Be a Good Neighbour

Sumber:
watsonimmigration.files.wordpress.com
Mengurus visa (perizinan untuk memasuki sebuah negara) itu cukup ribet. Ada syarat-syarat yang harus dipenuhi, seperti paspor yang masih berlaku 6 bulan ke depan, pas foto, foto kopi KTP, foto kopi kartu keluarga, bukti reservasi pesawat, bukti reservasi penginapan atau surat pernyataan dari karib atau kerabat yang akan menjamin tempat tinggal kita selama berada di negara itu, tanda bukti kemampuan keuangan, dan lain-lain.

Sepertinya ini yang menjadi dasar pemikiran mengapa sebagian besar anggota ASEAN memberlakukan bebas pengurusan VISA wisatawan bila hendak saling mengunjungi. Negara-negara ASEAN memang harus mempermudah kunjungan para tetangganya menyongsong terbentuknya Komunitas ASEAN 2015. NAmun tidak bagi Myanmar. Negara ini tetap mengharuskan siapa pun untuk mengurus visa bila hendak berkunjung.

Myanmar yang terkenal akan pelanggaran HAM, memiliki sejarah protes massa yang panjang. Gelombang protes Myanmar membesar sejak dimulainya masa pemerintahan militer Jenderal Ne Win. Tahun 1988, gelombang protes massa Myanmar ini melibatkan pelajar, pejabat sipil, pekerja hingga para biksu Budha. Protes hadir saat Ne Win menggunakan tentara bersenjata demi kudeta militer.


Sumber: edition.cnn.com
Sumber: www.bestourism.com
Dalam dua tahun ini, Myanmar terkenal lagi dengan berita kerusuhan berlatarbelakang agama. Awalnya konon hanyalah masalah sepele antar-individu yang kemudian meluas dan melibatkan petinggi agama. Lebih dari 22.000 orang, terutama dari warga muslim mengungsi akibat kerusuhan di Myanmar bagian barat yang telah menewaskan puluhan orang. Kerusuhan ini sampai-sampai dibawa oleh beberapa dari mereka di sebuah pasar di Kuala Lumpur pada akhir Mei lalu. Pergolakan di Myanmar memancing reaksi di mana-mana termasuk di Indonesia.

Myanmar sebenarnya negeri yang eksotik. Memiliki 4 ikon yang keren untuk kunjungan wisata, Myanmar menjadi pilihan sebagian orang yang senang menjelajah: Yangon sebagai kota terbesar, Mandalay dan Bagan dengan atmosfer kuno kerajaan Burma, juga danau Inle. Kota Bagan yang hanya memiliki luas 42 kilometer persegi memiliki keunikan yang tak dimiliki negara lain: konon ada 2.000 pagoda tersebar di dalamnya.

Sumber: www.reddit.com
Sumber: www.kakigatel.com
Sebenarnya sayang juga ya Myanmar tak membebaskan visa pariwisata bagi negara-negara tetangganya untuk masuk ke negaranya. Untuk banyak penjelajah, kemudahan pengurusan visa seakan sebuah anugerah. Apalagi bagi para backpacker. Namun Myanmar pastilah punya pertimbangan yang positif untuk negaranya. Sebagai tetangga yang baik, kita harus menghormatinya. Bila kita memberikan kemudahan akses kepada tetangga kita untuk berkunjung, bukanlah tetangga yang baik bila kita menuntutnya memberikan hal yang serupa kepada kita. Tetangga yang baik tidak boleh menuntut tetangganya.

Sementara untuk kita sendiri, sebaiknya melatih diri untuk menjadi warga Indonesia sekaligus tuan rumah yang baik. Ikut mempromosikan kekayaan negeri kita dan turut serta dalam pelestariannya, walau berupa langkah kecil tentunya bisa sangat berarti. Saat disambangi wisatawan, kita bisa benar-benar menunjukkan keramahan yang tulus.

Eh, tapi kemampuan berbahasa asing, minimal bahasa Inggris kita mestinya ditingkatkan ya? Bagaimana bisa melayani tamu asing dengan baik kalau kemampuan bahasa Inggris kurang baik? Yang ada malah kita megap-megap, tak mampu mengatakan apa-apa. Malu-maluin ya? Aih ini peringatan buat diriku yang kemampuan Englishnya sudah gagap total karena jarang dipakai L

Makassar, 29 Agustus 2013

Referensi:

http://wikipedia.org
http://theluggagestories.wordpress.com/tips-aplikasi-visa/
http://id.berita.yahoo.com/22-000-orang-mengungsi-akibat-kerusuhan-di-myanmar-074027136.html
http://news.detik.com/read/2013/06/13/155354/2272635/1148/buntut-kerusuhan-malaysia-akan-pulangkan-warga-myanmar?nd771104bcj
http://news.detik.com/read/2007/09/27/221921/835328/10/seorang-jurnalis-jepang-tewas-dalam-kerusuhan-myanmar?nd771108bcj
http://kakigatel.com




Share :

29 Komentar di "Be a Good Neighbour"

  1. #minggir ah,

    Mbak Nira, kok pd cepet ya publishednya. saya keteteran neh mbak, mau pindahan soale [curcol deh]

    ReplyDelete
  2. Dan sebelnya, visa Myanmar ini terhitung mahal, apalagi untuk sesama negara South East Asia yang nilai kurs mata uangnya jauh di bawah us dollar. Apakah mereka sadar negerinya begitu eksotis sampai 'berani' mematok visa, dan mahal, termasuk utk negara-negara tetangganya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Naaah ini dia jawabannya mengapa mereka belum membebasvisakan negara2 sesama ASEAN ke Myanmar: pertimbangan ekonomi. PAdahal kalo dibebaskan bisa jadi tidak pengaruh sama pemasukan devisanya ya. Kan asyik tuh melancong dari negara tetangga satu ke negara tetangga lain tanpa ribet dengan urusan visa ^__^

