Perdebatan "Telur" Nan Alot


“Mama, saya mau telur seperti yang itu hari!” pinta Athifah.
Tangannya memperagakan sebuah gerakan. Mama tak bisa menangkap maksud gerakan itu.
“Telur dadar?” tanya mama.
“Bukan.”
“Telur mata sapi?”
“Bukan.”
“Telur rebus?”
“Bukan. Bukan yang dimasak. Seperti yang itu!”
Ia membuka kulkas dan menunjuk telur (mentah) yang berada di rak telur.
  
“Itu mentah, Nak. Tidak bisa dimakan. Tunggu saja, biar mama rebus dulu. Tapi kalau maunya direbus, tunggunya agak lama. Kalau mau didadar lebih cepat,” ujar mama.
“Bukan, tidak dimasak. Mama tidak mengerti,” sahut Athifah.
Sudah mulai terdengar nada kesal di suaranya karena menurutnya mama sulit mengerti maksudnya.

Nona mungil ini masih menunjukkan gerakan-gerakan.
Mama menebak, gerakan itu adalah gerakan membuka telur rebus.
Mama berkata, “Telur rebus.”
“Bukan,” jawabnya.


“Athifah ke depan saja dulu. Biar mama masakkan. Nanti Athifah lihat apa yang seperti itu,” usul mama.
“Tidak. Tidak dimasak!” serunya.

Rasanya mama mau menangis saja.
Tebak-tebakan ini sungguh alot.
Telur yang biasa dimakan Athifah kan hanya tiga macam itu.
Ini telur apa maksudnya?

Saat ato’ muncul, mama berkata, “Coba bilang sama ato’, telur apa yang kau maksud.”
Athifah menjelaskan kembali. Sama seperti tadi.
Ia menambahkan satu petunjuk penting, “Seperti yang Faqih makan, Ato’. Yang Faqih tidak suka kuningnya. Putihnya saja yang dia suka!”

Itu telur rebus.
Mama tahu, Faqih (keponakan mama) sukanya bagian putih dari telur rebus. Ia tak mau makan bagian kuningnya.
Ato’ juga berkata, “Telur rebus!” menegaskan pendapat mama.

Karena tak tahu mau melakukan apa terhadap si telur, mama keluar ruangan.
“Sudahlah. Tak usah saja kalau tak mau makan,” kata mama.
Biasanya nona mungil ini akan berpikir panjang dan mendatangi mama.

Benar saja. Tak lama kemudian Athifah mendatangi mama.
“Iya deh Mama. Saya mengerti.”
Itu berarti ia tunduk pada langkah mama selanjutnya.

Maka mama merebus sebutir telur untuk nona mungilnya.
Saat melihat telur rebus yang baru dikeluarkan oleh mama, Athifah berkata, “Iya, seperti ini yang saya mau.”

Makassar, 10 Juli 2012

Dalam kealotan ini, ada pembelajaran bagi Athifah






Share :

29 Komentar di "Perdebatan "Telur" Nan Alot"

  1. Mestinya mama bilang, "Iya, telurnya tidak Mama masak. Cuma Mama rebus."

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yaaa .. dia tahu :)
      Millati, blognya kena malware lho. Ada peringatan waktu saya mau masuk

      Delete
    2. Malware apa? Tadi saya buka baik2 aja..

      Delete
    3. Ntar, saya cari dulu yang saya copas tadi yaa

      Delete
    4. "catatan-millati.blogspot.com contains content from www.geocities.ws, a site known to distribute malware. Your computer might catch a virus if you visit this site."

      Begitu pesannya. Kalo dari komputer Millati tidak terlihat, tapi dari komputer lain bisa. Niar Ningrum juga baru2 ini kena malware. Sy dpt pesan begitu juga waktu mau baca lanjutan postingannya. Yang dapat pesan itu bukan hanya saya (waktu itu) ada juga yang lain. Tapi tdk semua orang dapat.

      Coba tanya mas Loz Akbar, bagaimana menanganinya. Waktu itu di FB (sy lu[pa Blog Camp atau di Warung Blogger), mas Loz memberitahu cara menanganinya

      Delete
    5. Padahal tadi buka dari chrome pun gak muncul warning. Aneh.

      Kalo geocities berarti dari widget yang nge-link ke situ. Padahal biasanya geocities baek2 aja -__-"

      Delete
    6. iya blogmu terkena malware.. td saya coba intip langsung mengarah ke warning message

      Delete
    7. Gimana sekarang? Sudah baik? Sepertinya dari pemilik blog tak kelihatan, Millati.

      Delete
  2. saling persepsi aja,antara anak & ibu
    tapi disini proses pembelajaran apa yang dinamakan sabar mba

    ReplyDelete
  3. Gara-gara telur malah bikin pusing. Mau putih telurnya aja atau kuning telurnya sama aja namanya telur rebus. Repot juga ya ngadepin si athifah he..he..

    ReplyDelete
  4. Replies
    1. Iya .. ternyata itu maunya. Awalnya, mamanya dibilang tidak mengerti. Untungnya dia mau mengerti pada akhirnya :)

      Delete
  5. anak-anak dimana2 sering begitu ya mbak, saya kadang mengalaminya juga...hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lumayanlah buat senam otak mami Zidane hehehe

      Delete
  6. tlur oh telur bikin mama pusing ya :)

    ReplyDelete
  7. hehehe...anak kecil suka 'keukeuh' ya ....

    ReplyDelete
  8. hehehe tidak natauki namanya..tp ngototki juga dih hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, masalah nda tau nama dan ngotot hehehe

      Delete
  9. Tunggu ampe Athifah nanya, "Duluan mana ayam apa telornya?" pasti bakal tambah alot! ;-)

    ReplyDelete
  10. besok lagi tiap kasih menu dicatet ya
    jadi kalo ngeyel tinggal tanya telur yang edisi kapan
    buka primbonnya beres
    haha gampang amat ya..?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hmmm ... usulan yang bagus mas Rawins :)
      Tambah foto sekalian kali ya biar mantap?

      Delete
  11. Mungkin dikira telur itu semuanya seperti telur rebus itu tak perlu dimasak lagi, hehee...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dipikirnya ada dua macam telur yang bentuknya lonjong begitu, yang satu macam sudah dimasak, yang satunya belum L)

      Delete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^