamat mba Niar dah menyelesaikan tantangan yg berat ini. Aku sengaja ga daftar krn ikut yg 30 hari ngeblog aja bolong sehari :D

    ReplyDelete
  6. Salut sm mbak Niar, saya yang baru punya anak satu aja udah ribet mo nulis seminggu sekali :D

    Setuju banget "Kekalahan itu seperti bantal pengaman" *soalnya saya mah emg udah biasa kalah hehehe*

    ReplyDelete
  7. Wah, namax kecewa manusiawi kk, aku juga kecewa tp sm spt kk Niar rezeki takkan pernah ketukar, tantangan ini mmg sangat sangat berat, d awal mmg motivasiku mw update blog n uji nyali sih, pokokx ttp semangat wlwpn aku sptx banyak kalahx deh drpd menangx, hehehehehehe :)

    ReplyDelete
  8. kok saya malah jadi terinspirasi sama perkataan mbak ini seperti men-script-kan sejarah hidup kita.

    ini bisa jadi kayak autobiografi, apalagi kalo kita jago membumbui pakai kata2 membahana badai sahrini gitu..

    ReplyDelete
  9. Mbak Niar semangatnya kereeen...! Semangat mbak, hadapi battles. Sapa takuut!

    ReplyDelete
  10. Setuju mba,...semangat trus yukkk :)

    ReplyDelete
  11. Tetap semangat yaa untuk ngeblog, kalah memang salah satu resiko tapi bangkit lagi tanpa harus terpuruk adalah pilihan.

    ReplyDelete
  12. setiap kali sy kalah dlm lomba juga nafsu makan sy agak berkuran (tp herannya gak kurus2 hahaha). Cuma memang stlh dipikir2 lagi gak ada alasan utk kita terus bersedih. Maju terus :)

    ReplyDelete
  13. semangat, mba. insya Allah dikasih rejeki dari jalan lain.

    ReplyDelete
  14. yea! semangat setidaknya kan bukan tujuan utama menang, tapi tujuan utama berusaha memenangkan eh.. hehe, sama saja yang penting niatnya udah semangat menang itu bukan menjadikan kita besar hati tapi merendah hati. Semoga nanti kalau ada menang. Kalau kalah gpp mba asal tulisan mbak kan bermanfaat sekali lho buat pembaca. tertama aku :)

    ReplyDelete
  15. Kalah menang relatif kok mbak.. kan yang juri manusia hehehe

    Juara di mata juri blum tentu bagus di mata pembaca lainnya. Menang jangan menepuk dada, kalah pun jangan ada gundah gulana. Poko'e menang gak menang yang penting senaaaaang

    ReplyDelete
  16. tetap semangatt mbak..tulisan mbak mugniar bagus2..aku malah ketinggalan jauh mbak..jarang ikut lomba gara2 jaringan internet lemot bgt :(

    ReplyDelete
  17. Tetap semaangaatt maaakk! Salut untuk perjuangannya.Soal ngeblog, saya masih jungkir balik bagi waktunya, hehe
    Semoga sukses untuk GA-nya ^_^

    ReplyDelete
  18. semangaaat semangat...aku juga on et off mba...tapi semangat tidak ada matinya...senang kalau bisa selalu saling menyemangati..at least rajin BW ya mak...cheers...

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^