      Delete
  3. wah, udah publish aja, salut, mana infonyah komplit gitu. Aku males banget mo google inpoh, jdnya ngedraft aja belom..hiks

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, terpaksa harus browsing kalo temanya kayak gini :)

      Delete
  4. Mba Niar, salam peserta #10daysforasean. Rusuh-rusuh wae ya, Myanmar teh. Mungkin itu salah satunya mereka 'malu' dapet tamu banyak-banyak hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waaah baru ngeh kalo mbak Efi ikutan juga toh. Hm, malu ya? Apalagi sekarang ini ya rusuuuuuh saja :)

      Delete
  5. Wahhh..udah bikin aja..aku baru aja pulang gladi resik kawinan sodaraku. Cepat sekali nulisnya..hebat..lengkap pula

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waduh belum lengkap2 amat mbak Ade. Ini hasil browsing saja. Mudah2an sesuai dengan persyaratan dan mampu memikat juari :)

      Delete
  6. tinggal berapa hari lagi mbak tantangan nulisnya?
    semangat ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hari Jum'at ini hari ke-lima mbak. Ini lagi nunggu tema baru :)

      Delete
  7. kalo bagi saya sich..tak apalah bahasa inggris saya masih senin kamis, kalo bisa di mengerti oleh turis dari mancanegara ..ya alhamdulillah, tapi kalo nggak..ya cobalah untuk mengerti bahasa indonesia juga dech, bukankah mereka datang ke negri kita menjadi tamu..berilah mereka pelayanan yang maksimal, namun jangan merubah identitas kita dengan berusaha menjadi seperti mereka yang bisa cas cis cus bahasa inggris, jadi menurutku adalah kesopanan bila mereka mau belajar tentang negri kita..termasuk bahasa Indonesia...karena saya bangga berbahasa indonesia...dan saya akan lebih malu bila mahir cas cis cus dengan bahasa inggris...tapi saya lupa akan bahasa ibu saya sendiri...indonesia....salam :-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ada satu melemahan bila mereka pada mau belajar bahasa Indonesia sementara kita tetap dengan bahasa Indonesia kita. Yaitu, dalam era Komunitas ASEAN tahun 2015 nanti, mereka akan bebas merdeka masuk ke dalam segala macam sektor barang dan jasa dalam negeri kita. MEreka akan dengan mudah mempelajari kebiasaan kita untuk menciptakan teknik2 marketing yang jitu dan akhirnya merebut pasar kita. Itu makanya perlu bagi kita untuk belajar bahasa asing, juga bahasa2 negara2 anggota ASEAN supaya tidak kalah dalam persaingan nanti.

      Sebagai orang Indonesia, tetap harus bangga dong dengan bahasa kita. Itu nasionalisme. Namun mengenai menguasai bahasa Inggris atau bahasa asing berbeda dong tujuannya, sama sekali tak ada kaitannya dengan nasionalisme. Eh tapi justru makin menguatkan nasionalisme karena kita bisa menjelaskan tentang negara kita dengan baik kepada mereka. KArena toh tak mungkin kita menuntut turis untuk fasih berbahasa Indonesia kemudian kita menjelaskan patai Losari misalnya dalam bahasa Indonesia, mana mereka mengerti ttg kekhasan pantai Losari misalnya? Kalau kita bisa menjelaskannya dengan baik, bisa mengundang eterpesonaan mereka sehingga mereka mau dan mau lagi menjelajah negeri kita.

      Salam pak :)

      Delete
  8. layaknya dalam kehidupan sosial lingkup kecil, kalo kita baik sama tetangga bagaimanapun sikap dan perilaku tetangga, maka pasti suatu saat tetangga kita luluh juga nuraninya untukmelakukan kebaikan yang sama terhadap kita. Begitu pula dengan kehidupan bernegara

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar pak. DAlam lingkuo kecil demikian, dalam skala besar pun demikian :)

      Delete
  9. Senang membaca informasinya. Keren. Miyanmar selalu megingatkan saya kudeta militer.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kekacauan negaranya yang membuat mereka sangat berhati2, terutama dalam memasukkan orang asing ke negeri mereka ya mak

      Delete
  10. sayang banget memang...
    bagaimanapun juga burma dulu berperan aktif membantu kita memperjuangkan kemerdekaan. apa mungkin mereka takut kalo visa dibebasin, rambo bakal masuk kesana lagi ngacak-acak tentaranya...

    ReplyDelete
  11. wah moga sukses nih lombanya...
    eh jadi pengen kesana penasaran bgd, meski hars pake visa ya mbak hohooo...

    ReplyDelete
  12. namany jg br mulai membuka diri yah..
    ky kita aja gmn sm tmn2.. klo.udah deket bgt pasti ga ragu utk buka2an :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya ... mudah2an nanti Myanmar tergerak untuk buka2an :)

      Delete
  13. Kalau menutup diri kesempatan berkembang jadi terbatas..

    ReplyDelete
  14. myanmar seperti jepang yang tidak membebaskan visa pariwisata untuk indonesia, karena kebanyak orang indonesia yang tidak disiplin dalam masalah pembatasan waktunya. ^_^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Untuk semua tidak dibebaskan Myanmar. Bisa jadi masalah itu juga ya pertimbangannya :)

      Delete
  15. wuiih, itu kuil di atas tebing keren banget yaaa...
    kalo di eropa, ada kastil di atas tebing
    yang di asia, kuil di atas tebing milik myanmar!
    keereeeenn

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^