Kenapa Ya Jantung Pecah?

Di buku IPA Affiq ada soal yang menanyakan tentang seseorang yang mengangkat beban tetapi tidak melakukan pemanasan terlebih dulu. Yang ditanyakan, apakah benar atau salah yang dilakukan orang itu? Apa alasannya?
            
Jantung pecah

Mama tahu jawabannya adalah ‘salah’ tetapi mama tidak tahu alasannya apa. Mama sementara memikirkan jawabannya ketika kemudian Affiq berkata, “Ada kuncinya, Ma.”

            Mama dan Affiq pun sama-sama menelaah kunci jawaban soal tersebut.

            Di kunci jawaban disebutkan jawabannya adalah ‘salah’. Alasannya ‘karena hal tersebut akan membuat jantung secara tiba-tiba bekerja keras dan hal itu dapat merusak jantung’.

            Mendapatkan jawaban seperti itu, Affiq berkata, “Rusak? Kenapa rusak, Ma? Apa jantungnya pecah atau berdarah?”

            Mama tak dapat menahan tawa, “Tidak dong, fungsi jantungnya terganggu kalau begitu. Sama seperti kalau Affiq tiba-tiba berlari pagi padahal belum pemanasan, itu tidak baik.” Eh, nyambung tidak yah ... ah, disambung-sambungin sajalah .. J

Makassar, 7 Desember 2011

Untung ada kunci jawabannya ya sehingga mama tidak benar-benar mati gaya. Tidak enak juga, akhir-akhir ini pelajaran Affiq semakin sulit, membuat mama terpaksa sering mengucapkan ‘tidak tahu’ J


Share :

26 Komentar di "Kenapa Ya Jantung Pecah?"

  1. Ada J-nya maksudnya apa ya mbak? :D

    ReplyDelete
  2. @Una:
    Ada 'J'. Di mana? Di akhir tulisan yah ...Kalo di saya tampilnya emoticon yg smiley :)

    ReplyDelete
  3. Salam kenal balik, mbak..

    Wedeww...pelajaran sekolah anak2 sekarang makin ke sini makin sulit aja ya, lumayan jauh bedanya kalo dibandingin dengan kurikulum kita dulu :D

    ReplyDelete
  4. dan sukurnya saya di kelas sudah membiasakan anak tidak membuka kunci jawaban. soalnya di buku BSE sekolah dasar ada tuh jawabannya, walau gak semua soal. jadi orang tua memang harus kreatif, ya, pak. salam

    ReplyDelete
  5. mungkin karena aliran darah yang tiba2 cepat jadinya jantung lebih cepat juga memompa darah ya bu..
    karena tidak pemanasan jadi yang tadinya kerja jantung santai tiba2 dia harus memompa lebih cepat :D *sotoy*

    ReplyDelete
  6. Betul, Bunda. Saya juga terkadang menjawab tidak tahu, tidak ingat, atau menggeleng sambil tersenyum ketika Sabila tanya soal PR yang diberikan gurunya. Dan kalau kebetulan sedang online, lebih sering nyari jawabannya dengan tanya mbah Google. Intinya, disinilah proses belajar yang sesungguhnya, ketika dibuku tidak ada jawabannya, maka masih ada cara lain untuk mencari jawabannya.

    ReplyDelete
  7. @Dokter gigi gaul:
    Soalnya materinya tentang sistem peredaran darah pak dokter (kalo dulu kita dapatnya SMP, sekarang anak kelas 5 SD sudah dapat).
    Ya begitulah ...
    Eh, nyambung nda yah ... :D

    ReplyDelete
  8. @Allisa Yustica:
    Benar mbak, banyak bahan pelajaran SMP turun ke SD. Orangtua harus rajin memantau anaknya. Kalau tidak bisa keteteran banyak .
    Makasih dah mampir yaa ^^

    ReplyDelete
  9. @Rusydi Hikmawan:
    Saya seorang ibu pak guru .. hiks .. satu lagi yang ngira saya bapak2 :D
    Gak papa .. biasalah itu.
    Eung ...
    Sekarang ini bahan pelajaran anak2 aneh pak guru, terlalu banyak jenis soal sementara tidak ada di teori. Lagipula dalam menjawab soal eksakta (seperti IPA dan Matematika)ruang kreativitas terbatas. Malahan seringkali kita tak boleh kreatif karena jawabannya sudah pasti (eksak) hanya satu.

    Saya suka gemas menemani anak saya belajar karena soal2 yg muncul bisa kemungkinan apa saja bahkan yang sama sekali tak terpikirkan karena tidak ada sama sekali di pembahasan teorinya.

    Kenapa sekarang aneh begini?
    Dulu saya jarang ditemani belajar oleh orangtua saya, paling hanya matematika. Sekarang kalau kita tak menemani anak kita belajar di hampir semua bidang studi, wah bisa kasihan mereka karena beban kurikulum (atau hanya beban buku cetak?) sekarang 'keterlaluan' beratnya

    maafkan saya memakai kata 'keterlaluan' karena tidak tahu apa lagi kata yang selain itu yg pantas untuk dipakai ...

    Btw makasih kunjungannya pak guru :)

    ReplyDelete
  10. @Miss 'U:
    Wah, kalau kita' yang ditanya sama Affiq, pasti nda perlu buka kunci jawaban hehehe

    ReplyDelete
  11. @Abi Sabila:
    Memang lebih berat pelajaran sekarang abi Sabila. Banyak orangtua yang juga seperti kita ...

    ReplyDelete
  12. Hai, Mbak Mugniar.
    Memang susah ya jadi orang tua. Anaknya yang sekolah, tapi orangtuanya juga harus ikut-ikutan belajar.
    Wah, tapi asyik dong ya, orangtuanya jadi tambah ilmu. Yang bayar sekolahnya cuman satu, tapi yang makin pinternya sampai tiga orang: anak + orangtuanya, hihihihi..

    ReplyDelete
  13. Hihihihi berarti gw juga kudu persiapan neh Mba tar kalo Zahia sekolah kan pasti nanyanya tambah ceriwis lagi :-)

    *jadi orang tua emang wajib mengapdet pengetahuannya yah*

    ReplyDelete
  14. berkunjung lagi. barusan saya komentar panjang, eh jaringan lola banget, komputer krodit lagi, jadi lupa komentar yang hilang itu. saya juga merasakan hal yang sama, walau permasalahan beban ini sudah pernah dibahas ama pembesar2 pembuat kebijakan pendidikan, katanya utnuk mengimbangi perkembangan, saat negara2 lain yang semakin meroket, berarti kurikulum di negeri ini harus ditingkatkan, walau kesannya terlalu dipaksakan, tidak sebanding dengan pelayanan dan peningkatan kebebasan bersekolah anak2. dan kurikulum sebenernya sudah diberkan otonomi ke sekolah dan guru untuk menyesuaikannya, tapi tetep saja guru2 dan anak2 di'takuti' dg SKL yang semakin tinggi, dan guru dibebankan SI yang harus dituntaskan.

    ya namanya aja jadi abdi negara, semua kemauan di atas pun harus tetep kita lakukan. tapi saya menyiasatinya dengan penyederhanaan bahasan, ya maklum di SD, jadi mesti pinter2 guru membahasakan materi pelajaran menjadi lebih aplikatif saja. salam semangat bu guru mugniar

    ReplyDelete
  15. Pelajaran anak2 sekarang memang kayaknya susah deh, yah kalau mau dibandingkan dengan kita2 dulu. mungkin tuntutan jaman kali yah... hehehe *sotoy*

    itulah sekarang masalah Parenting banyak digembar-gemborkan, biar orang tua bisa bersikap yang paling tepat bagaimana mengimbangi sang anak :)

    Salam kenal, dari Makassar juga :)

    ReplyDelete
  16. @Vicky:
    Rasanya saya sudah balas komennya mbak tapi ternyata gak muncul yang tempo hari ... masalah internet rupanya ^^

    Bagus juga sebenarnya mbak ya supaya ortunya gak gampang pikun :D

    ReplyDelete
  17. @Zh!nTho:
    memang membingungkan koq hehehe

    ReplyDelete
  18. @Zulfadhli's Family:
    ya .. begitulah mbak realitanya :)

    ReplyDelete
  19. @rusydi hikmawan
    Yap .. 'penyederhanaan bahan' itu kuncinya. Bagaimana supaya materi menjadi sesuatu yang dekat dengan realita anak. Ini yang sulit dilakukan banyak guru.

    Saya suka baca komen pak guru.
    Tapi apakah itu SI dan SKL

    #garuk2 kepala#

    Saya bukan ibu guru, pak. Saya hanyalah seorang ibu yang merasa bertanggung jawab thd pendidikan anak saya di sekolah shg sy harus menemaninya belajar (sebab sekolah tdk bisa membuatnya memahami semua pelajarannya dengan baik).

    Suami saya pun turun tangan membimbing anak kami, terutama Matematika-nya...

    Btw, terimakasih pak guru dah mampir lagi.

    ReplyDelete
  20. @Syam Matahari:
    Sy tdk begitu yakin apakah ini memang benar2 tuntutan zaman, Spt-nya masih harus dikaji lagi oleh orang2 yg memahami filosofi pendidikan itu apa utk anak usia 6-7 hingga 12-13 tahun.

    Btw, makasih kunjungannya ^^

    ReplyDelete
  21. salam kenal juga pak,Affic kelas berapa ya?

    ReplyDelete
  22. @Mama Pascal:
    Saya seorang ibu mbak ^^
    Anak saya kelas 5

    Makasih sudah berkunjung ...

    ReplyDelete
  23. Betul mbak, nggak salah kok...segala sesuatu kan harus berproses, sebelum olah raga kita perlu pemanasan agar suhu tubuh kita meningkat perlahan dan aktivitas itu tidak membuat tubuh kita terkaget-kaget...
    :)

    ReplyDelete
  24. @Bintang:
    Yap ... begitu mbak. Saya langsung gagap ditanya sama anak :)

    ReplyDelete

Untuk saat ini kotak komentar saya moderasi karena banyaknya komen spam yang masuk. Silakan tinggalkan komentar ya. Komentar Anda akan sangat berarti bagi saya tapi jangan tinggalkan link hidup. Oya, komentar yang kasar dan spam akan saya hapus ya ^__^